Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEREDUKSI PERILAKU SEKS BEBAS DI KALANGAN REMAJA Yeni Susilaningsih, Chaterina; Sri Rahayu, Dwi
Widya Warta No. 01 Tahun XLIII/Januari 2019
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Kampus Kota Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adolescents are a stage of full human development. In completing this development task, teenagers are faced with various challenges. One of the challenges faced by adolescents is tempted by promiscuity. Because at this age the individual has a high curiosity and a feeling of wanting to experiment. So that teenagers are easy to do things that are deviant, one example is free sex. Therefore, counselors have a high contribution to the development of healthy adolescents. Counselors can provide group guidance services to students on topics that discuss the effects or dangers of free sex and other information about the dimensions of human sexuality. Through group guidance services, students' knowledge of the impact or danger of premarital sexual relations increases. Students will understand the negative effects of free sex, such as pregnancy outside marriage, dropping out of school, contracting sexually transmitted diseases such as HIV/AIDS, syphilis, and the like. Furthermore, if students know and understand all the effects of free sex, students are able to distance themselves and not take actions that lead to promiscuity and free sex. The group guidance techniques that have been proven effective to improve students' understanding of the impact or danger of free sex include (1) Focus Group Discussion (FGD), (2) Modeling symbollic, (3) Discussion, (4) Bibliotherapy, (5) Tasks , (6) Home Room, and (7) Faith-Based Harmony.
PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN KELOMPOK BERBANTUAN FILM EDUKASI UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA SMA Yeni Susilaningsih, Chaterina
Widya Warta No. 01 Tahun XXXIX/Januari 2015
Publisher : Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Kampus Kota Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.444 KB)

Abstract

The objectives of this research are (1) to describe the implementation of group counseling andgeneral condition of empathy at “Bonaventura” Catholic High School of Madiun, (2) to resultin the model of development of educational films assisted group counseling services toincrease empathy of high school students, and (3) to know the effectiveness of educationalfilms assisted group counseling services to increase the students’ empathy. The researchdesign used is Research and Development (R & D) up to the eighth stage, that is, arriving atthe final product, which had been validated by two experts and two practitioners. The data analysis made use of non-parametric Wilcoxon sign rank method. The results of the study are(1) group counseling services at “Bonaventura” Catholic High School of Madiun did not discuss empathy thoroughly, (2) educational films assisted group counseling services werediscovered, and (3) the trial results showed an increase 27.15%. The results of the statistical test using the Wilcoxon test with Z = 2.8005, in the table of Statisticsb Test, indicated thescore Asymp. Sig. (2-tailed) = 0.005 < α = 0.05. Therefore, Ho was rejected. It means that educational films assisted group counseling proved to be effective to increase the students’empathy.
Model Empathy Training berbantuan Teknik Biblioterapi untuk Calon Konselor Dwi Sri Rahayu; Chaterina Yeni Susilaningsih
JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia) Vol 5, No 1 (2020): Volume 5 Number 1, March 2020
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.676 KB) | DOI: 10.26737/jbki.v5i1.1218

Abstract

Pentingnya empati untuk konselor tidak diragukan lagi. Sehingga calon konselor perlu dibekali keterampilan empati. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana profil empati calon konselor?, (2) bagaimana pelaksanaan empathy training untuk calon konselor?, (3) bagaimana keefektifan model empathy training berbantuan teknik bibliotherapy untuk calon konselor?. Tujuan dilaksanakannya penelitian in iadalah (1) mendeskripsikan profil calon konselor dalam aspek empati, (2) mendeskripsikan pelaksanaan empathy training yang diberikan kepada calon konselor, (3) mendeskripsikan keefetktifan model empathy training berbantuan teknik bibliotherapy untuk calon konselor. Metode  dalam penelitian ini adalah R&D yang dimodifikasi hanya sampai 6 langkah. Sampel terdiri dari 27 mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Katolik Widya Mandala Madiun. Hasil penelitian menyatakan bahwa (1) profil empati calon konselor sebelum diberi treatment adalah 5 mahasiswa berada pada kategori sedang, 19 mahasiswa dengan kategori rendah, dan 3 mahasiswa lainnya berada pada kategori sangat rendah, (2) pelaksanaan empathy training berbantuan teknik biblioterapi dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu identifikasi, pemilihan referensi, presentasi dan tindak lanjut, (3) model empathy training berbantuan teknik biblioterapi efektif untuk meningkatkan empati calon konselor. Hal ini diketahui dari hasil uji statistik paired sample t test yang memperoleh hasil taraf siginifikansi = 0 <  maka H0 ditolak. Jadi rata-rata nilai posttest lebih baik dari pada pretest. Data pre  tes menunjukan 19% mahasiswa dengan kategori sedang, 70% dengan kategori rendah, dan 11% nya menempati kategori sangat rendah. Sementara data hasil posttest menunjukan bahwa terdapat 98% mahasiswa berada pada kategori tinggi dan 2% berada pada kategori sedang.
Penerapan Layanan Karier Untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa SMK PGRI Wonoasri Kabupaten Madiun Widodo, Bernardus; Susilaningsih, Chaterina Yeni
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 4 No. 1 (2021): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (664.813 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v4i1.199

Abstract

Tujuan penelitian (1) Mengetahui tingkat kematangan karier siswa SMK PGRI Wonoasri Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2018 - 2019, (2) Mengetahui sejauh mana penerapan layanan karir dapat meningkatkan kematangan karier siswa kelas XII SMK PGRI Wonoasri Kabupaten Madiun. Penelitian ini menggunakan pola One Group Pretest – Posttest Design. Populasi penelitian adalah siswa kelas XII Akuntansi SMK PGRI Wonoasri Kabupaten Madiun pada tahun pelajaran 2018 - 2019 yang berjumlah 49 orang. Sampel penelitian ditetapkan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi melalui pemberian materi karier dan konseling kelompok karier dengan tahapan sebagai berikut: 1) tahap pembentukan, 2) tahap peralihan, 3) tahap kegiatan, 4) tahap pengakhiran, dan angket kematangan karier. Analisis data penelitian menggunakan rumus bangun t-Test. Hasil penelitian diketahui skor mean sebelum diberikan intervensi melalui penerapan layanan karier sejumlah 85,60, dan skor mean setelah diberikan penerapan layanan karier menjadi 88,90, sehingga dapat disimpulkan terjadi peningkatan tingkat kematangan karier siswa melalui penerapan layanan karier. Simpulan dalam penelitian ini adalah 1) adanya peningkatan kematangan karier siswa melalui penerapan layanan karier sejumlah 3,30 %. Hal ini dapat diketahui dari skor mean sebelum diberikan perlakuan sejumlah 85,60 dan sesudah diberikan perlakuan sejumlah 88,90, 2) penerapan layanan karier efektif dalam meningkatkan kematangan karier siswa SMK PGRI Wonoasri Kabupaten Madiun. 
PENERAPAN E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN PENDIDIKAN SEKS TERHADAP SISWA Rahayu, Dwi Sri; Susilaningsih, Chaterina Yeni; Indrawati, Chatarina Dian
Jurnal Terapan Abdimas Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (797.456 KB) | DOI: 10.25273/jta.v4i2.4800

Abstract

Abstract. A gadget product that seems to be a mandatory equipment for students is a smartphone. Such conditions present positive and negative impacts. The freedom of students to access everything from their smartphone triggers free sex. Students feel awkward and embarrassed to ask questions or just share about their sex lives. So they tend to look for answers by accessing information needed on the internet through their smartphone. This is the driving factor for promiscuity. The aim of this PKM-S is that BK teachers have the skills to provide sex education to their students by utilizing technological sophistication. PKM-S is held at St. Vocational School. Bonaventura 1 Madiun. The method used in the implementation of the PKM-S is socialization, training, and mentoring. The results achieved are 1) students begin to dare to talk about their sex life with counselors, 2) students know the adverse effects of free sex behavior, 3) students are able to filter information about sex, 4) BK teachers provide e-learning based sex education services, 5) enhancing BK service innovation. Partners feel very helpful to provide prevention to St. Vocational School students. Bonaventure 1 Madiun in order to keep away from free sex. Because in the implementation of the PKM-S it produces products in the form of e-material which contains information about sex education, including one of them is the impact caused by free sex. Abstrak.Produk gadget yang seolah menjadi peralatan wajib bagi siswa adalah smartphone. Kondisi demikian menghadirkan dampak positif dan negatif. Kebebasan siswa mengakses semua hal dari smartphonenya  memicu terjadinya perilaku seks bebas. Siswa merasa canggung dan malu untuk bertanya atau sekedar sharing tentang kehidupan seks mereka. Sehingga mereka cenderung mencari jawaban dengan mengakses informasi yang dibutuhkan di internet melalui smartphonenya. Hal ini yang menjadi faktor pendorong terjadinya pergaulan bebas. Tujuan PKM-S ini adalah agar Guru BK memiliki keterampilan untuk memberikan pendidikan seks kepada siswanya dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. PKM-S dilaksanakan di SMK St. Bonaventura 1 Madiun. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan PKM-S ini adalah sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan. Hasil yang dicapai adalah 1) siswa mulai berani untuk membicarakan kehidupan seksnya dengan guru BK, 2) siswa mengetahui dampak  buruk dari perilaku seks bebas, 3) siswa mampu memfilter informasi tentang seks, 4) Guru BK memberikan layanan pendidikan seks berbasis e-learning, 5) peningkatan inovasi layanan BK.  Mitra merasa sangat terbantu untuk memberikan pencegahan kepada siswa SMK St. Bonaventura 1 Madiun agar bisa menjauhkan diri dari perilaku seks bebas. Karena di dalam pelaksanaan PKM-S ini menghasilkan produk berupa e-material yang memuat informasi seputar pendidikan seks, termasuk salah satunya adalah dampak yang diakibatkan oleh perilaku seks bebas.
EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK BERBANTUAN MEDIA FILM UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMAN 2 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN Susilaningsih, Chaterina Yeni
JURNAL LENTERA [PENDIDIKAN PUSAT PENELITIAN LPPM UM METRO] Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM Metro
Publisher : Lembaga Penelitian UM Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/jlpp.v3i1.772

Abstract

Pendampingan Pemahaman PIK R Konseling Teman Sebaya Susilaningsih, Chaterina Yeni; Nugroho, Felix Trisuko; Nugroho, Christianto Adhy
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v6i2.12316

Abstract

The impact of changes during adolescence causes many problems to emerge. Metro Jaya Regional Police Chief Inspector General Pol Fadil Imran revealed that in 2022 there were 323 cases of juvenile delinquency in South Jakarta (Antara News.com), 2009 Ministry of Health data occurred in 4 big cities in Indonesia (Medan, Central Jakarta, Bandung and Surabaya) sexual behavior premarital sex among teenagers shows that 35.9% of teenagers have friends who have had premarital sex and 6.9% of respondents have had sex pre-wedding. One way to overcome teenage problems is to form a forum for teenagers to tell stories, exchange ideas, and convey their issues through small groups, namely the Youth Information and Counseling Center (PIK R). This community service aims to provide assistance and understanding to students about the benefits of PIK R Peer Counseling. The implementation method was carried out in 2 meetings: socialization and assistance regarding the current condition of the problem and introduction to PIK R Peer Counseling and PPKS. This community service concludes is that there are still many students at school who do not know about PIK R and its role for teenagers, and there are no peer counselors and PPKS task forces at school. Dampak adanya perubahan pada masa remaja menyebabkan munculnya banyak permasalahan. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengungkapkan selama tahun 2022 terdapat 323 kasus kenakalan remaja di Jakarta Selatan (Antara News.com), data Depkes tahun 2009 terjadi di 4 kota besar di Indonesia (Medan, Jakarta Pusat, Bandung, dan Surabaya) perilaku seksual pranikah dikalangan remaja menunjukkan 35,9% remaja mempunyai teman yang sudah pernah melakukan hubungan seks pranikah dan 6,9% responden telah melakukan hubungan seks pranikah. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan remaja dibentuklah suatu wadah untuk remaja bercerita, bertukar pikiran, dan menyampaikan masalahnya melalui kelompok kecil yaitu Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R). Tujuan abdimas ini adalah memberikan pendampingan dan pemahaman kepada siswa tentang manfaat PIK R Konseling Teman Sebaya. Metode pelaksanaan dilakukan 2 kali pertemuan: sosialisasi dan pendampingan kondisi permasalahannya saat ini dan pengenalan PIK R Konseling Teman Sebaya dan PPKS. Kesimpulan abdimas ini adalah masih banyak siswa di sekolah yang belum mengetahui tentang PIK R dan perannya bagi remaja, serta belum adanya konselor teman sebaya dan satgas PPKS di sekolah.