Isu lingkungan hidup menjadi hal yang sering dibicarakan di kancah global. Laboratorium menjadi sumber penghasil limbah B3 karena labolatorium umumnya menggunakan bahan-bahan kimia yang berbahaya jika dibuang langsung ke lingkungan. Selama beberapa tahun terakhir, kimia “hijau” telah dikembangkan pada praktik berkelanjutan di laboratorium dan industri untuk membatasi penggunaan energi, pelarut, dan bahan habis pakai. Beberapa alat penilaian “kehijauan” telah dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir, namun tidak memberikan perkiraan kuantitatif mengenai dampak lingkungan dari kimia analitik. Penilaian siklus hidup atau Life Cycle Assessment dapat melengkapi alat-alat ini karena merupakan metodologi holistik untuk menilai dampak lingkungan dari berbagai tahapan metode analitik, khususnya langkah preparasi sampel. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan prosedur pengujian destruksi basah atau destruksi kering yang menghasilkan dampak lingkungan lebih kecil secara keseluruhan menggunakan aplikasi simaPro 9.6.0.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pengujian destruksi kering menimbulkan dampak yang lebih kecil dibandingkan prosedur pengujian destruksi basah di seluruh kategori dimana nilai persentasi dampak kerusakan pada kesehatan manusia sebesar 47%, kualitas ekosistem sebesar 48% dan sumber daya sebesar 49%. Berdasarkan nilai dampak kerusakan global warming potential, prosedur pengujian destruksi basah sebesar 7,54, hasil ini lebih besar dibandingkan dengan nilai prosedur pengujian destruksi kering sebesar 5,77.