Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Program Sekolah Penggerak dan Peran Guru Penggerak Berdasarkan Kurikulum Merdeka Bagi Guru Yayasan Asshodiqiyah Kota Semarang: - Irawaty, Irawaty; Suran Ningsih, Ayup; Prabowo, Muchammad Shidqon; Setyasto, Novi; Wardani, Novia Wahyu; Munawaroha, Eem; Hanuma, Holy Latifah; Farlina, Iin; Indriyani, Widia; Lestari, Endriyani
LOSARI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : LOSARI DIGITAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53860/losari.v5i1.123

Abstract

Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) dan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SP IT) yang merupakan bagian dari Yayasan Asshodiqiyah Semarang, yang berlokasi di Kecamatan Gayamsari Kota Semarang. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) mengeluarkan kebijakan dalam pengembangan Kurikulum Merdeka (KM) yang diberikan kepada satuan pendidikan sebagai opsi tambahan dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kurikulum Merdeka (KM) hadir sebagai respon baik Pemerintah atas dampak Pandemi Covid 19 yang berdampak pada dunia pendidikan. Program utama untuk mewujudkan KM adalah melalui Program Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak. Program Guru Penggerak diharapkan memiliki peran menjadi katalis perubahan pendidikan di daerahnya. Salah satu tujuan yang diharapkan tercapai oleh Guru Penggerak adalah menjadi bagian dalam mewujudkan Digitalisasi Sekolah. Digitalisasi Sekolah yaitu sekolah dan guru diharapkan mulai menggunakan platform digital yang bertujuan mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi, menambah inspirasi, dan pendekatan yang customized. Media Pembelajaran yang inovatif memiliki peran penting dalam proses digitalisasi sekolah. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra dari tim pengusul adalah SMP IT dan SD IT Yayasan Asshodiqiyah Semarang belum menjadi Sekolah Penggerak dan guru-guru didalam belum menjadi guru penggerak. Melalui pelatihan yang diberikan oleh Tim Pengabdian Masyarakat kepada guru SMP dan SMK Yayasan Asshodiqiyah Semarang, baik sekolah maupun guru mengenal dan mengikuti Program Sekolah Penggerak dan Program Guru Penggerak.
Penguatan Diferensiasi Pembelajaran Bagi Guru Sekolah Dasar Negeri Tambakrejo 01 Kota Semarang Guna Optimalisasi Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Rasdi; Suran Ningsih, Ayup; Niravita, Aprila; Irawaty; Hanum, Holy Latifah; Saman, Mohamad; Indriyani, Widia; Febriani, Diyah Anggun; Sugiyono, Tri
LOSARI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : LOSARI DIGITAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53860/losari.v5i2.150

Abstract

Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan berbagai muatan internal pembelajaran yang isinya lebih optimal, memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk membiasakan diri dengan konsep dan memperkuat kompetensinya. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai sumber pengajaran untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat belajar siswa. Berdasarkan isu-isu spesifik yang ditetapkan oleh pemerintah, telah dikembangkan proyek-proyek yang memperkuat pencapaian profil siswa Pancasila. Proyek tidak bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan karena itu tidak terkait dengan isi mata pelajaran. Salah satu perbedaan antara kurikulum mandiri dengan kurikulum sebelumnya berkaitan dengan pembelajaran. Pembelajaran yang dibedakan diterapkan dalam kurikulum mandiri. Pembelajaran yang dibedakan adalah pendekatan yang memungkinkan guru untuk mengembangkan strategi yang memenuhi kebutuhan setiap siswa. Champan dan King mengemukakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang dibedakan berdasarkan kemampuan, profil belajar siswa, dan minat untuk menunjukkan pembelajaran yang berdiferensiasi, dengan ketentuan bahwa pendekatan pengajaran harus didasarkan pada perbedaan karakteristik individu di dalam kelas. menjawab kebutuhan siswa. Pembelajaran yang dibedakan bukanlah suatu program, metode atau strategi, melainkan suatu cara berpikir, suatu filosofi tentang bagaimana menghadapi perbedaan siswa. Pembelajaran berdiferensiasi adalah seperangkat kegiatan pembelajaran yang disusun sesuai dengan kebutuhan siswa, dengan tujuan membantu siswa mencapai pembelajaran. Dengan kata lain, pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan metode pembelajaran yang memberikan ruang kepada siswa untuk mengembangkan potensinya sesuai dengan kemauan dan minat belajarnya. Pengabdian dilaksanakan dengan metode ceramah dengan pelatihan dan pendidikan kepada 11 orang guru di SDN Tambakrejo Kota Semarang.