Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MEREGENERASI HABITAT URBAN MELALUI PERANCANGAN ARSITEKTUR REGENERATIF UNTUK LEBAH DI JAKARTA SELATAN Sutrisno, Jennifer; Supatra, Suwandi
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 7 No. 2 (2025): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v7i2.35566

Abstract

The phenomenon of massive urban expansion in areas such as South Jakarta has led to the issue of habitat degradation and increasing ecological pressure on various pollinator species, particularly bees, which play a vital role in maintaining ecosystem balance. This research stems from the problem of how the characteristics of the built environment in urban areas affect the survival of bees, how architecture can represent the needs of other species, and what can be learned from bees in defining space, ecological relationships, and urban sustainability. The aim of this research is to identify the characteristics of the built environment that impact bee survival, and to explore the potential of regenerative architecture that can represent the needs of other species. Method used is descriptive qualitative analysis using a case study strategy focused on regenerative bee architecture. The research steps include site analysis, literature and case studies, field observation, concept formulation, and design development based on regenerative architectural principles for bees. The research results show that the characteristics of the built environment in South Jakarta—such as green space fragmentation and ecological pressure—negatively affect bee survival. The findings reveal that integrating regenerative architectural principles with the spatial behavior of bees can create adaptive spaces that support ecosystems. The novelty of this study lies in its design approach that positions bees as subjects of design, and in the application of regenerative concepts in the apiary zone, where bee activity cycles and spatial machines allow visitors to experience the product directly. Keywords:  apiary; bees; biophilic; regenerative Abstrak Fenomena ekspansi ruang kota yang masif di kawasan urban seperti Jakarta Selatan telah menyebabkan isu degradasi habitat alami dan tekanan ekologis bagi berbagai spesies polinator, khususnya lebah, yang memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Penelitian ini bertolak dari permasalahan: bagaimana karakteristik lingkungan binaan urban mempengaruhi keberlangsungan hidup lebah, serta bagaimana arsitektur dapat merepresentasikan kebutuhan spesies lain, dan apa yang dapat dipelajari dari lebah dalam mendefinisikan ruang, relasi ekologis, dan keberlanjutan kota. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik lingkungan binaan yang berdampak terhadap keberlangsungan hidup lebah, serta mengeksplorasi potensi arsitektur regeneratif yang mampu merepresentasikan kebutuhan spesies lain. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan strategi studi kasus, yang berfokus pada arsitektur regeneratif untuk lebah. Langkah penelitian meliputi analisis tapak, studi literatur dan kasus, observasi lapangan, perumusan konsep, dan perancangan berbasis prinsip arsitektur regeneratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik lingkungan binaan di Jakarta Selatan, seperti fragmentasi ruang hijau dan tekanan ekologis, berdampak negatif terhadap keberlangsungan lebah. Temuan penelitian mengungkap bahwa integrasi prinsip arsitektur regeneratif dengan perilaku spasial lebah mampu menciptakan ruang yang adaptif dan mendukung ekosistem. Kebaruan penelitian ini terletak pada pendekatan desain yang menjadikan lebah sebagai subjek perancangan serta penerapan konsep regeneratif pada zona apiary di mana terdapat siklus aktivitas lebah, serta penerapan spatial machine yang memungkinkan pengunjung merasakan produk secara langsung.
TELAAH TERHADAP PANDUAN RANCANG KOTA, KAWASAN PONDOK INDAH: SUB KAWASAN DI RUAS 1 Ariaji, Priscilla Epifania; Salim, Justine; Horis, Ivonne Nelvina; Sutrisno, Jennifer
Jurnal Serina Abdimas Vol 2 No 3 (2024): Jurnal Serina Abdimas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jsa.v2i3.32387

Abstract

The dynamic changes and development of Jakarta have actually been considered and anticipated through the creation of Urban Design Guidelines (UDGL), which are usually evaluated every five years. Pondok Indah area is one of the areas that holds significance in its development in the southern part of Jakarta and already has the Pondok Indah Area Urban Design Guidelines, last revised in 2012. This PKM (Community Service Program) aims to contribute by participating in the evaluation of the implementation of existing Urban Design Guidelines in Jakarta. The focus of observation taken from the UDGL is the Pondok Indah Area UDGL established by Governor Regulation number 185 of 2012. The area's vision as an integrated business center serving domestic and international businesses needs to be assessed for its development. The evaluation of the Pondok Indah Area UDGL will be divided into three PKM proposals focusing on sub-areas in Sections 1, 2, and 3. This proposal will focus on the sub-area in Section 1. The method used is descriptive-analytical-comparative, comparing government plans outlined in the UDGL with actual conditions in the field. Data collection is conducted through literature review and field surveys, followed by a comparative analysis method, evaluating the actual occurrences to draw conclusions. The main questions focus on "How and to what extent has the UDGL been realized in the field?" and "What problems arise if the plans are not implemented?" Through this PKM, it is hoped that an evaluation book will be produced to provide input for the future development of the Pondok Indah Area UDGL. ABSTRAK Perubahan dan perkembangan Kota Jakarta sebenarnya sudah dipikirkan dan diantisipasi dengan dibuatnya Panduan Rancang Kota (PRK) atau sering disebut Urban Design Guideline (UDGL) yang biasanya di evaluasi setiap 5 tahun sekali, Kawasan Pondok Indah merupakan salah satu kawasan yang memiliki arti penting dalam perkembangannya di selatan Kota Jakarta, dan sudah memiliki PRK Kawasan Pondok Indah yang terakhir direvisi pada tahun 2012. PKM ini mencoba berkontribusi dengan cara ikut serta mengevaluasi realisasinya Panduan Rancang Kota yang ada di Jakarta. Fokus amatan PRK yang diambil adalah PRK Kawasan Pondok Indah yang ditetapkan oleh Pergub nomor 185 tahun 2012. Visi kawasasan sebagai Kawasan terpadu pusat bisnis yang melayani bisnis domestik maupun international perlu dilihat perkembangannya. Evaluasi PRK Kawasan Pondok Indah ini nantinya akan dibagi menjadi 3 proposal PKM yang fokus pada sub Kawasan di Ruas 1; Sub Kawasan di Ruas 2 dan Sub Kawasan di Ruas 3. Proposal ini akan fokus pada Sub Kawasan di Ruas 1. Metode yang digunakan adalah deskriptif-analisis-komparatif dengan membandingkan rencana pemerintah dalam muatan PRK dengan kondisi nyata di lapangan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kajian literatur dan survai ke lapangan untuk kemudian dilanjutkan metode analisis komparatif, mengevaluasi kebenaran yang terjadi sehingga nantinya bisa ditarik kesimpulan-kesimpulan. Pertanyaan fokus pada `Bagaimana dan seperti apa atau sudah samapi manakah realisasi PRK di lapangan, serta `Apa permasalahan yang terjadi jika sampai rencana tadi belum terealisasi. Melalui PKM ini diharapkan akan dapat menghasilkan buku evaluasi sebagai yang berguna sebagai masukan untuk pengembangan PRK Kawasan Pondok Indah nantinya.