Peatlands are critical ecosystems with a strategic role in carbon storage and global climate balance. However, the condition of peatlands in Pontianak, West Kalimantan, has suffered serious degradation due to fires and improper land management, threatening their ecological functions and the socio-economic well-being of local communities. This study aims to formulate a regenerative architectural approach that can restore the ecological functions of peatland ecosystems while also addressing the need for adaptive and sustainable spaces. The literature review refers to regenerative design theory, which goes beyond sustainable and restorative design by emphasizing the synergy between humans and nature to create healthy and productive ecological systems. The methods used include literature studies, analysis of peatland characteristics, and conceptual design based on regenerative principles, including efficient water management and the use of lightweight materials and construction techniques responsive to peat conditions. The results indicate that regenerative architectural design can minimize ecological damage by maintaining groundwater levels, supporting biodiversity recovery, and creating educational spaces for communities to understand the importance of peatland conservation. This approach allows for a balanced integration of environmental, social, and economic needs in the sustainable development of degraded peatland areas. Keywords: land degradation; peatland; pontianak; regenerative architecture Abstrak Lahan gambut merupakan ekosistem penting dengan peran strategis dalam penyimpanan karbon dan keseimbangan iklim global, namun kondisi lahan gambut di Pontianak, Kalimantan Barat, mengalami degradasi serius akibat kebakaran dan pengelolaan yang tidak sesuai, yang mengancam fungsi ekologis dan sosial ekonomi masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan merumuskan pendekatan arsitektur regeneratif yang mampu mengembalikan fungsi ekosistem lahan gambut sekaligus memenuhi kebutuhan ruang yang adaptif dan berkelanjutan. Kajian literatur mengacu pada teori desain regeneratif yang melampaui desain berkelanjutan dan restoratif, menekankan pada sinergi antara manusia dan alam untuk menciptakan sistem ekologi yang sehat dan produktif. Metode yang digunakan adalah studi literatur, analisis karakteristik lahan gambut, dan perancangan konseptual dengan prinsip regeneratif, termasuk pengelolaan air yang efisien dan penggunaan material serta teknik bangunan yang ringan dan responsif terhadap kondisi gambut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain arsitektur regeneratif diharapkan dapat meminimalkan kerusakan ekologis dengan mempertahankan kadar air tanah, mendukung pemulihan biodiversitas, dan menciptakan ruang edukatif bagi masyarakat tentang pentingnya konservasi gambut. Pendekatan ini memungkinkan terciptanya keseimbangan antara kebutuhan lingkungan, sosial, dan ekonomi dalam pembangunan berkelanjutan di kawasan gambut yang terdegradasi.