Penelitian ini bertujuan menganalisis secara mendalam keberadaan dan aktivitas Yesus Kristus selama tiga hari antara kematian dan kebangkitan-Nya, dengan fokus pada pemaknaan teologis atas Efesus 4:9 dan 1 Petrus 3:18–20. Metode penelitian menggunakan hermeneutika eksegetis untuk menafsirkan teks-teks Alkitab kunci, dilanjutkan dengan analisis deskriptif-komparatif terhadap tiga tradisi besar teologi sistematika: Katolik Roma, Ortodoks Timur, dan Reformed/Protestan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan mendasar terkait tujuan dan fungsi Descensus: sebagai pembebasan orang benar Perjanjian Lama (Katolik), penghancuran kuasa maut (Ortodoks), ataupun penderitaan psikis atau proklamasi kemenangan Kristus (Reformed). Perbedaan ini terkait erat dengan pandangan masing-masing tradisi tentang intermediate state dan keberadaan tempat penantian seperti Limbus Patrum. Analisis menegaskan bahwa penafsiran yang paling konsisten dengan tema Kristologis dan eskatologis Perjanjian Baru adalah pemahaman Descensus sebagai deklarasi kemenangan kosmik Kristus atas Hades dan kuasa jahat, tanpa harus mengasumsikan adanya kesempatan kedua keselamatan atau tempat penantian sementara yang problematis secara dogmatis. Studi ini menegaskan kembali relevansi Descensus dalam memahami status kerendahan (humiliationis) dan peninggian (exaltationis) Kristus, serta menawarkan kerangka teologis yang integratif bagi pembacaan kontemporer.