Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Urgensi Adopsi Kepemimpinan Kristus bagi Transformasi Karakter Para Hamba Tuhan di Era Masa Kini : Markus 10:45 Kosasih, Indriani; Afaradi, Asep
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 3 (2025): Desember
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kepemimpinan Yesus Kristus merupakan model kepemimpinan yang menekankan kerendahan hati, pelayanan tanpa pamrih, dan integritas rohani yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji urgensi adopsi kepemimpinan Kristus bagi transformasi karakter para hamba Tuhan di era masa kini berdasarkan Markus 10:45. Melalui metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literatur, penelitian ini menyoroti bagaimana prinsip kepemimpinan Kristus dapat menjadi dasar pembentukan karakter pemimpin rohani yang sejati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan Kristus yang berorientasi pada pelayanan, pengorbanan, dan kasih menjadi solusi bagi tantangan kepemimpinan gereja modern yang cenderung terpengaruh oleh pola duniawi. Dengan meneladani Kristus, para hamba Tuhan diharapkan mampu menjadi pemimpin yang melayani dengan kasih, berintegritas, dan berdampak positif bagi komunitas iman serta masyarakat luas.
Karya Allah Atau Iblis : Analisis Teologis Atas Penyaliban Yesus Sebagai Opus Dei Berdasarkan Perspektif Injil Markus 8:31 : Penelitian Tan Markus Setiadi Wahyu; Kosasih, Indriani; Tampubolon, Maruli Tua; Siregar, Humala Andi Aposan; Amtiran, Abdon
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 2 (October 202
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i2.3309

Abstract

This article explores the theological paradox found in the Passion narrative of Christ as foretold in Gospel of Mark 8:31–33. The central focus of this study is to examine how the crucifixion of Jesus an event that outwardly appears to be an evil act inspired by the Devil and executed by sinful human hands can simultaneously be understood as Opus Dei, the supreme work of God for the salvation of humanity. This research applies a qualitative method using historical-critical exegesis combined with narrative theological analysis to uncover the deep theological meaning within the text. The analysis demonstrates that Mark intentionally portrays the tension between God’s sovereign redemptive plan and satanic opposition to emphasize the paradoxical character of a suffering Messiah. Through Peter, Satan attempts to divert Jesus from the path of suffering, but Jesus firmly rejects the temptation, affirming the cross as the will of the Father. Therefore, the crucifixion becomes the decisive moment where the forces of darkness are paradoxically employed by God to bring about His plan of redemption. This event embodies both Opus Diaboli and Opus Dei a point in salvation history where the greatest evil is ultimately overcome by the greatest love.
Analisis Makna Sebutan “Allah Anak” dan “Anak Allah” dalam Implementasinya Bagi Gereja Masa Kini : Penelitian Sitinjak, Ferdinand; Kosasih, Indriani; Kristianto , David; Ruben Nesimnasi
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 2 (October 202
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i2.3462

Abstract

Istilah Allah Anak dan Anak Allah merupakan dua ungkapan yang sering digunakan dalam tradisi Kristiani untuk menunjuk kepada Yesus Kristus sebagai pribadi kedua dari Allah Tritunggal. Namun, kedua sebutan ini sering kali menimbulkan kesalahpahaman baik di kalangan umat Kristen maupun dalam dialog lintas iman. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis secara teologis dan eksegetis makna kedua istilah tersebut, serta mengkaji implikasinya bagi kehidupan dan pengajaran gereja masa kini. Dengan menggunakan pendekatan analisis biblika dan teologi sistematika, tulisan ini menunjukkan bahwa istilah Allah Anak menekankan natur keilahian Yesus, sedangkan Anak Allah menegaskan relasi-Nya dengan Bapa dan karya penyelamatan-Nya bagi manusia. Pemahaman yang benar terhadap dua istilah ini menuntun gereja untuk mengajarkan Kristologi yang ortodoks, menghindari penyimpangan ajaran, dan memperkuat iman jemaat terhadap keilahian Kristus
Peran Teknologi Digital di Era Teologi Modern Kosasih, Indriani
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 2 (October 202
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i2.3680

Abstract

Perkembangan teknologi digital dalam dua dekade terakhir telah membawa transformasi signifikan di berbagai bidang, termasuk teologi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk-bentuk pemanfaatan teknologi digital dalam studi, praktik, dan penyebaran informasi tentang doktrin-doktrin teologi, serta implikasinya terhadap perkembangan spiritualitas dan pendidikan keagamaan. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif berbasis studi literatur, penelitian ini mengidentifikasi bahwa teknologi digital, seperti platform pembelajaran online, aplikasi Alkitab digital, kecerdasan buatan (AI), dan media sosial, menyediakan akses pengetahuan teologis yang lebih luas, memperkuat interaksi komunitas iman, dan memfasilitasi model pembelajaran yang lebih fleksibel. Namun, penulis juga menyoroti tantangan yang muncul, termasuk risiko terjadinya misinformasi teologis, menurunnya bahkan hilangnya kedalaman refleksi spiritual, dan ketergantungan berlebihan pada teknologi. Hal ini menyebabkan penulis tertarik membahas topik peran teknologi digital di era teologi modern. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi digital dalam teologi modern membawa peluang besar bagi perkembangan ilmu dan praktik iman, tetapi tetap memerlukan pendekatan kritis dan etis agar tetap selaras dengan dasar-dasar teologis yang benar.
Penguatan Konsep Pengajaran Doktrin Tritunggal pada Gereja Masa Kini Berdasarkan Kajian Historis-Teologis Kosasih, Indriani; Simon Baitanu
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 2 (October 202
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i2.3717

Abstract

Doktrin Tritunggal merupakan salah satu ajaran paling fundamental dalam teologi Kristen, namun sering disalahpahami, baik oleh kalangan Kristen maupun non-Kristen. Beragam interpretasi muncul akibat minimnya pemahaman teologis yang benar, paparan terhadap ajaran-ajaran sesat, serta kurangnya pengajaran doktrinal yang sistematis di gereja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara historis-teologis perkembangan doktrin Tritunggal serta relevansinya bagi pengajaran gereja masa kini. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui studi literatur terhadap teks Alkitab, tulisan bapa gereja, dan literatur teologis klasik serta kontemporer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun istilah “Tritunggal” tidak ditemukan secara eksplisit dalam Alkitab, dasar biblika mengenai keesaan Allah dalam tiga pribadi sangat kuat. Perkembangan historis melalui pemikiran Tertullian, Athanasius, Agustinus, hingga konsili ekumenis meneguhkan doktrin Tritunggal sebagai ajaran ortodoks gereja. Doktrin Tritunggal tidak hanya menjadi fondasi teologis, tetapi juga memiliki implikasi penting terhadap penafsiran Alkitab, identitas gereja sebagai komunitas relasional, serta praktik ibadah, misi, dan etika Kristen. Pemahaman yang benar mengenai Tritunggal membantu gereja membangun kehidupan iman yang sehat, relasional, inklusif, dan berorientasi pada misi Allah. Dengan demikian, penguatan pengajaran doktrin Tritunggal menjadi kebutuhan mendesak bagi gereja masa kini agar jemaat memiliki dasar iman yang kokoh di tengah tantangan teologis modern.