Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal yang memengaruhi strategi pemasaran rumah sakit pemerintah pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR) terhadap publikasi nasional dan internasional periode 2015–2025, studi ini mengidentifikasi bahwa faktor eksternal yang paling dominan adalah regulasi JKN dan mekanisme pembayaran INA-CBGs. Kedua faktor tersebut menuntut efisiensi biaya yang tinggi, membatasi fleksibilitas harga, serta memengaruhi struktur pendapatan rumah sakit. Faktor eksternal lain yang turut berpengaruh mencakup dinamika politik dan hukum, kondisi ekonomi makro, serta perubahan demografi yang mendorong meningkatnya permintaan layanan kesehatan. Di sisi internal, penelitian menemukan bahwa tiga elemen utama sumber daya manusia (People), proses layanan (Process), dan bukti fisik (Physical Evidence) memiliki kontribusi signifikan terhadap kepuasan pasien, masing-masing sebesar 28%, 22%, dan 19%. Temuan operasional menunjukkan bahwa rumah sakit pemerintah mempertahankan Average Length of Stay (AvLOS) rendah, berkisar 2,3–4,0 hari, sebagai upaya adaptasi terhadap tekanan biaya dari sistem INA-CBGs. Pada aspek keuangan, rumah sakit pemerintah cenderung memiliki tingkat likuiditas tinggi namun solvabilitas rendah, yang menunjukkan kemampuan baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tetapi sedikit ruang untuk investasi jangka panjang. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa rumah sakit pemerintah perlu menerapkan strategi dualistik: strategi defensif melalui peningkatan efisiensi biaya, serta strategi ofensif melalui diferensiasi mutu layanan berbasis 3P (People, Process, Physical Evidence) agar tetap kompetitif dan berkelanjutan di bawah sistem JKN.