Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat penerapan Good Agricultural Practices (GAP) oleh petani padi di Desa Baderan, Kecamatan Sumbermalang, Kabupaten Situbondo. Agroindustri merupakan alternatif penting untuk mengatasi masalah ekonomi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan analisis persentase dan klasifikasi skor. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, kuesioner, dan wawancara terhadap 15 petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan GAP oleh petani padi di Desa Baderan secara keseluruhan masih tergolong rendah. Indikator dengan penerapan tinggi adalah pengolahan lahan (100%) dan pascapanen (96,75%). Namun, indikator seperti penyemaian (56,75%), pemupukan (41,75%), pengendalian hama (53,25%), panen (51,75%), dan dokumentasi/pencatatan (0%) masih dalam kategori rendah. Sedangkan pemilihan benih (75%) dan pengairan/irigasi (66,75%) berada pada kategori sedang. Rendahnya penerapan GAP ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan pemahaman petani, serta minimnya fasilitas, pelatihan, atau dukungan dari pihak terkait. Disimpulkan bahwa praktik budidaya yang belum optimal ini berpotensi berdampak pada produktivitas dan keberlanjutan pertanian. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pengetahuan teknis, dukungan fasilitas, dan peran aktif lembaga penyuluhan untuk mendorong penerapan GAP secara konsisten di Desa Baderan.