Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Perbedaan Tanda dan Gejala antara Infeksi Dengue Primer dengan Sekunder Salsabila Adinda Rahman; Wida Purbaningsih; Listya Hanum Siswanti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.10515

Abstract

Abstract. Dengue fever infection is caused by the dengue virus flavivirus (DENV). The dengue fever virus can cause primary infection and secondary infection. Primary infection is the first infection by DENV, while secondary infection is the second infection by DENV which can be determined based on serological examination (IgM and IgG). A literature study was conducted to find out the differences in signs and symptoms between primary and secondary dengue fever infections. Researchers used analytical observational methods with a quantitative approach. The population of this study was 1262 dengue fever infection patients in the inpatient unit at Al-Islam Hospital Bandung City in 2022 and 104 data were taken using a simple random sampling technique. Research sampling used secondary data from medical record data. From the research that has been carried out, it was found that patients with secondary infections had more manifestations of bleeding and hepatomegaly than primary infections. The results show that primary dengue infection is milder than secondary infection. In most cases, primary infection shows symptomatic or mild dengue fever, while secondary infection with a different serotype increases the risk of severe dengue fever (Dengue Hemorrhagic Fever, Dengue Shock Syndrome). Abstrak. Infeksi dengue disebabkan oleh flavivirus dengue virus (DENV). Virus dengue bisa menyebabkan infeksi primer dan infeksi sekunder. Infeksi primer adalah infeksi pertama kali oleh DENV, sedangkan infeksi sekunder adalah infeksi kedua oleh DENV yang dapat ditentukan berdasarkan pemeriksaan serologis (IgM dan IgG). Studi literatur dilaksanakan untuk mencari tentang perbedaan tanda dan gejala antara infeksi dengue primer dengan sekunder. Peneliti menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah pasien infeksi dengue unit rawat inap di RS Al-Islam Kota Bandung tahun 2022 yang berjumlah 1262 dan diambil 104 data dengan teknik sampel acak sederhana. Pengambilan sampel penelitian menggunakan data sekunder dari data rekam medis. Dari studi yang telah dilakukan, didapatkan pada pasien infeksi sekunder dengan manifestasi pendarahan dan hepatomegali lebih banyak dibanding infeksi primer. Hasil menunjukkan bahwa infeksi dengue primer lebih ringan dibanding infeksi sekunder. Pada kebanyakan kasus, infeksi primer menunjukan simptomatik atau demam dengue ringan, sedangkan infeksi sekunder dengan serotipe yang berbeda meningkatkan risiko penyakit dengue berat (Demam Berdarah Dengue, Sindrom Syok Dengue).
Gambaran Karakteristik Kanker Payudara Eneng Mira; Maya Tejasari; Listya Hanum Siswanti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.10639

Abstract

Abstract. The most common malignant disease in women is breast cancer. In the world the number of breast cancer sufferers has reached 2.3 million. The occurrence of breast cancer can be caused by several risks, including age, parity status, history of breastfeeding and use of hormonal contraception. This study aims to determine the characteristics of breast cancer patients. This research used a retrospective descriptive method which took place at Al-Ihsan Regional Hospital with 182 research subjects. Data was obtained from secondary data from medical records in the form of age characteristics, breastfeeding history, parity status and use of hormonal contraceptives. The results of the research show that the majority of breast cancer patients at Al-Ihsan Regional Hospital in 2022 are in the 46-55 year age group, namely 70 people (38.4%), 161 people have a history of breastfeeding (88.4%), parity status is mostly 2 –3 children totaling 132 people (72.5%) and using hormonal contraception as many as 155 people (85.2%). This is related to the high levels of the hormones estrogen and progesterone which influence the risk of breast cancer, thus inhibiting the tumor suppressor genes BRCA1 and BRCA2 which causes breast gland cell proliferation to increase. ​Abstrak. Penyakit keganasan terbanyak pada wanita adalah kanker payudara. Di dunia jumlah penderita kanker payudara mencapai angka 2,3 juta. Terjadinya kanker payudara dapat disebakan oleh beberapa risiko, diantaranya adalah usia, status paritas, riwayat menyusui dan penggunaan kontrasepsi hormonal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien kanker payudara. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif yang bertempat di RSUD Al-Ihsan dengan Subjek penelitian sebanyak 182 orang. Data diperoleh dari data sekunder rekam medis berupa karakteristik usia, riwayat menyusui, status paritas dan penggunaan kontrsepsi hormonal. Hasil penelitian menunjukan mayoritas pasien kanker payudara di RSUD Al-Ihsan tahun 2022 pada kelompok usia 46-55 tahun yaitu sebanyak 70 orang (38,4%), riwayat menyusui sebanyak 161 orang (88,4%), status paritas sebagian besar mempunyai 2–3 anak sebanyak 132 orang (72,5%) dan memakai kontrasepsi hormonal sebanyak 155 orang (85,2%). Hal tersebut berkaitan dengan tingginya hormon estrogen dan progesteron yang berpengaruh terhadap risiko terjadinya kanker payudara, sehingga meng-inhibisi tumor supresor gen BRCA1 dan BRCA2 yang menyebakan proliferasi sel kelenjar payudara meningkat.
Gambaran Kombinasi Rejimen Kemoterapi pada Penderita Kanker Payudara Luminal B di RSUD Al-Ihsan Bandung Evana Sandhiya Riksabaya; Maya Tejasari; Listya Hanum Siswanti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.10907

Abstract

Abstract. Luminal B breast cancer is a tumor that has high levels of estrogen receptor positive, progesterone receptor negative, and HER2 positive. HER2 positivity makes breast cancer have a higher genomic risk than luminal A, so the prognosis for luminal B is worse than luminal A. Luminal B breast cancer tends to benefit from chemotherapy. This study aims to understand the description of combination chemotherapy regimens in luminal B breast cancer sufferers at Al-ihsan Hospital Bandung in 2018 - 2022. The number of samples was 222 taken from Al-Ihsan Hospital Bandung. Data was obtained from medical records in the form of breast cancer diagnosis, age, gender, and regimen combination. This technique uses total sampling. Using quantitative observational methods with a cross sectional research design and data analysis using Chi-Square. The research results show that in 2018-2019 the most widely used regimen was DOCE + CYCLOF with percentages of 80% and 48%. In 2020-2021, the majority will be FAC with percentages of 59.2% and 35.1%. In 2022, the majority will be DOCE + CARB (43.9%). The conclusion of this study is to show an overview of the chemotherapy regimen combination for luminal B breast cancer that was most widely used in 2018-2019, namely DOCE + CYCLOF, in 2020-2021, namely FAC, and in 2022, namely DOCE + CARB. Abstrak. Kanker payudara luminal B merupakan tumor yang memiliki reseptor estrogen positif tingkat tinggi, reseptor progesteron negatif, dan HER2 positif. HER2 positif membuat kanker payudara memiliki risiko genomik yang tinggi dibanding luminal A, sehingga prognosis luminal B lebih buruk dibanding luminal A. Kanker payudara Luminal B cenderung mendapat manfaat dari kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami gambaran kombinasi rejimen kemoterapi pada penderita kanker payudara luminal B di RSUD Al-ihsan Bandung tahun 2018 - 2022. Jumlah sampel yaitu 222 yang diambil dari RSUD Al-Ihsan Bandung. Data diperoleh dari rekam medis berupa diagnosis kanker payudara, usia, jenis kelamin, dan kombinasi regimen. Teknik ini menggunakan total sampling. Menggunakan metode kuantitatif observasional dengan desain penelitian cross sectional dan analisis data menggunakan Chi-Square. Hasil penelitian menunjukan pada tahun 2018-2019 regimen yang paling banyak dipakai yaitu DOCE + CYCLOF dengan persentase sebesar 80% dan 48%. Pada tahun 2020-2021 sebagian besar yaitu FAC dengan persetase sebesar 59.2% dan 35.1%. Pada tahun 2022, sebagian besar yaitu DOCE + CARB (43.9%). Kesimpulan penelitian ini adalah menunjukan gambaran kombinasi regimen kemoterapi pada kanker payudara luminal B yang paling banyak digunakan pada tahun 2018-2019 yaitu DOCE + CYCLOF, pada tahun 2020-2021 yaitu FAC, dan pada tahun 2022 yaitu DOCE + CARB.