Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH HARAPAN TERHADAP RESILIENSI WANITA DEWASA MUDA YANG PERNAH MENGALAMI ABORTUS SPONTAN Cathlin, Cintya Amelia; Anggreany, Yuliana; Dewi, Wiwit Puspitasari
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12.337 KB) | DOI: 10.24854/jpu02019-106

Abstract

Abstract – A child presence is a waited moment for young married couples. Unfortunately, some couples have difficulties for having a child. One of the reasons is because of miscarriage or spontaneous abortion. Spontaneous abortion can cause stress to young adult women. They need hope as a protective factor to remain resilient in overcoming stress and to function like before. Thepurpose of this study is to examine the effect of hope on young adult women resilience with spontaneous abortion. The regression models were developed using cross-sectional data. Fifty six participants were recruited through purposive sampling method from Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi. Result showed that hope affects 18.9 percent on resilience of young adult women with spontaneous abortion. The study demonstrated that there is a significant effect of hope on resilience among young adult women with spontaneous abortion. Abstrak — Kehadiran anak menjadi salah satu hal yang dinantikan pasangan muda yang baru menikah. Namun, sejumlah pasangan harus berjuang untuk mendapatkan anak. Salah satu penyebab sulitnya wanita dewasa muda dalam memiliki anak adalah keguguran atau abortus spontan. Kejadian abortus spontan dapat meninggalkan dampak yang membuat wanita dewasa muda masuk dalam kondisi stres. Oleh karena itu, dibutuhkan harapan sebagai faktor protektif resiliensi agar mereka dapat keluar dari kondisi stres dan berfungsi seperti sedia kala. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh harapan terhadap resiliensi wanita dewasa muda yang pernah mengalami abortus spontan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif regresi melalui data cross-sectional. Sebanyak 56 partisipan diperoleh melalui teknik purposive sampling dengan lingkup geografis di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 18.9 persen harapan memengaruhi resiliensi wanita dewasa muda yang pernah mengalami abortus spontan. Studi ini menunjukkan terdapat pengaruh harapan yang signifikan pada resiliensi wanita dewasa muda yang pernah mengalami abortus spontan. 
Pengaruh harapan terhadap resiliensi wanita dewasa muda yang penrah mengalami abortus spontan Cathlin, Cintya Amelia; Anggreany, Yuliana; Dewi, Wiwit Puspitasari
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 6 No 1 (2019)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jpu82

Abstract

Kehadiran anak menjadi salah satu hal yang dinantikan pasangan muda yang baru menikah. Namun, sejumlah pasangan harus berjuang untuk mendapatkan anak. Salah satu penyebab sulitnya wanita dewasa muda dalam memiliki anak adalah keguguran atau abortus spontan. Kejadian abortus spontan dapat meninggalkan dampak yang membuat wanita dewasa muda masuk dalam kondisi stres. Oleh karena itu, dibutuhkan harapan sebagai faktor protektif resiliensi agar mereka dapat keluar dari kondisi stres dan berfungsi seperti sedia kala. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh harapan terhadap resiliensi wanita dewasa muda yang pernah mengalami abortus spontan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif regresi melalui data cross-sectional. Sebanyak 56 partisipan diperoleh melalui teknik purposive sampling dengan lingkup geografis di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 18.9 persen harapan memengaruhi resiliensi wanita dewasa muda yang pernah mengalami abortus spontan. Studi ini menunjukkan terdapat pengaruh harapan yang signifikan pada resiliensi wanita dewasa muda yang pernah mengalami abortus spontan.
Pengenalan Gaya Belajar Siswa Bagi Guru-Guru SDI Desa Kedung Dalem Wiwit Puspitasari Dewi; Rijanto Purbojo; Sandra Handayani Sutanto; Yuliana Anggreany
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.322 KB)

Abstract

Pendidikan untuk kemajuan bangsa dilaksanakan dengan proses yang berkualitas. Diawali oleh suatu sistem pendidikan yang dilaksanakan pada level negara dan kemudian secara sistemis dilaksanakan terutama oleh guru, siswa, dan orang tua. Dalam berbagai tingkatan pendidikan, interaksi antara guru dan siswa merupakan hal yang sangat penting. Keterikatan atau engagement siswa pada proses belajar merupakan syarat utama keberhasilan proses belajar. Permasalahan yang sering muncul adalah bagaimana guru mengenali karakteristik belajar setiap siswa untuk manghasilkan proses belajar yang lebih berkualitas. Setiap siswa umumnya memiliki berbagai cara dalam menerima dan mengolah informasi, sehingga guru perlu memiliki pengetahuan mengenai sensory learning style atau gaya belajar. Gambaran permasalah ini terjadi di Desa Kedung Dalem, Tangerang di mana para guru masih banyak melakukan kegiatan belajar mengajar konvensional dengan metode ceramah. Solusi yang ditawarkan adalah dengan pemberian pengetahuan mengenai gaya belajar dan memfasilitasi pengalaman sederhana dalam merencanakan kegiatan yang memaksimalkan gaya belajar. Kegiatan PkM dilakukan satu kali kepada guru-guru SD dan PAUD di Desa Kedung Dalem bekerjasama dengan Habitat for Humanity yang sudah terlebih dahulu membangun Desa Kedung Dalem. Kegiatan ini dilakukan oleh tim Fakultas Psikologi dengan bidang keahlian di pendidikan, perkembangan anak, dan orang dewasa. Bagian pertama kegiatan berupa seminar mengenai jenis gaya belajar dan metode pengajaran berdasarkan gaya belajar. Bagian kedua berupa workshop berkelompok untuk membuat rencana dan kegiatan pembelajaran berdasarkan gaya belajar. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan rata-rata hasil posstest dibandingkan dengan pretest sebesar 3.5 poin dan hasil diskusi menunjukkan para peserta sudah mampu memberikan rencana kegiatan sesuai tujuan dengan metode yang memaksimalkan gaya belajar.
Pelayanan Trauma Healing Bagi Korban Gempa Lombok Wiwit Puspitasari Dewi; Krishervina R. Lidiawati; Pradipta C. Pratiwi
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.051 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.341

Abstract

Rangkaian bencana gempa bumi Lombok yang dimulai sejak 29 Juli 2018 dan dilanjutkan dengan ratusan gempa susulan menimbulkan dampak fisik maupun psikologis bagi para korbannya. Salah satu dampak psikologis yang terjadi pada korban adalah munculnya gejala trauma yang membuat mereka mengalami disfungsi serta hambatan dalam menjalani rutinitas hidup sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan adanya kegiatan yang bertujuan untuk membantu para korban menjadi lebih stabil dan dapat kembali beradaptasi dengan kehidupan mereka. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini disebut dengan Trauma Healing yang merupakan lanjutan dari kegiatan serupa yang sudah terlebih dahulu dilakukan. Tim dosen Fakultas Psikologi UPH dengan latar belakang pendidikan psikologi klinis dan pendidikan bermitra dengan Baptist Global Response International (BGRI) melaksanakan kegiatan ini dalam bentuk seminar dan workshop selama satu hari. Sebanyak 23 peserta yang merupakan korban gempa dan sekaligus merupakan pemimpin komunitas di Lombok mengikuti kegiatan yang terbagi atas tiga bagian. Bagian pertama adalah seminar mengenai trauma dan Psychological First Aid (PFA), bagian kedua adalah workshop untuk mendengarkan dan relaksasi, serta bagian terakhir adalah workshop teknik bermain dan bercerita. Hasilnya secara umum peserta mendapatkan informasi yang baru mengenai trauma, mengetahui prosedur teknik relaksasi melalui pengaturan pernapasan, serta cara mendengarkan dan berkomunikasi dengan korban yang dalam kondisi trauma
Psikoedukasi Pendidikan Seksualitas: “Love, Sex And Dating” Pada Remaja Krishervina Rani LIDIAWATI; Erni Julianti Simanjuntak; Wiwit Puspitasari Dewi
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.374 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.1004

Abstract

Remaja dijelaskan sebagai masa transisi atau peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa dan tahap terjadinya kematangan seksual atau dikenal dengan istilah pubertas. Perubahan-perubahan secara fisik ini belum diikuti kematangan dalam berpikir jangka Panjang sehingga pengambilan keputusan kerapkali kurang mempertimbangkan resikonya. Pada masa pubertas ini, banyak remaja yang menjalin hubungan dan memiliki kedekatan dengan pasangan lawan jenis (Dari & Ratnawati, 2015). Terbatas dan kurangnya pemngetahuan dalam memahani love, sex dan dating berdampak pada gaya pacaran yang salah atau tidak sehat. Salah satu indikasi pacaran yang tidak sehat adalah terlibat dalam perilaku seks beresiko dan dampak yang dapat ditimbulkan yaitu, hamil di usia dini, HIV/AIDS, dan infeksi menular seksual. Menanggapi fenomena sosial yangberkembang dalam kehidupan remaja dewasa ini, maka pengabdian masyarakat dilakukan dalam bentuk seminar untuk mengedukasi siswa remaja SMA tentang love, Sex and Dating (LSD). Diharapkan melalui psikoedukasi ini, siswa dapat memahami perilaku-perilaku LSD yang sesuai dengan usia mereka dan dapat diterima dalam masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi 61 siswa dapat memahami definisi cinta, pacaran yang sehat dan tujuan dari pacaran.
Pelatihan Pengenalan Remaja dan Dinamika Permasalahannya bagi Mentor Pemuda Pusat Pengembangan Anak (PPA) Cluster Luwu Dewi, Wiwit Puspitasari; Theresia, Allessandra
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 6 (2023): INOVASI PERGURUAN TINGGI & PERAN DUNIA INDUSTRI DALAM PENGUATAN EKOSISTEM DIGITAL & EK
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v6i0.2031

Abstract

Masa remaja merupakan transisi antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial. Perubahan yang terjadi dalam masa transisi memberikan kesempatan bagi pertumbuhan sekaligus potensi risiko bagi remaja. Perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja serta kemampuan yang masih rendah dalam pengelolaan diri membuat remaja cenderung mudah terlibat dalam masalah atau memiliki berbagai isu kesehatan mental. Hal ini membuat diperlukannya pendampingan kepada remaja oleh orang dewasa untuk membantu mereka dalam mengelola diri dan menyelesaikan masalah dengan lebih sehat. Pendampingan remaja ini dilakukan oleh Pusat Pengembangan Anak (PPA) Cluster Luwu, namun terdapat kebutuhan akan pengetahuan yang lebih banyak mengenai remaja dan dinamikanya. Oleh karena itu dilakukan pelatihan yang dapat memberikan pengetahuan serta diskusi terkait masalah remaja yang terdapat di sana. Pelatihan ini dilakukan oleh tim Fakultas Psikologi Universitas Pelita Harapan sebanyak dua sesi kepada 37 mentor pendamping remaja. Dari hasil pelatihan ini diketahui bahwa para peserta menilai bahwa informasi yang diberikan berguna bagi mereka. Selain itu mereka juga mendapatkan pengetahuan serta pemahaman baru mengenai remaja dan langkah praktis yang dapat dilakukan dalam menghadapi remaja di lapangan. Walaupun begitu, masih tetap diperlukan pembekalan lanjutan akan masalah remaja dengan tetap memahami konteks budaya di sana.
A Descriptive Study on Attitudes toward Seeking Professional Psychological Help among Emerging Adults in a K-pop Fan Community Wiwit Puspitasari Dewi; Wulan Dri Puspita
Developmental and Clinical Psychology Vol. 5 No. 1 (2024): June 2024
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/dcp.v5i1.6207

Abstract

Emerging adulthood is a transition period between adolescence and adulthood, where most psychological disorders occur. Emerging adults with K-pop music preferences could also join a fan community, which brings benefits and vulnerability toward mental health because of the dynamics among fans and artists. Hence, emerging adults with mental health problems are suggested to seek a professional to get the appropriate treatment. This study aims to describe the attitude towards psychological professional help. Using the Indonesian ATSPPH-SF as the main instrument, 156 participants from a K-Pop fan community participated voluntarily. The result indicated that most participants had moderate attitudes toward seeking professional psychological help. There was no significant difference in help-seeking attitude by mental health information and visiting professional help. This study implies the importance of better education about help-seeking by introducing mental health professionals to the K-pop fan community. Future studies may consider gathering extensive data from many K-pop fan communities in Indonesia
RESILIENSI IBU TUNGGAL: PERAN KEBERSYUKURAN DAN REGULASI EMOSI: Becoming a Resilient Single Mother: Role of Gratitude and Emotion Regulation Lidiawati, Krishervina Rani; Dewi, Wiwit Puspitasari; Simamora, Shema Christy Noya
Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen Vol. 17 No. 3 (2024): JURNAL ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN 17.3
Publisher : Department of Family and Consumer Sciences, Faculty of Human Ecology, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24156/jikk.2024.17.3.263

Abstract

Kematian suami mendorong istri untuk mengambil peran ganda dalam keluarga, sehingga menyebabkan munculnya berbagai tantangan yang dihadapi oleh ibu tunggal karena harus menghidupi keluarga seorang diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kontribusi kebersyukuran dan regulasi emosi terhadap resiliensi ibu tunggal. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Responden penelitian terdiri dari 143 ibu tunggal berusia 30–60 tahun yang telah ditinggal suami karena kematian selama minimal dua tahun. Data dikumpulkan dengan menggunakan skala Connor Davidson Resilience Scale (CD-RISC) 25, Emotion Regulation Questionnaire (ERQ), dan Gratitude Questionnaire (GQ-6). Hasil penelitian yang dianalisis menggunakan JASP dan SPSS menunjukkan bahwa kebersyukuran dan regulasi emosi secara simultan signifikan memprediksi resiliensi ibu tunggal sebesar 23,6 persen (R²=0,236, F=14,338, p<0,001). Kebersyukuran memprediksi resiliensi sebesar 13,1 persen, sementara regulasi emosi sebesar 15,9 persen. Secara khusus, dimensi regulasi emosi cognitive reappraisal memberikan kontribusi signifikan sebesar 15,7 persen dan expressive suppression sebesar 5,2 persen. Temuan ini menekankan pentingnya kebersyukuran dan regulasi emosi dalam membentuk resiliensi ibu tunggal.