Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengaruh Kecemasan Kesehatan dengan Cyberchondria di tengah Pandemi Covid-19 Erni Julianti Simanjuntak
MANASA Vol 11 No 1 (2022): Juni, 2022
Publisher : Faculty of Psychology, Atma Jaya Catholic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/manasa.v11i1.3325

Abstract

Pandemi Covid-19 adalah persoalan yang masih dan sedang ditangani serta menjadi fokus perhatian seluruh dunia saat ini. Dampak dari Covid-19 terhadap kesehatan fisik dan kesehatan mental terlihat dari respon kecemasan dan ketakutan masyarakat akan kesehatan yang muncul dari persepsi atas keadaan menekan yang dialami. Kecemasan kesehatan (Health Anxiety) adalah kecemasan dan ketakutan berlebihan akan kesehatan yang muncul karena keyakinan atau interpretasi terhadap sensasi dan perubahan tubuh sebagai indikasi mengalami penyakit yang serius (Asmundson, Abramowitz, Richter, & Whedon, 2010; Furer, Walker, & Stein, 2007; Taylor & Asmundson, 2004). Salah satu safety-seeking behavior dalam mengatasi dan menanggapi kondisi pandemi, individu akan mencari informasi-informasi kesehatan melalui internet atau mengunjungi layanan kesehatan online. Kecemasan yang berlebihan yang dikaitkan dengan pencarian informasi kesehatan di internet ini disebut Cyberchondria (Starcevic, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kecemasan kesehatan (Health Anxety) dengan Cyberchondria di tengah pandemi Covid-19. Penelitian dengan metode korelasional mengunakan teknik convenience sampling dilakukan pada 308 orang partisipan penelitian yang merupakan warga negara Indonesia berusia 17 tahun keatas. Instrumen dalam penelitian ini menggunkan Short Health Anxiety Inventory (SHAI) untuk mengukur kecemasan kesehatan dan instrumen Cyberchondria Severity Scale (CSS) untuk mengukur cyberchondria. Data penelitian diuji dengan uji regresi dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan kesehatan berpengaruh signifikan terhadap cyberchondria dimana kecemasan kesehatan ditengah pandemi covid 19 akan memprediksi kecenderungan individu untuk mengalami cyberchondria (R2 = .142, b = 1.516, p = .000; p < .05).
Psikoedukasi Pendidikan Seksualitas: “Love, Sex And Dating” Pada Remaja Krishervina Rani LIDIAWATI; Erni Julianti Simanjuntak; Wiwit Puspitasari Dewi
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.374 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.1004

Abstract

Remaja dijelaskan sebagai masa transisi atau peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa dan tahap terjadinya kematangan seksual atau dikenal dengan istilah pubertas. Perubahan-perubahan secara fisik ini belum diikuti kematangan dalam berpikir jangka Panjang sehingga pengambilan keputusan kerapkali kurang mempertimbangkan resikonya. Pada masa pubertas ini, banyak remaja yang menjalin hubungan dan memiliki kedekatan dengan pasangan lawan jenis (Dari & Ratnawati, 2015). Terbatas dan kurangnya pemngetahuan dalam memahani love, sex dan dating berdampak pada gaya pacaran yang salah atau tidak sehat. Salah satu indikasi pacaran yang tidak sehat adalah terlibat dalam perilaku seks beresiko dan dampak yang dapat ditimbulkan yaitu, hamil di usia dini, HIV/AIDS, dan infeksi menular seksual. Menanggapi fenomena sosial yangberkembang dalam kehidupan remaja dewasa ini, maka pengabdian masyarakat dilakukan dalam bentuk seminar untuk mengedukasi siswa remaja SMA tentang love, Sex and Dating (LSD). Diharapkan melalui psikoedukasi ini, siswa dapat memahami perilaku-perilaku LSD yang sesuai dengan usia mereka dan dapat diterima dalam masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi 61 siswa dapat memahami definisi cinta, pacaran yang sehat dan tujuan dari pacaran.
Pengembangan Skala Cyberchondria Versi Pendek Princen; Sugianto, Dicky; Simanjuntak, Erni Julianti
Journal of Research and Measurement in Psychology: JPPP Vol 13 No 1 (2024): Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi Vol 13 No 1 April 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNJ dan Program Studi Psikologi Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JPPP.131.05

Abstract

This study aims to develop and validate a short version of the Cyberchondria Severity Scale (CSS). Exploratory Factor Analysis (EFA) was employed to identify the factor structure of the cyberchondria scale. The initial assumption tests indicated the scale's suitability for factor analysis (KMO > 0.5;
PELATIHAN BASIC PSYCHOLOGICAL FIRST AID BAGI PENATALAYANAN DI GKI GEJAYAN YOGYAKARTA Princen, Princen; Anna, Jessica Amelia; Sidjaja, Fransisca Febriana; Simanjuntak, Erni Julianti; Polii, Gishelle Grace Villaneuve
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 7 (2024): PKMCSR2024: Kolaborasi Hexahelix dalam Optimalisasi Potensi Pariwisata di Indonesia: A
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v7i0.2299

Abstract

Mental health is a vital component of individual well-being. With the prevalence of mental disorders in Indonesia reaching around 20% of the total population, there is an urgent need to address this problem. In the context of the Special Region of Yogyakarta (DIY), the rate of serious mental and emotional disorders is quite high, indicating the importance of special attention to mental health problems. The limited number of professional mental health workers in Indonesia exacerbates this situation, so counseling services are an effective solution, including peer counseling. Gereja Kristen Indonesia (GKI) Gejayan Yogyakarta has the potential to facilitate this counseling service through basic counseling training for existing health teams and visiting teams. The training activities designed by a team of lecturers from the Faculty of Psychology, Universitas Pelita Harapan (UPH). The training consists of online and face-to-face sessions in three separate sessions over a period of three weeks, which covered basic communication and counseling techniques, Psychological First Aid (PFA), as well as role-play. The evaluation showed positive feedback from participants regarding the relevance of the material, although there were obstacles related to implementation time and participant characteristics. Overall, this training succeeded in meeting the participants' expectations and needs, and increased their interest in participating in similar programs in the future.
PELATIHAN DASAR KONSELING BAGI TIM KOMISI ANAK DAN SCHOOL OF COUNSELING (SOC) DI GKI GEJAYAN, YOGYAKARTA Simanjuntak, Erni Julianti; Sidjaja, Fransisca Febriana; Anna, Jessica Amelia; Princen, Princen; Salendu, Gilby Immanuel
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 7 (2024): PKMCSR2024: Kolaborasi Hexahelix dalam Optimalisasi Potensi Pariwisata di Indonesia: A
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v7i0.2284

Abstract

Masalah kesehatan mental anak dan remaja Indonesia belum dapat diimbangi dengan ketersediaan tenaga profesional bidang kesehatan mental. Sehingga salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memberdayakan masyarakat dan komunitas untuk peduli terhadap kesehatan mental anak dan remaja. Pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan dasar konseling diberikan kepada pelayan tim komisi anak dan School of Counseling di GKI Gejayan Yogyakarta. Pelatihan dasar konseling bertujuan untuk memperlengkapi dalam memberikan pendampingan psikologis dan konseling kepada jemaat anak dan remaja secara khusus dan kepada masyarakat secara umum. Bentuk kegiatan diberikan dengan cara penyampaian materi berkaitan dengan tahap perkembangan anak dan remaja, masalah yang dihadapi oleh anak dan remaja, teori dan keterampilan dasar dalam melakukan pendampingan dan konseling kepada anak dan remaja. Evaluasi menunjukkan umpan balik positif dari peserta terkait relevansi materi dan kebermanfaatan kegiatan. Secara keseluruhan, pelatihan ini berhasil memenuhi harapan dan kebutuhan peserta, serta meningkatkan minat mereka untuk berpartisipasi dalam program serupa di masa mendatang.
PERAN KESEPIAN DALAM MEMEDIASI MATTERING TO FAMILY DAN SELF-ESTEEM PADA DEWASA EMERGING ADULTHOOD DI INDONESIA: The Role of Loneliness in Mediating Mattering to Family and Self-Esteem in Emerging Adulthood in Indonesia Helsa; Simanjuntak, Erni Julianti; Theresia, Allessandra
Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen Vol. 18 No. 2 (2025): JURNAL ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN 18.2
Publisher : Department of Family and Consumer Sciences, Faculty of Human Ecology, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24156/jikk.2025.18.2.134

Abstract

Masa emerging adulthood ditandai dengan eksplorasi identitas serta berbagai transisi kehidupan yang signifikan, di mana self-esteem berperan penting dalam mendukung kondisi mental dan emosional individu. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran kesepian sebagai mediator dalam hubungan antara mattering to family dan self-esteem pada individu di masa perkembangan emerging adulthood di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif non-eksperimental dengan pendekatan cross-sectional. Partisipan penelitian berjumlah 119 individu berusia 18–25 tahun yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui tiga instrumen: The Mattering Index, UCLA Loneliness Scale Version 3, dan Rosenberg Self-Esteem Scale. Analisis data dilakukan dengan model mediasi menggunakan SPSS versi 22 dan Macro-PROCESS. Temuan penelitian menunjukkan bahwa mattering to family memengaruhi self-esteem secara positif, dengan kesepian sepenuhnya memediasi hubungan ini. Skor mattering to family yang lebih tinggi dikaitkan dengan tingkat kesepian yang lebih rendah, yang selanjutnya memprediksi self-esteem yang lebih tinggi, demikian pula sebaliknya. Temuan ini menegaskan pentingnya peran keluarga dalam meningkatkan harga diri individu di masa emerging adulthood. Oleh karena itu, diperlukan intervensi berbasis keluarga untuk mengurangi kesepian dan meningkatkan self-esteem pada individu dalam tahap perkembangan ini.
KEPUASAN HIDUP GENERASI SANDWICH DI INDONESIA: PERAN BAKTI KEPADA ORANG TUA, TANGGUNG JAWAB KEPADA ORANG TUA, DAN RASA BERSALAH: Life Satisfaction in Sandwich Generation in Indonesia: The Role of Filial Piety, Filial Responsibility, and Guilt Feeling Simanjuntak, Erni Julianti; Roring, Brigita Wulandini
Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen Vol. 17 No. 3 (2024): JURNAL ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN 17.3
Publisher : Department of Family and Consumer Sciences, Faculty of Human Ecology, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24156/jikk.2024.17.3.233

Abstract

Dalam menjalankan peran merawat orang tua, generasi sandwich sering mengalami stres, depresi, kecemasan, dan merasa terbebani karena tanggung jawab ganda yang menekankan bakti kepada orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi peran dari bakti kepada orang tua (filial piety), tanggung jawab kepada orang tua (filial responsibility), dan rasa bersalah terhadap kepuasan hidup generasi sandwich di Indonesia. Sebanyak 132 partisipan dari seluruh Indonesia yang memiliki latar belakang berbeda-beda mengikuti penelitian ini secara online. Pengukuran variabel menggunakan alat ukur Dual Filial Piety Scale, The Filial Responsibility Scale, Guilt and Shame Experience Scale, dan Satisfaction with Life Scale yang dianalisis menggunakan uji statistik regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sama, filial piety, filial responsibility, dan rasa bersalah ditemukan berpengaruh terhadap kepuasan hidup generasi sandwich di Indonesia. Akan tetapi, secara parsial atau secara terpisah, didapati hasil bahwa hanya filial piety yang berpengaruh terhadap kepuasan hidup generasi sandwich di Indonesia. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup generasi sandwich dalam merawat orang tua dengan membangun pandangan yang positif terhadap bakti dan perawatan kepada orang tua.