Articles
Peran pelatihan strategi "Smart" dalam meningkatkan self-regulated learning (SRL) pada siswa SMP
Lidiawati, Krishervina Rani
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 3 No 2 (2016)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24854/jpu51
This study examined the role of ‘SMART’ strategy in enhancing the Self- Regulation Learning (SRL) of Junior High School (SMP) students whose scores were under the school’s passing grade (KKM). Self-regulated learning (SRL) is a process in which a learner activates his thought (cognition), feeling (affection), and behavior and which is expected to help students achieve learning objectives systematically (Zimmerman & Schunk, 2001). SMART (Specific, Measureable, Attention, Realistic, and Time) is a strategy in a SRL process. There were 10 students who participated in this study; 6 males and 4 females. This study used quantitative action research which consisted of two cycles in each of which theresearcher measured and evaluated the findings. Using the different paired sample t-test, the result of the first cycle showed that there was no significant change in the participants’ self-regulation (t = 1.476, p > .05). In the second cycle, it was also shown that there was no significant change of SRL score in post-test 1 and post-test 2 (t = 0.152, p > .05).
Pengaruh Adult Attachment terhadap Strategi Regulasi Emosi pada Mahasiswa Perantau di Universitas X
Fransisca, Tanya;
Lidiawati, Krishervina Rani
Jurnal Psikologi TALENTA Vol 6, No 1 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (270.585 KB)
|
DOI: 10.26858/talenta.v6i1.13455
Mahasiswa perantau akan menghadapi banyak tantangan yang ada di tempat perantauannya. Emosi negatif bisa muncul ketika menghadapi tantangan yang ada, emosi negatif jika tidak ditangani dengan benar, maka bisa menganggu kehidupan bagi mahasiswa perantau. Salah satu hal yang dibutuhkan adalah regulasi emosi, cognitive reappraisal maupun expressive suppression. Banyak studi yang menemukan bahwa attachment menjadi salah satu faktor dari regulasi emosi. Internal working model yang terbentuk dari interaksi dengan figur attachment mempengaruhi individu dalam meregulasi emosinya. Pada penelitian ini memakai adult attachment yang dilihat dari dimensi anxiety dan avoidance. Semakin tinggi dimensi anxiety ataupun avoidance akan memberikan pengaruh kepada regulasi emosi individu. Oleh karena itu penelitian ini akan meneliti pengaruh dari adult attachment terhadap strategi regulasi emosi pada mahasiswa perantau di Universitas X.Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-experimental dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah ECR-R-GSF untuk adult attachment dan ERQ untuk strategi regulasi emosi. Analisis regresi berganda menggunakan bantuan SPSS 23.0 dengan 167 partisipan. Hasil yang didapatkan ada pengaruh dari adult attachment terhadap expressive suppression dengan dimensi avoidance yang memberikan pengaruh secara signifikan (p=.000, p<.05) sebesar 13.5% dan dimensi anxiety tidak berpengaruh secara signifikan (p=.054, p>.05). Hasil lainnya tidak ditemukan pengaruh dari adult attachment terhadap cognitive reappraisal.
PERAN SELF EFFICACY TERHADAP STUDENT ENGAGEMENT PADA MAHASISWA DALAM PANDEMI COVID 19
Helsa Helsa;
Krishervina Rani Lidiawati
Psibernetika Vol 14, No 2 (2021): Psibernetika
Publisher : Universitas Bunda Mulia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30813/psibernetika.v14i2.2887
Pembelajaran daring dimasa pandemi ini bukan sesuatu hal yang mudah dan menimbulkan beberapa hambatan bagi mahasiswa. Adanya self-efficacy dapat membantu mahasiswa untuk memiliki persepsi yang lebih positif terhadap situasi saat ini dan juga sebagai faktor pendorong atau motivasi, sehingga mereka tetap terlibat dalam pembelajaran (student engagement). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran self-efficacy terhadap student engagement pada mahasiswa di masa pandemi Covid-19. Metode yang digunakan adalah kuantitatif. Pengambilan data dilakukan kepada 306 partisipan, terdiri dari 115 mahasiswa dan 191 mahasiswi yang aktif dalam proses pembelajaran daring di beberapa provinsi di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa self-efficacy memengaruhi student engagement sebesar 36,9%. Selain itu, self-efficacy memiliki korelasi positif terhadap semua dimensi student engagement yaitu performance engagement (keterlibatan performa), emotional engagement (keterlibatan emosi), participation/interaction engagement (keterlibatan partisipasi), dan skill engagement (keterlibatan kemampuan).
ONLINE LEARNING DURING COVID 19 PANDEMIC: HOW SELF-REGULATED LEARNING STRATEGIES AFFECT STUDENT ENGAGEMENT?
Helsa Helsa;
Krishervina Rani Lidiawati
Psibernetika Vol 14, No 1 (2021): Psibernetika
Publisher : Universitas Bunda Mulia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30813/psibernetika.v14i1.2570
The coronavirus disease 19 (COVID-19) pandemic has many impacts in educational setting, such as switching learning process into online. Online learning is not easy in Indonesia due to inadequate facilities and students who are still not able to be independent learner. Thus, self-regulated learning strategies can help students to be more engaged in the online learning process. The purpose of this study was to determine students' involvement in distance learning process during the pandemic in terms of students' ability to self-regulate in learning. This study involved 521 participants who were active students in distance learning during the COVID-19 pandemic, consisting of 161 men and 360 women aged 18-21 years. The results showed a significant correlation between self-regulated learning and student engagement (r = .748, p = 0.000). The results of linear regression test obtained significant result F (df1, df2) = 659.20, p = .000). The regression coefficient R2 shows that self-regulated learning influenced 55.9% on student engagement, then 44.1% is influenced by other factors outside of self-regulated learning. In conclusion, this research shows significant effect of SRL on student engagement.
Penyuluhan Parenting Melalui Program Talk-Show Di Radio
Krishervina Rani Lidiawati
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (332.315 KB)
Peran orang tua dalam mendidik dan mengasuh bukan sesuatu yang alamiah terjadi begitu saja namun lebih merupakan sebuah proses belajar seumur hidup dan dibutuhkan kesadaran untuk belajar tentang cara mengasuh anak dengan baik. Kebutuhan akan informasi cara penanganan masalah pada anak ini membuat penulis berpikir cara penyebaran informasi ini bisa diterima masyarakat secara luas. Salah satu solusinya adalah melalui siaran radio. Radio merupakan sarana komunikasi untuk berbagi informasi yang bisa dijangkau oleh hampir semua kalangan. Program ini berupa talk-show di radio bertajuk Parenting With Heart (PWH) yang merupakan kerjasama dengan Yayasan Busur Emas (YBE). PWH ini dilakukan setiap hari Sabtu berdurasi satu jam dari pukul 07.00 sd 08.00. Talkshow ini menyajikan tema-tema praktis dalam menangani permasalahan anak sehingga dapat membantu orang tua menemukan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam menghadapi permasalahan sehari-hari dalam mengasuh anak. Berikut adalah topik pada Januari hingga Juni 2018: dealing with delay, anakkku jatuh cinta, stop bullying at home, day care vs nanny care, screen time management, book vs gadget. Pada program ini, orangtua dapat berinteraksi baik melalui pesan singkat atau melalui telepon. Program ini merupakan bentuk sumbangsih kepada masyarakat kota dalam menjawab permasalahan anak dan penanganannya secara ilmiah, sehingga orang tua dapat menangani masalah anak bukan berdasarkan mitos yang beredar di masyarakat. Program ini telah berlangsung empat tahun dan mendapat respon yang positif dari orang tua. Pesan singkat dan telepon pada waktu siaran berlangsung berupa pertanyaan dari orang tua seputar permasalahan anak mereka merupakan bentuk antusiasme orangtua terhadap program ini. Antusiasme pendengar juga berupa berupa permintaan pemutaran kembali rekaman siaran berupa audio ataupun berbentuk tulisan sehingga mereka yang tidak sempat mendengar secara langsung dapat tetap mendapatkan informasinya. Dalam menanggapi respon ini YBE telah menyediakan rekaman siaran dan artikel di website YBE.
Penyuluhan Cara Menghadapi Generasi Millenial Bekerjasama Dengan Sekolah, Gereja Dan Radio
Krishervina Rani LIDIAWATI
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (217.985 KB)
|
DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.324
Internet has been widely used by children and teenager which could have an impact on child development. Therefore, information about parenting millennials that can’t be separated from the internet is needed. Parenting style plays a role in ensuring healthy development of children physically, cognitive, and psychosocial. Many children can’t stay away from gadget and that affect child’s emotion, behaviour, and even achievement at school which in turn overwhelmed their parent. This problem prompted community services in the form of public education for parents done through school, church, and radio. This community services collaborate with school, church and radio station. The first public education is done for parents of students in TK Budaya school. The second public education is done for parents and Sunday school teachers of Charismatic Worship Service (CWS) church at Senen, Jakarta. The third public education is done through collaboration with Yayasan Busur Emas (YBE) in their program “Parenting with Heart” that’s broadcasted through Heartline radio 100.6 FM. These programs are done in hope of wider dissemination of information so that more parents are able to face millenials who are fluent in using digital technologies. Based informal survey done on the public education at school and church, more than 50% of parents already knew the negative effect of excessive gadget usage but still don’t have rules on using gadget at home.
Psikoedukasi Pendidikan Seksualitas: “Love, Sex And Dating” Pada Remaja
Krishervina Rani LIDIAWATI;
Erni Julianti Simanjuntak;
Wiwit Puspitasari Dewi
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (210.374 KB)
|
DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.1004
Remaja dijelaskan sebagai masa transisi atau peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa dan tahap terjadinya kematangan seksual atau dikenal dengan istilah pubertas. Perubahan-perubahan secara fisik ini belum diikuti kematangan dalam berpikir jangka Panjang sehingga pengambilan keputusan kerapkali kurang mempertimbangkan resikonya. Pada masa pubertas ini, banyak remaja yang menjalin hubungan dan memiliki kedekatan dengan pasangan lawan jenis (Dari & Ratnawati, 2015). Terbatas dan kurangnya pemngetahuan dalam memahani love, sex dan dating berdampak pada gaya pacaran yang salah atau tidak sehat. Salah satu indikasi pacaran yang tidak sehat adalah terlibat dalam perilaku seks beresiko dan dampak yang dapat ditimbulkan yaitu, hamil di usia dini, HIV/AIDS, dan infeksi menular seksual. Menanggapi fenomena sosial yangberkembang dalam kehidupan remaja dewasa ini, maka pengabdian masyarakat dilakukan dalam bentuk seminar untuk mengedukasi siswa remaja SMA tentang love, Sex and Dating (LSD). Diharapkan melalui psikoedukasi ini, siswa dapat memahami perilaku-perilaku LSD yang sesuai dengan usia mereka dan dapat diterima dalam masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi 61 siswa dapat memahami definisi cinta, pacaran yang sehat dan tujuan dari pacaran.
Psikoedukasi Parenting dan Kesehatan Mental Secara Online di Masa Pandemi
Krishervina Rani LIDIAWATI
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 4 (2021): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Masya
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (457.37 KB)
|
DOI: 10.37695/pkmcsr.v4i0.1423
Pentingnya kesehatan mental di masa pandemi yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun dan masih sedang berlangsung dimulai dari unit terkecil yaitu keluarga. Peran orang tua dalam mendidik dan mengasuh dimasa pandemi Covid-19 ini tentu bukan sesuatu yang mudah. Hal ini dikarenakan program belajar dari rumah secara online masih berlangsung hingga saat ini. Tanggung jawab orang tua yang mendadak menjadi guru pun bukan sesuatu yang mudah. Tujuan dari penyuluhan ini adalah memberikan pengetahuan dan informasi baru agar dapat mendidik anak di rumah dengan lebih efektif dan tetap menjaga kesehatan mental bersama. Penyuluhan ini dalam bentuk talkshow bekerjasama dengan Yayasan Busur Emas dan radio Heartline radio (100.6FM). Adapun topik yang telah dibahas yaitu pentingnya mendampingi balita bermain, pentingnya pendidikan seksualitas pada anak, jurusan yang tepat: minat anak vs minat orang tua, bagaimana meningkatkan ketrampilan sosial pada anak, waspadai helicopter parenting, mendampingi remaja menghadapi stress di masa pandemi. Manfaat dari kegiatan ini di rasakan oleh orang tua dan para remaja dengan adanya antusias pertanyaan, follower dan viewer di Youtube. Selain itu, kegiatan dari talkshow parenting ini membuat penulis berinisiasi membangun wadah ngobrol santai tentang kesehatan mental berupa platform WiChat berupa program sesi ngobrol santai melalui platform IG live dalam program Waktu Indonesia Chatting (WiChat) bekerjasama dengan psikolog anak di Jerman
Psikoedukasi Pendidikan Seksualitas: Membangun Relasi Pacaran Sehat Pada Remaja
Krishervina Rani LIDIAWATI;
Maria Putri Kristiani
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 5 (2022): PERAN PERGURUAN TINGGI DAN DUNIA USAHA DALAM AKSELERASI PEMULIHAN DAMPAK PANDEMI
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37695/pkmcsr.v5i0.1535
Pada masa remaja mereka memiliki rasa ingin tahu yang lebih pada perubahan dan kondisi tubuh mereka yang kerapkali berdampak pada relasi dengan lawan jenis. Oleh karena itu penting untuk memberikan pengetahuan terkait tugas perkembangan remaja dan tanggung jawab mereka dalam menjaga diri pada masa ini. Pengabdian masyarakat ini dalam rangka memberikan psikoedukasi terkait pendidikan seksualitas pada remaja khususnya pada siswa-siswi SMP & SMA. Pada kesempatan pengabdian masyarakat kali ini dilaksanakan pada empat sekolah yaitu sekolah SMPK & SMAK Solideo di Bintaro, SMAK Pangudi Luhur Jakarta Selatan, SMA Makarios, Jakarta Barat dan SMAK BPK Penabur Holis di Bandung. Adapun kebutuhan yang sama pada keempat sekolah ini adalah membutuhkan informasi terkait perkembangan remaja dan relasi berpacaran yang sehat. Keempat penyuluhan ini dilakukan secara daring karena masih dalam situasi pandemi COVID 19. Psikoedukasi pendidikan seksualitas ini sekaligus menjawab kebutuhan informasi yang kerapkali tidak diberikan oleh orang tua sehingga sekolah bekerjasama dengan pihak luar, dalam hal ini Fakultas Psikologi Universitas Pelita Harapan. Pembicaran pacaran yang sehat dan cara merawat diri kerap kali tidak dibicarakan antara orang tua dengan anak. Padahal kesadaran akan pendidikan seksualitas membantu mencegah perilaku-perilaku beresiko yang rentan terjadi pada remaja. Pengetahuan dan informasi dalam psikoedukasi ini terkait pencegahan, rawat diri dan cara yang tepat berelasi yang sehat pada masa remaja terbagi menjadi tiga sub topik yaitu kondisi remaja, informasi terkait pemahaman cinta, dan pacaran yang sehat. Hasil evaluasi dari kegiatan ketiga penyuluhan tersebut didapatkan memahami perbedaan pacaran yang sehat dengan pacaran yang tidak sehat dan adanya kebutuhan ruang diskusi bagi remaja anonim terkait pendidikan seksualitas.
The Influence of Self-efficacy on Resilience in Students Who Work in Thesis
Adelana Tesalonika Riswantyo;
Krishervina Rani Lidiawati
WIDYAKALA: JOURNAL OF PEMBANGUNAN JAYA UNIVERSITY Vol 8, No 1 (2021): Urban Lifestyle and Urban Development
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UPJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (168.325 KB)
|
DOI: 10.36262/widyakala.v8i1.374
Students who are working on their final project often faced with various problems and pressures. They need to build self-efficacy to be able to increase confidence in achieving something. Self-efficacy is an individual’s belief in their ability to organize and take steps in solving certain problems or tasks. Individuals with high self-efficacy view difficult tasks as challenges to face rather than as threats to avoid. Respondents are highly committed to achieving its goals, respondents will also invest a high level of effort and strategic thinking to deal with failure. Resilience is the ability to thrive in the face of adversity in every individual whilst facing problems or pressure. By increasing resilience, humans can develop life skills such as communicating, realistic abilities in making life plans, and being able to take the right steps for their lives. This study was conducted to determine whether self-efficacy has an effect on resilience. The research design used in this study is a quantitative research design with a sample of 75 people and the population of this study is students who are working on a thesis. The data were first analysed for validity, reliability, and followed by simple regression analysis. The results showed that self-efficacy had an effect on the resilience of 30,5% and a significant value of p = .000 (p<0.05), testing the effect of the dimensions of self-efficacy on resilience showed results that strength has the greatest influence on resilience.