Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit pernafasan kronis yang dapat dicegah dan diobati, ditandai dengan penyumbatan saluran nafas yang menetap dan progresif disebabkan oleh paparan partikel atau gas berbahaya sehingga menimbulkan peningkatan respon inflamasi. Data yang ada untuk Indonesia menunjukkan bahwa tingkat prevalensi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah sebesar 3,7%. Sulawesi Selatan memiliki tingkat prevalensi sebesar 6,7%. Faktor risiko utama PPOK adalah merokok. Merokok mengakibatkan perubahan struktur, jaringan paru, serta fungsi saluran pernafasan. Keseringan merokok mengakibatkan penurunan fisiologi paru. Badan Pusat Statistik (2020) memperlihatkan presentase merokok pada penduduk umur >15 tahun sebanyak 28,96%. Presentase merokok di Sulawesi Selatan yaitu sekitar 24,91%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan derajat keparahan merokok dengan derajat obstruksi PPOK di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Kota Makassar. Metode yang digunakan penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner dan rekam medik. Hasil dari penelitian ini melibatkan 50 responden dari sampel pasien PPOK di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar dan menunjukkan adanya hubungan antara derajat keparahan merokok dengan derajat obstruksi PPOK pada pasien PPOK. Nilai koefisien korelasi sebesar 0.029, berdasarkan hasil uji hipotesis didapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara derajat keparahan merokok dengan derajat obstruksi PPOK.
Copyrights © 2024