Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Hubungan Jenis Kelamin, Usia Dan Jumlah Leukosit Pada Pasien Apendisitis Perforasi Dan Apendisitis Non Perforasi Bima, Irmayanti Johar; Syamsu, Rachmat Faisal; Pramono, Sigit Dwi; Purnamasari, Reeny; Juliani, Sri; Nasruddin, Hermiaty; Rizki Salsabilah R, Andi Fatihah
Wal'afiat Hospital Journal Vol 2 No 1 (2021): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.379 KB) | DOI: 10.33096/whj.v2i1.56

Abstract

Apendisitis adalah salah satu kasus kegawatdaruratan. Diagnosis ditegakkan dengan mengenal gejala penyakit ini sejak dini untuk menghindari perburukan dari apendisitis akut menjadi apendisitis perforasi. Mengetahui hubungan jenis kelamin, usia dan jumlah leukosit dengan pasien apendisitis non perforasi dan pasien apendisitis perforasi di RS.Ibnu Sina Makassar tahun 2014 – 2018. Penelitian ini dengan rancangan penelitian cross sectional yaitu pengambilan sampel total sampling dengan total 125 sampel. Analisis data menggunakan uji chi square dengan p value hubungan jenis kelamin dengan apendisitis : 0.01, hubungan usia dengan apendisitis : 0.02 dan hubungan jumlah leukosit dengan apendisitis : 0.00 menggunakan program SPSS. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar pada bulan September-November 2019. Hasil penelitian menunjukkan sampel apendistis perforasi pada laki-laki 39 orang (65%) sedangkan pada perempuan 21 orang (35%). Hasil análisis menggunakan uji Chi-Square nilai signifikan 0.01 (p kurang dari 0.05) yang secara statistik menunjukkan terdapat hubungan antara suhu tubuh dan jumlah leukosit pada pasien appendisitis Sampel apendisitis perforasi usia 0-11 8 orang (13.3%), pada usia 12-25 18 orang (30%), pada usia 26-45 13 (21.7%) dan pada usia ≥46 21 (35%). Hasil análisis menggunakan uji Chi-Square nilai signifikan 0.02 (p kurang dari 0.05) yang secara statistik menunjukkan terdapat hubungan antara suhu tubuh dan jumlah leukosit pada pasien appendisitis. Sampel apendisitis perforasi dan leukosit kurang dari 11.000 1 orang (1.3%) dan pada ≥11.000 59 orang (98.7%). Hasil análisis menggunakan uji Chi-Square nilai signifikan 0.00 (p kurang dari 0.05) yang secara statistik menunjukkan terdapat hubungan antara suhu tubuh dan jumlah leukosit pada pasien appendisitis. Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian apendistis perforasi, terdapat hubungan antara usia dengan kejadian apendistis perforasi dan terdapat hubungan antara jumlah leukosit dengan kejadian apendistis perforasi.
Karakteristik Pasien Demam Tifoid Di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Laode, Mardika Intan Setya Putri; Nasruddin, Hermiaty; Surdam, Zulfiyah; Nurelly, Nurelly; Syahril, Erlin
Wal'afiat Hospital Journal Vol 2 No 2 (2021): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1245.304 KB) | DOI: 10.33096/whj.v2i2.82

Abstract

Typhoid fever is an infectious disease caused by the bacterium Salmonella enterica serovar Typhi (S. Typhi). It is estimated that between 350-850 per 100,000 population per year. This disease attacks all ages, some studies argue that the male sex suffers from typhoid fever more because it is influenced by work, environment, and eating and drinking habits. This disease is an endemic disease that is still a health problem in Indonesia due to the lack of deep quality of personal hygiene and environmental sanitation. This study aims to determine, classify and describe the characteristics (age, gender, type of therapy, length of treatment) in typhoid fever patients at Ibnu Sina Hospital Makassar in 2019. This study is a descriptive observational study with a retrospective approach. The population in the study amounted to 490 samples. The sample of this study is secondary data, namely, by taking medical record data, sampling using purposive sampling method and the sample size is obtained as many as 82 samples. ie 15 – 24 years (39.0%), based on the type of therapy, namely type 1 therapy (92.7%) where this type of therapy used 1 type of antibiotic, based on the length of treatment 7 days (90.2%). The conclusion is that the number of typhoid fever sufferers is 82 people with the most gender being male, the highest age is 15-24 years, the most use of therapy using one type of antibiotic is accompanied by the longest length of treatment, which is an average of fewer than 7 days.
Hubungan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Keluarga terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros Aprilia, Salsabila Tirta; Rijal, Syamsu; Wiriansya, Edward Pandu; Vitayani, Sri; Nasruddin, Hermiaty
Wal'afiat Hospital Journal Vol 5 No 1 (2024): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/whj.v5i1.135

Abstract

This study aims to explore the relationship between the implementation of clean and healthy living behaviors (PHBS) in the family with the incidence of Acute Respiratory Infections (ARI) in toddlers at Puskesmas Mandai, Maros Regency. Using a quantitative approach with a correlation analytic method, this study involved 58 toddlers aged 0-5 years who were diagnosed with ARI. The results showed that 58.6% of respondents were male, with the largest age group 0-12 months (25.9%). 74.1% of the toddlers were not exclusively breastfed, and 80.9% were underweight. In addition, 75.7% of respondents did not have the habit of washing hands with soap, and 94.8% lived in an environment with active smokers. Bivariate analysis showed a significant association between the PHBS variables and the incidence of ARI, with P values less than 0.05 for all variables. These results suggest that the implementation of exclusive breastfeeding, routine weighing of toddlers, hand washing with soap, and not smoking in the house play an important role in reducing the incidence of ARI. Therefore, health centers are advised to increase the socialization of PHBS and education about the dangers of smoking, as well as encourage the community to apply clean living behavior in everyday life. This study is expected to be the basis for improving health programs at Puskesmas Mandai and increasing public awareness about the importance of PHBS in preventing ARI.
GAMBARAN PASIEN NOISED INDUCED HEARING LOSS : LITERATURE REVIEW Prasetyo, Didik; Nasruddin, Hermiaty; Alimah, Yarni
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.44092

Abstract

Gangguan pendengaran akibat kerja adalah hilangnya sebagian atau seluruh pendengaran secara permanen, dapat terjadi pada salah satu atau kedua telinga karena terpaparnya kebisingan terus menerus di tempat kerja. Gangguan pendengaran akibat bising (noise induced hearing loss/NIHL) adalah penurunan pendengaran atau tuli akibat bising yang melebihi nilai ambang batas (NAB) dengar di lingkungan kerja. Global Burden Disease tahun 2010, menyatakan bahwa sekitar 1-3 milyar orang telah mengalami gangguan pendengaran akibat bising, dimana merupakan kasus yang menduduki peringkat ke-13 sebagai penyebab disabilitas. Dampak yang dapat dirasakan oleh pekerja dengan NIHL ini dapat berupa gangguan fisiologi (penurunan fungsi pendengaran, sakit kepala dan iritasi telinga), gangguan psikologis (penurunan konsentrasi konsentrasi, rasa tidak nyaman, mudah lelah, cepat marah, dan mengalami gangguan tidur), serta gangguan komunikasi. Tujuan dari tinjauan literatur ini adalah untuk mengetahui gambaran pasien noised induced hearing loss. Menggunakan metode literature review dengan prinsip Diagram Alur PRISMA. Artikel atau jurnal ilmiah diunduh dari PubMed, Portal Garuda, dan Google Scholar dengan standar SINTA IV dan V. Kata kunci dalam pencarian artikel ini yaitu gambaran, pasien dan noised induced hearing loss. Didapatkan 105 artikel dalam hasil pencarian. Semua artikel diseleksi berdasarkan kriteria inklusi diperoleh  10 artikel penelitian yang akan di telaah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia, jenis kelamin, masa kerja, durasi paparan bising, intensitas bising, merokok dan konsumsi alkohol adalah salah satu gambaran yang ditemukan pada pasien noised induced hearing lloss.
Karakteristik Pasien Balita di Puskesmas Mamajang Makassar pada Bulan Agustus 2024 Syahrudin, Nurfitriani; Nasruddin, Hermiaty
Indonesian Journal of Health Vol 5 No 1 (2025): Juni
Publisher : Yayasan Citra Cendekia Celebes

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33368/inajoh.v5i1.120

Abstract

Para ahli menyebutkan bahwa usia balita merupakan tahapan perkembangan anak yang rentan dan beresiko terhadap berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit yang berhubungan dengan malnutrisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien balita di Puskesmas Mamajang Makassar. Metode penelitian ini deskriptif retrospective study dengan pendekatan observasional untuk melihat karakteristik pasien balita di Puskesmas Mamajang. Hasil penelitian didapatkan balita yang berjenis kelamin laki-laki 47 orang (47%) dan perempuan 53 orang (53%). berdasarkan usia, rentang usia 0-1 tahun 43 orang (43%), usia 1-2 tahun 22 orang (22%), dan usia 3-4 tahun 35 orang (35%). berdasarkan status gizi, gizi kurang 47 orang (47%), status gizi baik 33 orang (33%), overweight 16 orang (16%), dan obesitas 4 orang (4%). berdasarkan imunisasi, riwayat imunisasi lengkap 54 orang (54%), riwayat imunisasi tidak lengkap 46 orang (46%). berdasarkan diagnosa penyakit terbanyak, common cold 26 kasus (26%), diare akut 10 kasus (10%), ISPA 10 kasus (10%), febris 8 kasus (8%) dan parotitis akut 6 kasus (6%). Kesimpulan penelitian ini didapatkan pasien balita dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan pasien balita berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia 0-1 tahun, status gizi pasien balita paling banyak didapatkan gizi kurang. riwayat imunisasi lebih banyak yang memiliki riwayat imunisasi lengkap. Diagnosis penyakit terbanyak pada bulan Agustus yaitu Common Cold.
Karakteristik Pasien Dermatitis Kontak (Iritan dan Alergi) di Rumah Sakit Umum Daerah Batara Siang Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022-2023 Faizah, Aidah Nurul; Waspodo, Nurelly N.; Arifin , Arina Fathiyyah; Nasruddin, Hermiaty; Yuniati , Lisa
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 7 No. 2 (2025): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v7i2.9501

Abstract

Latar Belakang: Dermatitis kontak adalah terjadinya peradangan pada kulit yang disebabkan oleh paparan terhadap racun (iritan primer) atau oleh bahan alergi (sensitizer) atau oleh keduanya. Pada pertemuan Dermatologis tahun 2009, dinyatakan bahwa 90% penyakit kulit akibat pekerjaan adalah dermatitis kontak, baik yang bersifat iritan maupun alergi. 92,5% penyakit kulit akibat pekerjaan adalah dermatitis kontak, 5,4% disebabkan oleh infeksi kulit, 2,1% penyakit kulit akibat penyebab lain. Tujuan: Untuk mempelajari karakteristik dermatitis kontak (iritan dan alergi) di Rumah Sakit Umum Daerah Batara Siang, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2022-2023. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Metode pengambilan sampel adalah total sampling dan sampel yang diperoleh dari data rekam medis, yaitu 268 kasus dermatitis kontak di Rumah Sakit Umum Daerah Batara Siang, Kabupaten Pangkep. Hasil: Jumlah kasus dermatitis kontak adalah 268 kasus yang terdiri dari 209 kasus DKA dan 59 kasus DKI. Berdasarkan jenis kelamin, kasus terbanyak adalah perempuan pada DKA dan DKI, yaitu 41 pasien DKA dan 17 pasien DKI pada tahun 2022, 79 pasien DKA dan 20 pasien DKI pada tahun 2023. Berdasarkan usia, 45-64 tahun adalah yang paling umum pada DKA dan DKI, yaitu 25 pasien DKA dan 9 pasien DKI pada tahun 2022, 47 pasien DKA dan 11 pasien DKI pada tahun 2023. Berdasarkan pekerjaan, DKA paling umum terjadi pada pelajar, yaitu 17 pasien pada tahun 2022 dan 32 pasien pada tahun 2023, sedangkan pada DKI, pekerjaan ibu rumah tangga adalah 9 pasien pada tahun 2022 dan 10 pasien pada tahun 2023. Berdasarkan riwayat atopik, sebagian besar dari mereka tidak memiliki riwayat atopik baik pada DKA maupun DKI, yaitu 69 pasien DKA dan 25 pasien DKI pada tahun 2022, 128 pasien DKA dan 30 pasien DKI pada tahun 2023. Kesimpulan: Sebagian besar karakteristik berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan riwayat atopik DKA dan DKI pada tahun 2022 dan 2023 sebagian besar serupa
Asuhan gizi pada penderita hipertensi di layanan primer: Literatur review Syamsu, Rachmat Faisal; Abdullah, A. Adila Permata; Mubarok, Rizqi; Nurdin, Abbas Zavey; Dahlia, Dahlia; Nasruddin, Hermiaty
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 5 No 4 (2025): September Edition 2025
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v5i4.1069

Abstract

Background: Hypertension is one of the most common chronic medical conditions characterized by persistently elevated arterial pressure. Hypertension has been one of the most studied topics in the past century and has become a significant comorbidity contributing to the development of stroke, myocardial infarction, heart failure, and kidney failure. Purpose: To determine nutritional care for patients with hypertension in primary care. Method: This literature review was conducted by searching, summarizing, and drawing conclusions from various previous studies. The search was limited to the period 2020 to 2025 using databases such as Sinta. The literature obtained was searched using the keywords "Gynamic Status" and "Hypertension" in both English and Indonesian. Results: A total of 10 journals were reviewed that discussed nutritional care for patients with hypertension. Conclusion: The majority of the reviewed journals showed a relationship between nutritional intake and hypertension.   Keywords: Hypertension; Nutritional Status.   Pendahuluan: Hipertensi termasuk dalam kondisi medis kronis yang paling umum yang ditandai dengan peningkatan tekanan arteri yang terus-menerus. Hipertensi telah menjadi salah satu topik yang paling banyak dipelajari pada abad sebelumnya dan telah menjadi salah satu komorbiditas paling signifikan yang berkontribusi terhadap perkembangan stroke, infark miokard, gagal jantung, dan gagal ginjal. Tujuan: Untuk mengetahui asuhan gizi pada penderita hipertensi pada layanan primer. Metode: Penelitian tinjauan pustaka dengan mencari, merangkum, dan menarik kesimpulan dari berbagai studi literatur terdahulu yang dicari dan dibatasi dari tahun 2020 hingga 2025 dengan menggunakan database seperti Sinta. Literatur yang didapatkan dicari dengan menggunakan kata kunci “Status Gizi”, “Hipertensi”, baik dalam Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia. Hasil: Sebanyak 10 jurnal yang telah direview yang membahas mengenai asuhan gizi pada penderita hipertensi Simpulan: Mayoritas dari jurnal yang telah direview menunjukan bahwa terdapat hubungan pada asupan gizi dengan penderita hipertensi   Kata Kunci : Hipertensi; Status Gizi.
The Effectiveness of Olive Oil in Preventing Atherosclerosis: A Literature Review Syamsu, Rachmat Faisal; Thahira, Yugni Maula; Nasruddin, Hermiaty; Dahlia, Dahlia; Indarwati, Rezky Putri; Palloge, Salahuddin Andi; Nurdin, Abbas Zavey; Makmun, Armanto; Bahar, Burhanuddin
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 17 No. 4 (2024): February
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v17i4.3532

Abstract

Olive oil is a rich source of oleic acid and polyphenols. Extra virgin olive oil is rich in phenolic compounds which are known to have anti-inflammatory, anti-cancer, and antioxidant effects. Olive oil has been used for thousands of years as a food source and is reported to have beneficial effects on cardiovascular disease. This review aims to provide a comprehensive overview of the current literature on the use of olive oil in the prevention and treatment of cardiovascular diseases and prevention of atherosclerosis. The methodology is employed by searching the article at Google Scholar, PubMed, Semantic Scholar, teaching materials, and research gate. Studies included the consumption of olive oil, by using qualitative and quantitative methodologies, were published in journals between 2013 and 2024 to obtain the latest information and relevant contents of the articles as well as the empirical data that indicate the effectiveness of olive oil. This research has a varying result, such as the high level of cholesterol and low-density lipoprotein cholesterol (LDL-C). Olive oil polyphenols also increase HDL particle size increase HDL stability by producing a triglyceride-poor core, and improve HDL antioxidant status by increasing the olive oil polyphenol metabolite content of lipoproteins, and it can intake of several foods also positively modulates platelet reactivity and may be the basis for the reduced cardiovascular risk reported in individuals on diets that increase the intake of plant foods, such as the Mediterranean diet. The olive oil which contains MUFA in the form of oleic acid and polyphenols has anti-atherogenic properties to prevent cardiovascular disease.
HUBUNGAN DERAJAT KEPARAHAN MEROKOK DENGAN DERAJAT OBSTRUKSI PPOK Zahiyah, Azzah; Irsandy, Febie; Kusumawardhani, Sri Irmandha; Nasruddin, Hermiaty; Anggita, Dwi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i1.24747

Abstract

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit pernafasan kronis yang dapat dicegah dan diobati, ditandai dengan penyumbatan saluran nafas yang menetap dan progresif disebabkan oleh paparan partikel atau gas berbahaya sehingga menimbulkan peningkatan respon inflamasi. Data yang ada untuk Indonesia menunjukkan bahwa tingkat prevalensi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah sebesar 3,7%. Sulawesi Selatan memiliki tingkat prevalensi sebesar 6,7%. Faktor risiko utama PPOK adalah merokok. Merokok mengakibatkan perubahan struktur, jaringan paru, serta fungsi saluran pernafasan. Keseringan merokok mengakibatkan penurunan fisiologi paru. Badan Pusat Statistik (2020) memperlihatkan presentase merokok pada penduduk umur >15 tahun sebanyak 28,96%. Presentase merokok di Sulawesi Selatan yaitu sekitar 24,91%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan derajat keparahan merokok dengan derajat obstruksi PPOK di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Kota Makassar. Metode yang digunakan penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner dan rekam medik. Hasil dari penelitian ini melibatkan 50 responden dari sampel pasien PPOK di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar dan menunjukkan adanya hubungan antara derajat keparahan merokok dengan derajat obstruksi PPOK pada pasien PPOK. Nilai koefisien korelasi sebesar 0.029, berdasarkan hasil uji hipotesis didapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara derajat keparahan merokok dengan derajat obstruksi PPOK.
HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH DAN PERILAKU KESEHATAN TERHADAP KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KEC. MAMASA, SULAWESI BARAT Pratama, Delfi Putra; Julyani, Sri; Rasfayanah, Rasfayanah; Nasruddin, Hermiaty; Anggita, Dwi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i1.26055

Abstract

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosis yang sebagian besar menyerang paru-paru.Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia (WHO, 2021) kasus Tuberkulosis di Indonesia menempati urutan kedua (9,2).Selain melalui droplet atau dahak yang ada di udara, Faktor lingkungan rumah yang tidak memenuhi syarat dan perilaku yang tidak sehat juga merupakan salah satu faktor risiko penyebaran Tuberkulosis.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui hubungan lingkungan fisik rumah dan perilaku kesehatan terhadap kejadian TB paru di wilayah Kec.Mamasa, Sulawesi Barat. Penelitian observational analitik  dengan metode retrospektif untuk mendapatkan gambaran dengan mempelajari hubungan lingkungan fisik rumah dan perilaku terhadap kejadian TB paru di wilayah Kec.Mamasa, Sulawesi Barat. Sampel penelitian ini sebanyak 60 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara luas ventilasi (p=o,033), Kepadatan hunian (p=0,037),Etika Batuk p=(0,001), Perilaku Merokok (p=0,001), Kebiasaan mencuci tangan (p=0,009) dan Perilaku tidur sekamar (p=0,004) dengan kejadian TB paru.Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis lantai (p=0,085),0020Jendela (p=0,305), Perilaku membuka jendela (p=0,633), dan Perilaku memakai masker (p=0,757) dengan kejadian TB paru. Kesimpulan penelitian didapatkan faktor paling dominan yang menyebabkan tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Mamasa adalah Luas ventilasi, Kepadatan hunian, Etika batuk, Perilaku merokok, kebiasaan mencuci tangan dan Perilaku tidur sekamar (Kontak serumah).