Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Perbandingan Sputum Spontan dan Sputum Induksi dalam Pemeriksaan TCM Menggunakan Genexpert Pada Penderita Terduga Tuberculosis Paru Pratama, Muh Khairul; Pandu, Edward; Anggita, Dwi
Indonesian Journal of Health Vol 3 No 2 (2023): Vol.03 No.02 (Desember 2023)
Publisher : Yayasan Citra Cendekia Celebes

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33368/inajoh.v3i2.57

Abstract

Tuberculosis is a direct infectious disease caused by TB (Mycobacterium Tuberculosis) germs. The examination method that is widely used in TB endemic countries is microscopic examination, however this method has a low sensitivity. Use of the Rapid Molecular Test (TCM) with the Xpert MTB / RIF is fast and can simultaneously identify the presence of MTB and rifampin resistance. Objective: To compare sputum material and sputum induction as the best material in detecting the presence of Mycobacterium Tuberculosis on genexpert examination. Materials and methods: 3% -5% NaCl solution, sample reagent, TCM cartridge with Xpert MTB / RIF and TCM Tool with Xpert MTB / RIF. This study is a diagnostic test with a cross sectional design. The study sample consisted of 60 sputum samples from patients with suspected pulmonary tuberculosis whose diagnosis would be confirmed by genexpert examination. Results: Men had a greater percentage of 44.73% compared to women and the most age was adults (70%), the results of the TCM genexpert method using spontaneous sputum samples obtained a greater percentage of positive spontaneous sputum by 73%, The results of the TCM examination of the genexpert method using spontaneous sputum samples obtained a greater percentage of positive spontaneous sputum by 60% and the comparison between spontaneous and induced sputum found more positive results and there was no significant evidence of effectiveness between spontaneous sputum and induced sputum in genexpert in patients with suspected pulmonary tuberculosis. Conclusion: The data of pulmonary tuberculosis patients in males is greater than in females and there is no evidence of significant effectiveness between spontaneous and induced sputum in genexpert examination.
Pelaksanaan Kolaborasi Interprofesi pada Manajemen Tuberkulosis di Puskesmas Tabaringan Djaharuddin, Irawaty; Madolangan, Jamaluddin; Hendarto, Joko; Ramadany, Sri; Anggita, Dwi; Ridho Akbar, Muhammad; Permatasari, Tiara
Jurnal Pengabdian Kedokteran Indonesia Vol 5 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jpki.v5i1.304

Abstract

Strategi eliminasi tuberkulosis yang disebut dengan End TB Strategy mempunyai misi mencapai Zero TB pada tahun 2050. Untuk mencapai hal ini, diperlukan manajemen TB yang baik. Pendekatan kolaboratif interprofesi mulai dari dokter, perawat, apoteker, kader kesehatan dan masyarakat diharapkan dapat membantu, tidak hanya dalam hal pengawasan, pengobatan, tetapi juga dalam deteksi dini infeksi tuberkulosis. Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini menggunakan metode ceramah dan pada akhir kegiatan dilakukan evaluasi. Metode awal adalah ceramah berupa penyuluhan secara interaktif yang dibawakan berbagai profesi yaitu dokter, perawat, dan apoteker. Materi mengenai pengetahuan tentang TB serta program pemerintah dalam menjaring hingga pengobatan kasus TB diberikan. Selain itu dalam penyuluhannya ditegaskan pula peran masing-masing profesi agar dapat berjalan sinergis dalam manajemen TB di layanan perifer. Tahap terakhir adalah evaluasi kegiatan dilakukan dengan mengisi lembar tes yang dibagikan kepada peserta penyuluhan yang berisi pertanyaan terkait materi yang telah diberikan. Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang yang dimana peserta merupakan perangkat puskesmas mulai dari dokter, perawat dan apoteker serta melibatkan kader puskesmas sebagai perwakilan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tabaringan. Setelah dilakukan penyuluhan, peserta yang mampu menjawab dengan benar diatas 70 poin sebanyak 80%. Banyaknya peserta yang menjawab 70 benar dari 100 poin menggambarkan tingkat pengetahuan peserta secara umum memahami topik yang diberikan dengan baik. Manajemen tuberkulosis dapat dilakukan dengan pendekatan kolaborasi interprofesi yang melibatkan peran aktif dari berbagai pihak, tidak hanya tenaga kesehatan namun juga peran aktif dari masyarakat.
Karakteristik serta Profil Koagulasi Pasien Covid-19 Anggita, Dwi; Djaharuddin, Irawaty; Iskandar, Harun; Tabri, Nur Ahmad; Madolangan, Jamaluddin; Putrawan, Harry Akza; Wiriansyah, Edward Pandu
UMI Medical Journal Vol 8 No 2 (2023): UMI Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v8i2.234

Abstract

Latar belakang: Derajat keparahan Covid-19 dikaitkan dengan koagulasi dan kerusakan endotel yang dipicu oleh reaksi inflamasi akibat dari pelepasan sitokin proinflamasi yang berlebihan oleh karena infeksi SARS CoV-2. Metode: Penelitian deskriptif analitik yang dilakukan dengan pendekatan kohor retrospektif dilakukan di Rumah Sakit Umum Pemerintah Wahidin Sudirohusodo Makassar dengan mengumpulkan data rekam medis pasien Covid-19 pada bulan Juni 2020 – Juni 2021 dengan menggunakan total sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan rerata trombosit lebih rendah (265.442) pada kasus berat, sedangkan rerata fibrinogen (405,54) dan D-dimer (9,84) lebih tinggi pada derajat keparahan lebih berat, serta Prothrombin time (PT) lebih panjang (10,92) pada derajat keparahan lebih berat. Kesimpulan: Profil koagulasi penderita Covid-19 didatakan rerata rombosit lebih rendah pada derajat keparahan lebih berat, sedangkan fibrinogen dan D-dimer lebih tinggi serta Prothrombin time (PT) lebih panjang pada derajat keparahan lebih berat.
Persistent Air Leak Anggita, Dwi; Wiriansya, Edward Pandu; Santoso, Arif; Putrawan, Harry Azka
Jurnal Respirologi Indonesia Vol 44, No 2 (2024)
Publisher : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)/The Indonesian Society of Respirology (ISR)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36497/jri.v44i2.432

Abstract

In cases of pneumothorax in the chest tube, the presence of air in the pleural cavity that lasts more than 5 to 7 days can be suspected as a persistent air leak (PAL), especially if an increased amount of air is obtained accompanied by the appearance of bubbles in the water seal drainage (WSD) system. This is the most common complication after surgery (8–26%), although it can be primary spontaneous pneumothorax (PSP) (26%) or secondary spontaneous pneumothorax (SSP) (39%). One condition that often causes difficulties in PAL therapy is infection due to direct contact with the fistula. The presence of PAL is associated with higher morbidity and mortality, prolonged chest tube inserted, and longer hospitalization. Observations of air production in PAL are expected to occur spontaneously within 4 days, if the leak persists, pleurodesis is recommended. If it was possible, surgery is needed to close the leak. Bronchoscopy treatment is only recommended in special circumstances where surgery is contraindicated or the patient refuses the surgical procedure.
Tingkat Pengetahuan Siswa Sma Negeri 5 Makassar Tentang Pengaruh Asap Rokok Terhadap Kesehatan Mata Febirianti, Ratna; Kusumawardhani, Sri Irmandha; Novriansyah, Zulfikri Khalil; Hermiaty, Hermiaty; Anggita, Dwi
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 6 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i6.8337

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri 5 Makassar tentang pengaruh asap rokok terhadap kesehatan mata serta untuk mengetahui jumlah siswa yang mengetahui tentang pengaruh asap rokok terhadap kesehatan mata. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran tingkat pengetahuan siswa SMAN 5 Makassar tentang pengaruh asap rokok terhadap kesehatan mata menunjukkan bahwa 10% siswa dengan tingkat pengetahuan baik, 9% siswa dengan tingkat pengetahuan cukup dan 81% siswa dengan tingkat pengetahuan kurang. Frekuensi responden yang mengetahui tentang dampak rokok bagi kesehatan mata menunjukkan 44 (54%) responden mengetahui bahwa asap rokok berdampak buruk pada kesehatan mata. Frekuensi responden menunjukkan sebanyak 27 (33%) responden mengetahui tentang paparan asap rokok terhadap kesehatan mata. Frekuensi responden menunjukkan sebanyak sebanyak 41% responden mengetahui gejala paparan asap rokok pada mata. Frekuensi responden menunjukkan hanya 28 (35%) responden yang mengetahui faktor resiko sindrom mata kering akibat paparan asap rokok. Frekuensi responden menunjukkan sebanyak 29 (36%) responden yang mengatahui komplikasi faktor resiko sindrom mata kering akibat paparan asap rokok. Pada pertanyaan mengenai resiko Katarak menunjukkan 20 (25%) responden mengetahui tentang resiko katarak dan hanya 19 (24%) responden mengetahui tatalaksana penyembuhan dari Katarak.
Hipertensi Pulmoner Terkait Penyakit Paru (Hipertensi Pulmoner Tipe 3) Anggita, Dwi; Amir, Muzakkir; Djaharuddin, Irawaty
UMI Medical Journal Vol 9 No 2 (2024): UMI Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v9i2.235

Abstract

Latar belakang: Hipertensi pulmoner adalah penyakit fatal dari berbagai etiologi yang diperkirakan memengaruhi lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia. Penyakit ini didefiniskan secara hemodinamik sebagai tekanan rata-rata arteri pulmonalis ≥ 25 mmHg saat istirahat. Isi: Hipertensi pulmoner menyebabkan berbagai kondisi dan komplikasi klinis terutama gangguan pada sistem kardiovaskular dan respirasi. Hipertensi polmuner akibat penyakit paru-paru dan/atau hipoksia yang menrupakan klasifkasi tipe 3 adalah salah satu bentuk HP yang sering terjadi. Berbagai penyakit paru dan keadaan hipoksia telah lama dikenal sebagai keadaan yang menginduksi perubahan sistem vaskular pulmoner melalui berbagai mekanisme yang belum sepenuhnya dimengerti. Kesimpulan: Mekanisme patologi hipertensi pulmoner terkait penyakit paru kronis, seperti penyakit paru obstruktif kronik, penyakit paru interstitial, penyakit paru campuran pola restriksi dan obstruksi, gangguan pernapasan saat tidur, gangguan hipoventilasi alveolar, paparan lama terhadap ketinggian dan kelainan perkembangan paru adalah adanya remodeling pembuluh darah disertai disfungsi endotel diakibatkan hipoksia kronik.
Evaluasi Pemanfaatan Penerapan Telemedicine di Indonesia: Literatur Riview Maharani, Aulia; Anggita, Dwi; Witriani, Eca; Purba, Sri Hajijah
JIKES : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 1 (2024): Juli-Desember 2024
Publisher : Yayasan Pendidikan Tanggui Baimbaian Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71456/jik.v3i1.1091

Abstract

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan signifikan dalam sektor kesehatan, salah satunya melalui telemedicine. Penelitian ini bertujuan untuk menyebarkan telemedis di Indonesia, terutama dalam meningkatkan akses layanan kesehatan, efisiensi waktu, kepuasan pasien, dan penghematan biaya. Metode yang digunakan adalah Systematic Literature Review (SLR) berdasarkan panduan PRISMA, dengan menganalisis literatur dari data dasar seperti PubMed, Scopus, dan Google Scholar. Kriteria inklusi mencakup literatur yang relevan, diterbitkan dalam lima tahun terakhir, dan berbahasa Indonesia atau Inggris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telemedicine memberikan manfaat besar dalam meningkatkan akses layanan kesehatan di daerah terpencil, mempercepat waktu pelayanan, dan mengurangi biaya. Namun kendala seperti keterbatasan infrastruktur teknologi, regulasi yang belum memadai, serta kesiapan masyarakat dan tenaga medis masih menjadi tantangan. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan yang lebih baik dalam infrastruktur dan regulasi untuk mendukung penerapan telemedis secara berkelanjutan. Kesimpulannya, telemedicine memiliki potensi besar untuk meningkatkan pemerataan layanan kesehatan di Indonesia, terutama jika disertai penguatan infrastruktur dan regulasi yang mendukung. Penelitian ini merekomendasikan pelatihan digital bagi tenaga kesehatan dan masyarakat, serta pengembangan kebijakan strategi untuk memaksimalkan manfaat telemedicine dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Gambaran Faktor Penyebab Stres Psikologi pada Penderita Tuberkulosis yang Menjalani Rawat Inap di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Ramadhani, Karlinda Novira; Sommeng, Faisal; Abdullah, Rezky Putri Indarwati; Anggita, Dwi; Ismail, Muhammad Wirasto
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 7 No. 2 (2025): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v7i2.9485

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang berdampak pada kesehatan, ekonomi, dan sosial. Peningkatan kasus TB di Indonesia, termasuk di Makassar, disertai dengan stigma dan tekanan ekonomi, yang dapat memicu stres pada penderita. Durasi pengobatan yang panjang serta efek samping obat turut memperburuk kondisi psikologis pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres psikologi pada penderita tuberkulosis yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Ibnu Sina YW UMI Makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pekerjaan, pendapatan, dan dukungan keluarga memiliki hubungan signifikan dengan tingkat stres pada pasien tuberkulosis paru yang menjalani rawat inap. Dukungan keluarga merupakan faktor yang paling berpengaruh, dengan mayoritas penderita mengalami stres ringan. Sementara itu, faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan kepatuhan minum obat tidak berhubungan dengan tingkat stres. Dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga memiliki peran penting dalam mengurangi stres pada pasien tuberkulosis paru. Upaya peningkatan dukungan sosial dan ekonomi dapat membantu meningkatkan kesejahteraan psikologis pasien.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Rokok Elektrik Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Zamzami, Moh. Fadel; Nurmadilla , Nesyana; Dahliah; Anggita, Dwi; Gayatri, Sri Wahyuni
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 7 No. 2 (2025): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v7i2.9545

Abstract

Penggunaan rokok elektronik atau vape mengalami peningkatan signifikan di Indonesia, terutama di kalangan anak muda. Faktor-faktor seperti lingkungan sosial, kepuasan psikologis, gaya hidup, serta pengetahuan turut memengaruhi perilaku merokok elektronik. Meski dianggap sebagai alternatif rokok konvensional, penggunaan vape tetap berisiko bagi kesehatan, termasuk penyakit paru seperti EVALI. Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan rokok elektrik pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran. Metode penelitian yang digunakan merupakan analisis deskriptif menggunakan metode survei dengan alat kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengguna rokok elektrik memiliki pengetahuan yang baik tentang vape (55%), meskipun masih terdapat 13,7% yang memiliki pengetahuan kurang. Faktor lingkungan sosial juga berperan penting, dengan 58,8% responden berada dalam lingkungan yang mendukung penggunaan vape, dan 15,7% dalam lingkungan yang sangat mendukung. Selain itu, faktor kepuasan psikologis turut berpengaruh, di mana 47,1% pengguna merasa puas dengan penggunaan vape, sementara 17,6% merasa kurang puas. Faktor gaya hidup juga memiliki dampak, dengan 47,1% responden mengaku bahwa gaya hidup mereka berpengaruh terhadap penggunaan vape, dan 7,8% menyatakan bahwa gaya hidup mereka sangat berpengaruh. Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa faktor pengetahuan, lingkungan sosial, kepuasan psikologis, dan gaya hidup memiliki peran dalam mendorong penggunaan rokok elektrik di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran.
A 26-Year-Old Male with Post-Traumatic Cephalgia: Case Report Asy'hari, Mohammmad Alif; Rahmawati, Rahmawati; Santoso, Arif; Anggita, Dwi; Mustafa, Maulana Saggaf
Journal La Medihealtico Vol. 6 No. 3 (2025): Journal La Medihealtico
Publisher : Newinera Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37899/journallamedihealtico.v6i3.2044

Abstract

Post-Traumatic Headaches (PTH) is the most frequent complaint after Traumatic Brain Injury (TBI). According to ICHD-3 Post-Traumatic Headaches (PTH) is the most common secondary headache disorder, accounting for around 4% of all headache symptoms that begin in 7 days after head injury, craniotomy or post-traumatic awareness. The main risk factors for PTH include a history of migraines or headaches, female gender, younger age, more severe head injury, and concurrent psychological symptoms, such as anxiety and depression. The clinical profile of PTH varies based on headache onset, duration, and severity. Pharmacological treatment often consists of analgesics and nonsteroidal anti-inflammatory drugs, tricyclic antidepressants, or antiepileptic drugs. PTH treatment has two components: acute treatment and prophylaxis. Analgesics (nonsteroidal anti-inflammatory drugs [NSAIDs]) or certain anti-headache medications (triptans) are used for acute treatment.