Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Karakteristik Faktor Risiko Penyakit Katarak Senilis Pasien Rawat Jalan di RSIS Makassar Bambang Sukoco; Sri Irmandha .K; Marzelina Karim
Wal'afiat Hospital Journal Vol 1 No 2 (2020): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.895 KB) | DOI: 10.33096/whj.v1i2.46

Abstract

Gangguan penglihatan dan kebutaan merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat dunia yang menjadi salah satu penyebab utama penurunan kualitas hidup, kecelakaan, dan kematian.1,2 Global Data on Visual Impairment : 2010 mengatakan bahwa 33% dari kasus gangguan penglihatan dan 51% dari kasus kebutaan dunia diakibatkan penyakit katarak. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Karakteristik Faktor Risiko Penyakit Katarak senilis pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Jenis ppenelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan desain retrospektif dengan studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Hasil Penelitian ini adalah mayoritas pasien katarak senilis berusia ≥46 tahun terdapat 116 (100,0%) pasien,Perempuan terdapat 60 (51,7%) pasien, kelompok indeks massa tubuh yang tinggi yaitu kelompok overweight, pre-obese dan obese terdapat 101 (87,1%) pasien. mengalami tekanan darah pra-hipertensi. terdapat 90 (77,6%) pasien, tidak terdiagnosis diabetes mellitus terdapat 106 (91,4%) pasien. Faktor risiko yang mendominasi adalah faktor risiko ‘usia ≥46 tahun’, dengan 116 (100,0%) orang pasien. Mayoritas 40 (34,5%) pasien mempunyai 2 jenis faktor risiko.
Tingkat Pengetahuan dan Sikap Orangtua Terhadap Kelainan Refraksi Pada Anak Sri Irmandha K
Jurnal Indonesia Sosial Sains Vol. 2 No. 04 (2021): Jurnal Indonesia Sosial Sains
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.96 KB) | DOI: 10.59141/jiss.v2i04.257

Abstract

Abstrak: Kelainan refraksi merupakan salah satu penyebab kebutaan yang mudah dideteksi, diobati dan dievaluasi dengan pemberian kacamata, namun demikian kelainan refraksi menjadi masalah serius jika tidak cepat ditanggulangi. Sepuluh persen dari 66 juta anak usia sekolah (5-19 tahun) di Indonesia mengalami kelainan refraksi dan angka pemakaian kacamata koreksi sampai saat ini masih rendah yaitu 12,5% dari kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap orangtua terhadap kelainan refraksi pada anak. Jenis penelitian ini adalah observasional analitikal dengan pendekatan cross sectional dimana variabelnya diukur dalam satu kali pengukuran. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dari 76 responden, tidak ditemukan responden dengan tingkat pengetahuan yang kurang mengenai kelainan refraksi, sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang sedang sebanyak 39 orang (48.7%) dan pengetahuan baik sebanyak 37 orang (51.3%). Kemudian untuk sikap orangtua mengenai kelainan refraksi, tidak ditemukan responden yang memiliki sikap yang kurang mengenai kelainan refraksi, sedangkan responden yang memiliki sikap yang sedang sebanyak 43 orang (56.6%) dan sikap baik sebanyak 33 orang (43.4%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proporsi terbesar dari tingkat pengetahuan dan sikap orangtua siswa di Sekolah Dasar Inpres Panaikang I/2 Makassar adalah pada tingkat yang sedang.
Karakteristik Faktor Risiko Penyakit Katarak Senilis Pasien Rawat Jalan di RSIS Makassar Bambang Sukoco; Sri Irmandha .K; Marzelina Karim
Wal'afiat Hospital Journal Vol 1 No 2 (2020): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.895 KB) | DOI: 10.33096/whj.v1i2.46

Abstract

Gangguan penglihatan dan kebutaan merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat dunia yang menjadi salah satu penyebab utama penurunan kualitas hidup, kecelakaan, dan kematian.1,2 Global Data on Visual Impairment : 2010 mengatakan bahwa 33% dari kasus gangguan penglihatan dan 51% dari kasus kebutaan dunia diakibatkan penyakit katarak. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Karakteristik Faktor Risiko Penyakit Katarak senilis pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Jenis ppenelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan desain retrospektif dengan studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Hasil Penelitian ini adalah mayoritas pasien katarak senilis berusia ≥46 tahun terdapat 116 (100,0%) pasien,Perempuan terdapat 60 (51,7%) pasien, kelompok indeks massa tubuh yang tinggi yaitu kelompok overweight, pre-obese dan obese terdapat 101 (87,1%) pasien. mengalami tekanan darah pra-hipertensi. terdapat 90 (77,6%) pasien, tidak terdiagnosis diabetes mellitus terdapat 106 (91,4%) pasien. Faktor risiko yang mendominasi adalah faktor risiko ‘usia ≥46 tahun’, dengan 116 (100,0%) orang pasien. Mayoritas 40 (34,5%) pasien mempunyai 2 jenis faktor risiko.
Hubungan Jenis Retinopati Diabetik Dengan Lamanya Menderita Diabetes Melitus dan Hba1c Kusumawardhani, Sri Irmandha
Wal'afiat Hospital Journal Vol 2 No 1 (2021): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.738 KB) | DOI: 10.33096/whj.v2i1.52

Abstract

Diabetes merupakan penyakit gangguan metabolik kronik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat gangguan sensitivitas insulin dan insufisiensi produksi insulin oleh pankreas. Pada tahun 2015, sekitar 415 juta orang dewasa di dunia atau sekitar 8,5% penduduk dunia menderita diabetes. Diabetes menjadi masalah serius ketika telah terjadi berbagai komplikas. Retinopati diabetik adalah komplikasi mikrovaskular pernderita diabetes yang menyerang pembuluh darah kecil di retina mata, menyebabkan terjadinya penurunan penglihatan permanen hingga kebutaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jenis retinopati diabetik dengan lamanya menderita diabetes melitus dan kadar HbA1C. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif obervasional analitik dengan desain cross sectional. Kuantitatif berarti variabel-variabel penelitian ini menggunakan variabel yang dapat diukur secara objektif. Hasil penelitian ini didominasi oleh pasien berusia 50-54 tahun (26,5%). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kadar HbA1C didominasi lebih dari 9,0% (43%) dengan durasi lama kurang dari 5 tahun (51%). Jenis retinopati yang mendominasi adalah PDR (68%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kadar HbA1c dengan jenis retinopati diabetik (p=0,007). Hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama menderita diabetes mellitus dengan jenis retinopati diabetik (p=0,016).
Profil Anisometropia pada Orang Dewasa di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tonang, Eka Uthami; Syawal, Sitti Rukiah; Amir, Suliati P.; Novriansyah, Zulfikri Khalil; Kusumawardhani, Sri Irmandha; Aulia, Nur
Wal'afiat Hospital Journal Vol 5 No 1 (2024): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/whj.v5i1.128

Abstract

Anisometropia is an interocular asymmetric refractive condition and is caused by a significant difference in diopters between the right and left eyes. Anisometropia occurs when there is a difference in the refractive power of the two eyes. Classification of several levels of difference, namely 1) difference in refraction between the two eyes less than 1.5 D, where both eyes can still be used together with good fusion and stereoscopic, 2) difference in refraction between the two eyes 1.5 D to 3.0 D (the presence of cylindrical differences is more significant than spherical), and 3) the difference in refraction is more than 3.0 D. The high incidence of Anisometropia can be caused by a lack of community initiative in seeking health assistance to treat Anisometropia, or even prevent Anisometropia from getting worse. The aim of this study was to determine the characteristics of Anisometropia in adults at Ibnu Sina Hospital Makassar. This research is descriptive in nature. The population of this study was all Anisometropia patients registered at Ibnu Sina Hospital Makassar so that the research sample was obtained by total sampling, namely the entire study population of 20 patients. Sample acquisition was adjusted to the inclusion criteria, namely Anisometropia patients with complete medical record data. The data was processed using the univariate method so that the research results showed that the majority of Anisometropia patients at the eye clinic at Ibnu Sina Hospital Makassar were on average 18-25 years old (45%) and mostly occurred in women (60%) and most were students (40%). %) The incidence of Anisometropia is probably caused by excessive use of cellphone or laptop gadgets and at very close range.
Tingkat Pengetahuan Siswa Sma Negeri 5 Makassar Tentang Pengaruh Asap Rokok Terhadap Kesehatan Mata Febirianti, Ratna; Kusumawardhani, Sri Irmandha; Novriansyah, Zulfikri Khalil; Hermiaty, Hermiaty; Anggita, Dwi
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 6 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i6.8337

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri 5 Makassar tentang pengaruh asap rokok terhadap kesehatan mata serta untuk mengetahui jumlah siswa yang mengetahui tentang pengaruh asap rokok terhadap kesehatan mata. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran tingkat pengetahuan siswa SMAN 5 Makassar tentang pengaruh asap rokok terhadap kesehatan mata menunjukkan bahwa 10% siswa dengan tingkat pengetahuan baik, 9% siswa dengan tingkat pengetahuan cukup dan 81% siswa dengan tingkat pengetahuan kurang. Frekuensi responden yang mengetahui tentang dampak rokok bagi kesehatan mata menunjukkan 44 (54%) responden mengetahui bahwa asap rokok berdampak buruk pada kesehatan mata. Frekuensi responden menunjukkan sebanyak 27 (33%) responden mengetahui tentang paparan asap rokok terhadap kesehatan mata. Frekuensi responden menunjukkan sebanyak sebanyak 41% responden mengetahui gejala paparan asap rokok pada mata. Frekuensi responden menunjukkan hanya 28 (35%) responden yang mengetahui faktor resiko sindrom mata kering akibat paparan asap rokok. Frekuensi responden menunjukkan sebanyak 29 (36%) responden yang mengatahui komplikasi faktor resiko sindrom mata kering akibat paparan asap rokok. Pada pertanyaan mengenai resiko Katarak menunjukkan 20 (25%) responden mengetahui tentang resiko katarak dan hanya 19 (24%) responden mengetahui tatalaksana penyembuhan dari Katarak.
Pengaruh Pemberian Infusa Lidah Buaya (Aloe vera.L) sebagai Antiseptik terhadap bakteri Escherichia coli Reni, Putri; Wahyu, Sri; Dahlia, Dahlia; Kusumawardhani, Sri Irmandha; Idrus, Hasta Handayani
Indonesian Journal of Health Vol 3 No 01 (2023): Vol.03 No.01 (Juni 2023)
Publisher : Yayasan Citra Cendekia Celebes

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33368/inajoh.v3i01.49

Abstract

Antiseptics are substances that can inhibit the growth and development of microorganisms. One of the microorganisms that cause diarrhea is Escherichia coli. Efforts to prevent infection is the use of antiseptics. One of the most useful antiseptics is Aloe vera.L. Aloe vera.L contains anthraquinones, saponins, flavonoids and tannins which have the ability to inhibit bacterial growth and are antiseptic. Method used Literature Review with Narrative Review Design. Results The lowest concentration of aloe vera extract (Aloe vera.L) which can inhibit the growth of Escherichia coli bacteria is at a concentration of 20%, while the most effective concentration of aloe vera extract (Aloe vera.L) can inhibit the growth of Escherichia coli bacteria at a concentration of 100%. Aloe vera extract (Aloe vera.L) is effective in inhibiting the growth of Escherichia coli bacteria.
Visual Outcomes of Senile Cataract Patients Post-Cataract Surgery at JEC-Orbita Eye Clinic Makassar Basalamah, Hadijah; Kusumawardhani, Sri Irmandha; Hidayat, Muh. Fadly; Anoez, Azizah; Namirah, Hannah Aulia
Journal La Medihealtico Vol. 5 No. 6 (2024): Journal La Medihealtico
Publisher : Newinera Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37899/journallamedihealtico.v5i6.1831

Abstract

Cataracts are a major cause of blindness worldwide. World Health Organization (WHO) data in 2020, cataract is the most common eye disorder that causes blindness and visual impairment. Postoperative visual acuity is a simple direct parameter that can reflect the quality of cataract surgery and postoperative care. Descriptive in nature with a cross-sectional approach (cross-sectional) using secondary data obtained from medical records. The sampling technique used random sampling with a total of 97 samples. A study conducted at the JEC-ORBITA Main Eye Clinic in Makassar City from January 2024 to June 2024 on patients diagnosed with senile cataracts found 3466 patients. This study showed that the highest proportion occurred in female gender 54 (55.7%), elderly age category (60-74 years) 67 (69.1%), phacoemulsification surgery technique 97 (100%), unilaterally operated eyes on the left eye 35 (36.1%), nuclear cataract morphology 73 (75.3%), pre-operative vision dominated by moderate vision 62 (63.9%), post-operative vision on day 1 mild vision 51 (52.6%), day 7 mild vision 81 (83.5%) and day 30 it improved and increased in 86 (88.7%). Research result Visual Outcome Senile Cataract Patients Post Cataract Surgery at JEC-Orbita Makassar Main Eye Clinic from January 2024 to June 2024 showed improvement at the end of the fourth week of visits, by looking at the vision before and after cataract surgery.
Hubungan Paparan AC terhadap Faktor Risiko Kejadian Dry Eye Syndrome pada Mahasiswa FK UMI Jannah, St.Raodatul; Rahmah, Marlyanti Nur; Utami, Dian Fahmi; Kusumawardhani, Sri Irmandha; Namirah, Hanna Aulia
Wal'afiat Hospital Journal Vol 5 No 2 (2024): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/whj.v5i2.145

Abstract

Dry Eye Syndrome merupakan kondisi multifaktorial yang ditandai oleh ketidakstabilan lapisan air mata dan gejala ocular lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara paparan Air Conditioner (AC) di ruang kelas dengan risiko terjadinya Dry Eye Syndrome (DES) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI). Penelitian ini menggunakan desain cross- sectional dengan total 182 responden, yang terdiri dari 91 mahasiswa yang terpapar AC dan 91 mahasiswa yang tidak terpapar AC. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara paparan AC dengan prevalensi Dry Eye Syndrome (p=0,001), di mana mahasiswa yang terpapar AC di ruang kelas memiliki prevalensi yang lebih tinggi. Terdapat pula hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan dry eye syndrome (p=0,001), dimana jenis kelamin perempuan lebih banyak megalami dry eye syndrome karena dipengaruhi oleh perbedaan molekuler pada struktur mata, hormon, metabolisme, gaya hidup, dan aktivitas fisik. Selain itu, terdapat pula hubungan signifikan antara tingkatan angkatan dengan kejadian dry eye syndrome (p=0,014), dimana angkatan 2021 lebih banyak mengalami dry eye syndrome karena dipengaruhi oleh lamanya terpapar AC, faktor usia, dan hormon.
Hubungan Paparan AC terhadap Faktor Risiko Kejadian Dry Eye Syndrome pada Mahasiswa FK UMI Jannah, St.Raodatul; Rahmah, Marlyanti Nur; Utami, Dian Fahmi; Kusumawardhani, Sri Irmandha; Namirah, Hanna Aulia
Wal'afiat Hospital Journal Vol 5 No 2 (2024): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/whj.v5i2.145

Abstract

Dry Eye Syndrome merupakan kondisi multifaktorial yang ditandai oleh ketidakstabilan lapisan air mata dan gejala ocular lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara paparan Air Conditioner (AC) di ruang kelas dengan risiko terjadinya Dry Eye Syndrome (DES) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI). Penelitian ini menggunakan desain cross- sectional dengan total 182 responden, yang terdiri dari 91 mahasiswa yang terpapar AC dan 91 mahasiswa yang tidak terpapar AC. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara paparan AC dengan prevalensi Dry Eye Syndrome (p=0,001), di mana mahasiswa yang terpapar AC di ruang kelas memiliki prevalensi yang lebih tinggi. Terdapat pula hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan dry eye syndrome (p=0,001), dimana jenis kelamin perempuan lebih banyak megalami dry eye syndrome karena dipengaruhi oleh perbedaan molekuler pada struktur mata, hormon, metabolisme, gaya hidup, dan aktivitas fisik. Selain itu, terdapat pula hubungan signifikan antara tingkatan angkatan dengan kejadian dry eye syndrome (p=0,014), dimana angkatan 2021 lebih banyak mengalami dry eye syndrome karena dipengaruhi oleh lamanya terpapar AC, faktor usia, dan hormon.