Pemantauan Status Gizi (PSG) Nasional menyatakan prevalensi stunting di Indonesia meningkat dari tahun 2016 sampai 2018 yaitu dari 27,5% menjadi 29,6-30,8%. Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan Provinsi yang menempati posisi stunting tertinggi seindonesia yaitu sebesar 42,6% pada tahun 2018. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Desa Kebesani Kecamatan Detukeli. Metode penelitian ini yaitu kuantitatif dengan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasinya semua balita usia 24-59 bulan dengan total sampling sebanyak 48 balita. Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil berat badan lahir mempunyai hubungan dengan kejadian stunting ( P=0,002), tidak ada hubungan antara imunisasi dengan kejadian stunting (P=0,762), ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif kejadian (p= 0,0000), ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian stunting (P=0,000), ada hubungan antara status ekonomi dengan kejadian stunting (P=0,001). Kesimpulan yang didapatkan bahwa ada hubungan antara berat badan lahir, pemberian ASI eksklusif, tingkat pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga dengan kejadian stunting.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023