Seiring dengan perkembangan remaja, baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya, jiwa yang terdapat pada diri seorang remaja akan terus berkembang sesuai dengan bertambahnya umur mereka. Begitupun di saat meningkatnya kemampuan abstraksi dan daya kritisnya, para remaja sering kali melihat agama dari sisi rasio semata-mata, bahkan tanpa melalui penghayatan. Hal ini berbeda dengan masa kanak-kanak yang menerima ajaran agama secara konkret. Dalam keadaan inilah, konflik sering terjadi ketika adanya pandangan yang berbeda antara ajaran agama yang diterimanya dengan kenyataan-kenyataan yang ada di lingkungannya. Adapun tujuannya untuk mengetahui cara mengendalikan jiwa remaja di saat mereka dalam keadaan meningkatnya daya kritis terhadap ajaran agama yang didapatkan menurut pendidikan Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode studi pustaka. Pengumpulan datanya melalui sumber-sumber kitab, buku, dan artikel tentang masalah yang dibahas. Remaja merupakan salah satu objek dari pendidikan Islam. Selain dirinya sendiri dan hawa nafsunya yang harus mengendalikan diri, ada 3 (tiga) elemen ekstern yang dapat membantu mengendalikan dan menerapkan perilaku remaja, yaitu melalui keluarga (orang tua), melalui guru yang ada di sekolah, dan melalui masyarakat, baik perorangan maupun kelompok sosial.
Copyrights © 2023