Masalah balita pendek (stunting) merupakan salah satu permasalahan gizi yang menjadi fokus di negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan (growth faltering) akibat akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari kehamilan sampai usia 24 bulan. Keadaan ini diperparah dengan tidak terimbanginya kejar tumbuh (catch up growth) yang memadai. Di Indonesia, berdasarkan Riskesdas 2013 terjadi peningkatan anak stunting dari 36,8% pada tahun 2010 menjadi 37,2% pada tahun 2013. Selama 20 tahun terakhir, penanganan masalah stunting sangat lambat. Secara global, persentase anak-anak yang terhambat pertumbuhannya menurun hanya 0,6 persen per tahun sejak tahun 1990. WHO mengusulkan target global penurunan kejadian stunting pada anak dibawah usia lima tahun sebesar 40 % pada tahun 2025, namun diprediksikan hanya 15-36 negara yang memenuhi target tersebut. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengetahuan masyarakat tentang stunting dan mengedukasi cara mencegah terjadinya stunting pada anak dimasa pertumbuhan. Untuk mencapai tujuam tersebut dilakukan beberapa kegiatan yaitu pelaksanaan pre-test, penyuluhan, dan post-test terkait stunting dan cara pencegahan stunting. Kegiatan ini dilakukan terhadap 50 responden di Desa Kuapan Kab. Kampar. Berdasarkan hasil analisis Bivariat diketahui bahwa pemberian perlakuan berupa edukasi masyarakat (pre test) mengenai stunting menunjukkan adanya pengaruh signifikan dibandingkan (Post Test) dengan ada kuisioner dengan pertanyaan yang sama dengan skor (pre test) dari 50 orang yaitu 30 orang 60%, 17 orang 34% dan 3 orang 6% dan (post test) dari 50 orang 100%.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023