Kajian ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi suku Bajo desa Torosiaje sebagai desa wisata toleransi yang berbasis pada kearifan lokal. Suku tersebut dikenal juga dengan sebutan suku pelaut, karena mereka tinggal di atas laut. Penduduknya tidak hanya berasal dari suku Bajo, namun juga suku-suku yang ada di Indonesia. Menariknya, mereka hidup rukun tanpa memperhatikan latar belakang suku. Selama ini, suku Bajo hanya popular dengan wisata laut, padahal sisi kehidupan mereka dapat menjadi pembelajaran “toleransi” bagi wisatawan. Dalam konteks inilah maka pengabdian ini dilakukan. Pendekatannya menggunakan pendekatan personal melalui wawancara, dialog dan observasi. Metode yang digunakan adalah dengan sosialisasi. Berdasarkan analisis SWOT, dapat dirumuskan beberapa strategi pengembangan potensi desa wisata pendidikan toleransi suku Bajo desa Torosiaje, yaitu: (1) Bekerjasama dengan dinas pariwisata setempat, karena kurangnya SDM masyarakat desa Torosiaje yang memahami dan mengerti tentang pengembangan pariwisata. (2) Membranding desa wisata pendidikan toleransi desa Torosiaje melalui media sosial. (3) Pemerintah mendukung dengan memberikan kemudahan transportasi menuju ke desa Torosiaje (4) Mempromosikan kearifan lokal desa Torosiaje melalui perayaan atau ritual yang diselenggarakan oleh penduduk setempat. Ini dapat menarik anak-anak muda untuk tetap mengenal dan cinta pada kearifan lokal di tengah-tengah modernitas.
Copyrights © 2023