Penelitian ini menganalisis penggunaan modalitas dalam teks pidato Putin terkait dengan perang nuklir. Analisis modalitas dilakukan menggunakan teori Halliday dan Matthiessen (2004) dan Fairclough (Santosa, 2012) yang membagi modalitas menjadi dua, yaitu modalitas dalam bentuk modalisasi (modalization) yang dibagi menjadi dua bagian Probability (certain, possible, perhaps, etc.) dan Frequency (Always, Usual, Sometimes, etc.). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Putin menggunakan modalitas seperti "akan" dan "harus" . Modalitas seperti "selalu" dan "biasanya" digunakan untuk menunjukkan kebiasaan dalam menerima tamu negara. Analisis ini juga menunjukkan bahwa modalitas berfungsi sebagai unsur penting dalam pidato Putin untuk menunjukkan kesiapan dalam menerima tamu.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024