Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) oleh anak-anak tunarungu di SLB N Ogan Ilir dalam komunikasi sehari-hari mereka saat berada di lingkungan sekolah. Studi ini juga menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan SIBI, baik dari segi internal seperti pemahaman dan kemampuan anak, maupun faktor eksternal seperti dukungan guru dan lingkungan sekolah. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik analisis data menggunakan model Miles and Hubberman, langkah pertama reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Proses pengumpulan data melibatkan observasi dan wawancara bersama 2 orang siswa tunarungu dan 1 guru di SLB N Ogan Ilir.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam penggunaan SIBI dan isyarat lokal oleh siswa tunarungu, dengan SIBI lebih dominan dalam konteks pembelajaran formal di kelas dan isyarat lokal lebih sering digunakan dalam interaksi sosial di luar kelas. SIBI digunakan oleh guru selama proses pembelajaran tetapi penggunaannya cenderung terbatas karena hanya digunakan dalam interaksi sosial di luar konteks pembelajaran formal. Faktor-faktor seperti pemahaman dan kemampuan siswa, dukungan guru, dan lingkungan sekolah beserta keluarga mempengaruhi penggunaan SIBI oleh anak tunarungu. Rekomendasi untuk meningkatkan penggunaan SIBI termasuk pelatihan reguler bagi guru dan staf pendidik, penyelarasan pengajaran SIBI dalam kurikulum pendidikan, dan penciptaan lingkungan yang mendukung penggunaan SIBI dalam berbagai konteks sosial. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan efektivitas pendidikan inklusif bagi anak-anak tunarungu dan memperluas integrasi SIBI dalam kehidupan sehari-hari mereka
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024