Hipotiroidisme adalah keadaan dimana kelenjar tiroid tidak mampu memproduksi hormon tiroid yang dibutuhkan oleh tubuh. Gejala hipotiroidisme dapat ringan dan sering kali tidak disadari oleh penderitanya. Gejala paling umum dari hipotiroidisme adalah kelelahan, kelesuan, intoleransi dingin dan kenaikan berat badan.  Metode yang digunakan dalam penulisan tinjauan pustaka ini adalah studi literatur dari berbagai referensi. Pencarian literatur ini menggunakan basis data online yaitu, PubMed, Google Scholar, ProQuest dan Mendeley Search. Hipotiroidisme merupakan salah satu penyakit paling umum di seluruh dunia. Diperkirakan sekitar 5% dari populasi yang mengalami hipotiroidisme prevalensi lebih tinggi pada wanita dibandingkan dengan laki-laki dan prevalensi lebih rendah ditemukan pada populasi berusia dibawah 22 tahun. Hipotiroidisme dapat dikalsifikasikan menjadi 3 yaitu, hipotiroidisme primer, hipotiroidisme sentral dan hipotiroidisme perifer. Penyebab paling umum dari hipotiroidme adalah kekurangan yodium. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk hipotiroidisme adalah dengan menghitung skor berdasarkan skala Billewicz dan Zulewski dan diperlukan juga pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan TPO Ab untuk kecurigaan tiroiditis autoimun. Terapi yang digunakan dalam tatalaksana hipotiroidisme adalah livotiroksin yang menjadi standar baku emas, selain terapi farmokologi terdapat terapi non farmakologi seperti membatasi konsumsi gula, konsumsi zinc, konsumsi selenium, konsumsi vitamin B12, diet bebas gluten dan tidur yang cukup. Hipotiroidisme berat yang tidak diobati dan berlangsung lama akan menimbulkan komplikasi berupa miksedema.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024