Penelitian ini membahas kebijakan reforma agraria di Brasil, Jepang, Zimbabwe, dan Indonesia untuk memahami pendekatan, hasil, dan tantangan dalam redistribusi lahan. Reforma agraria bertujuan mengatasi ketimpangan tanah dan meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi pelaksanaannya dipengaruhi faktor sosial, ekonomi, dan politik. Brasil berupaya mengurangi ketimpangan melalui redistribusi lahan latifundia, namun terkendala resistensi pemilik tanah besar dan konflik sosial. Jepang berhasil menciptakan distribusi lahan adil pasca-Perang Dunia II dengan dukungan pemerintah, meningkatkan produktivitas pertanian. Di Zimbabwe, reforma agraria yang tergesa-gesa menyebabkan krisis ekonomi dan penurunan produktivitas. Indonesia menunjukkan kemajuan melalui program Perhutanan Sosial dan TORA, meski terhambat konflik lahan. Studi ini menyoroti pentingnya perencanaan matang, dukungan kebijakan, dan partisipasi masyarakat dalam reforma agraria untuk mencegah dampak negatif. Kesuksesan reforma agraria memerlukan pendekatan holistik, mencakup dukungan politik, kapasitas lokal, dan pengelolaan konflik.
Copyrights © 2025