Persoalan kemanusiaan sering menjadi pemicu konflik sosial, seperti persepsi dan prasangka dalam kehidupan antar agama. Prasangka ini dapat menyebabkan kebencian yang tidak berdasar.Untuk itu pengembangan wawasan pluralisme melalui pendekatan humanis-kultural sangatpenting untuk membangun pemahaman yang inklusif terhadap kelompok berbeda (agama). Halini dapat membantu mencegah prasangka dan stereotip negatif. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam, menghadapi tantangan pemahaman eksklusif dan ekstrim di kalangan santri danalumninya. Diperlukan alternatif pendidikan yang relevan untuk menangkal sikap keberagamaanyang fanatik-fundamentalistik. Maka forum penguatan harmoni keberagaman sangat penting untuk menjawab permasalahan dan tantangan santri, khususnya di Pesantren Mahasiswa An NajahPurwokerto. Pada program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilakukan dalam bentukKemah Pemuda Lintas Iman (Youth Interfaith Camp). Adapun metode kegiatannya yaitu tahappersiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Adapun implikasi dari kegiatan tersebut yaitumampu meningkatkan pemahaman dan toleransi antar agama, membangun kerjasama serta komunikasi di antara peserta, menguatkan rasa harmonitas umat beragama, meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab sosial, menumbuhkan inklusivitas dalam beragama, serta membentuksantri yang moderat dan berwawasan luas.
Copyrights © 2024