Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SEMIK CODE IN SHORT STORIES SIAPA NAMAMU, SANDRA? WORKS OF NORMAN ERIKSON PASARIBU Gesit Marti Bela; Imam Suhardi; Sri Nani Hari Yanti
Prawara: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 4 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jpbsi.2023.4.1.8488

Abstract

This research analyses a short story entitled Siapa Namamu, Sandra? by Norman Erikson Pasaribu. The story tells about the mourning journey of a mother after the death of her only child. This story contains psychological state of the main character and the atmospheric atmosphere, place, or object. Because of the reason, this research focuses on identifying lexias which categorized as semic code in Roland Barthes’ semiotic study. The method of this research is descriptive qualitative method. The data collection technique used is reading and note-taking. This research used content analysis as the data analysis technique. The result found there are 14 semic code lexias. With the psychoanalysis theory of Jacques Lacan, the meaning of those lexias can be categorized into 3 different meanings. There are happiness as demand, name as identity, and loss. The meanings describe the phase of incompleteness inside the main character’s self. In conclusion, the short story entitled Siapa Namamu, Sandra? can be used as a life lesson.
Penguatan Nilai Ideologi Bangsa melalui Sekolah Pancasila di Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto Huda, Ulul; Noor Asyik; Imam Suhardi; Iis Sugiarti
Solidaritas: Jurnal Pengabdian Vol. 4 No. 1 (2024): Solidaritas: Jurnal Pengabdian
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecenderungan inferioritas generasi muda semakin meningkat, ditandai dengan kekurangpercayaan diri terhadap budayanya sendiri. Pergaulan dan life style juga mengarah pada sikap individualis, materialis, hedonis, menggejolaknya politik identitas dan tidak jarang menujukkan pada perilaku yang amoral lainnya. Selain itu juga muncul pada konteks kebangsaan Indonesia yang mengakomodir pluralitas tersebut, tidak jarang memicu konflik dan perpecahan ditandai dengan muncul kelompok-kelompok kontra-Pancasila dengan dalih tidak sesuai dengan paham keagamaan yang dianut. Pesantren menjadi lembaga pendidikan Islam yang dinilai mampu membentuk santri dilandasi dengan nilai moralitas. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pendampingan dan penguatan nilai-nilai ideologi kebangsaan (Pancasila) kepada santri di Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto melalui program Sekolah Pancasila. Metode pelaksanaa PkM ini meliputi tahap persiapan yaitu workshop kerja dan studi literatur, tahap pelakansaanya meliputi studi dokumen, workshop, studi meja, FGD dan Sekolah Pancasila dan terakhir adalah tahap pelaporan. Adapun program pengabdian ini adalah untuk menguatkan nilai-nilai ideologi kebangsaan pada santri di Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto, sehingga memberikan penguatan santri dalam memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila sehingga dapat menjadi dasar dalam pola pikir dan berperilaku di dalam realitas kehidupan masyarakat yang beragam.
Penguatan Harmoni Keberagaman Santri melalui Kemah Pemuda Lintas Iman (Youth Interfaith Camp) di Pesantren Mahasiswa An Najah Purwokerto Ulul Huda; Imam Suhardi; Noor Asyik; Iis Sugiarti
Solidaritas: Jurnal Pengabdian Vol. 4 No. 2 (2024): Solidaritas: Jurnal Pengabdian
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persoalan kemanusiaan sering menjadi pemicu konflik sosial, seperti persepsi dan prasangka dalam kehidupan antar agama. Prasangka ini dapat menyebabkan kebencian yang tidak berdasar.Untuk itu pengembangan wawasan pluralisme melalui pendekatan humanis-kultural sangatpenting untuk membangun pemahaman yang inklusif terhadap kelompok berbeda (agama). Halini dapat membantu mencegah prasangka dan stereotip negatif. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam, menghadapi tantangan pemahaman eksklusif dan ekstrim di kalangan santri danalumninya. Diperlukan alternatif pendidikan yang relevan untuk menangkal sikap keberagamaanyang fanatik-fundamentalistik. Maka forum penguatan harmoni keberagaman sangat penting untuk menjawab permasalahan dan tantangan santri, khususnya di Pesantren Mahasiswa An NajahPurwokerto. Pada program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilakukan dalam bentukKemah Pemuda Lintas Iman (Youth Interfaith Camp). Adapun metode kegiatannya yaitu tahappersiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Adapun implikasi dari kegiatan tersebut yaitumampu meningkatkan pemahaman dan toleransi antar agama, membangun kerjasama serta komunikasi di antara peserta, menguatkan rasa harmonitas umat beragama, meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab sosial, menumbuhkan inklusivitas dalam beragama, serta membentuksantri yang moderat dan berwawasan luas.