A healthy ecosystem depends on good ecological literacy, but students' environmental awareness is still low. This study aims to analyze the ecological literacy profile of students in science learning at SMPN 1 Parigi. The method used is descriptive quantitative with an instrument in the form of a questionnaire that measures three indicators of ecological literacy, namely ecological participation, ecological awareness, and ecological skills. This study involved 32 class VIII students as a sample and was carried out in the odd semester of the 2024/2025 academic year. The results showed that the ecological literacy of students was in a poor category with an average score of 38.23. In more detail, the ecological participation indicator obtained the highest score of 38.75, while the ecological skills indicator was the lowest with a score of 37.81. This low score is due to the lack of direct experience-based learning, lack of relevant learning resources, and the suboptimal integration of ecological issues in the science curriculum. The research results recommend the application of Problem-Based Learning based on local wisdom to link learning with surrounding environmental issues. In addition, the use of technology in ecological learning, such as interactive digital platforms, the use of IoT-based environmental sensors, and artificial intelligence (AI)-based simulations, can be an innovative strategy in increasing students' understanding. Technology enables real-time environmental data analysis and provides a deeper and evidence-based learning experience. Thus, the integration of technology in ecological education is expected to increase students' awareness and skills in facing environmental challenges more effectively. This effort is important to form a more environmentally conscious generation and contribute to sustainable ecological preservation. ABSTRAKEkosistem yang sehat bergantung pada literasi ekologi yang baik, namun kesadaran lingkungan peserta didik masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil literasi ekologi peserta didik dalam pembelajaran IPA di SMPN 1 Parigi. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan instrumen berupa kuesioner yang mengukur tiga indikator literasi ekologi, yaitu partisipasi ekologi, kesadaran ekologi, dan keterampilan ekologi. Penelitian ini melibatkan 32 peserta didik kelas VIII sebagai sampel dan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2024/2025. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi ekologi peserta didik berada pada kategori kurang baik dengan rata-rata skor 38,23. Secara lebih rinci, indikator partisipasi ekologi memperoleh skor tertinggi sebesar 38,75, sedangkan indikator keterampilan ekologi menjadi yang terendah dengan skor 37,81. Rendahnya skor ini disebabkan oleh minimnya pembelajaran berbasis pengalaman langsung, kurangnya sumber belajar yang relevan, serta belum optimalnya integrasi isu ekologi dalam kurikulum IPA. Hasil penelitian merekomendasikan penerapan Problem-Based Learning berbasis kearifan lokal untuk mengaitkan pembelajaran dengan isu lingkungan sekitar. Selain itu, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran ekologi, seperti platform digital interaktif, penggunaan sensor lingkungan berbasis IoT, dan simulasi berbasis kecerdasan buatan (AI), dapat menjadi strategi inovatif dalam meningkatkan pemahaman peserta didik. Teknologi memungkinkan analisis data lingkungan secara real-time dan memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam serta berbasis bukti. Dengan demikian, integrasi teknologi dalam pendidikan ekologi diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan keterampilan peserta didik dalam menghadapi tantangan lingkungan secara lebih efektif. Upaya ini penting untuk membentuk generasi yang lebih sadar lingkungan dan berkontribusi pada pelestarian ekologi secara berkelanjutan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025