Cerpen berjudul “Seribu Kunang-Kunang di Manhattan” karya Umar Kayam, yang menghadirkan gambaran kompleks tentang perjuangan identitas, keterasingan, dan pencarian makna hidup di tengah gemerlap modernitas sebuah kota besar, serta mengeksplorasi relevansi tema-tema tersebut dengan kehidupan mahasiswa, khususnya dalam konteks tantangan yang mereka hadapi dalam menjalani perantauan, beradaptasi dengan lingkungan sosial yang asing, dan mencari jati diri di tengah tekanan akademik serta ekspektasi sosial; analisis ini menggarisbawahi bagaimana cerpen ini dapat dijadikan bahan pengajaran sastra yang tidak hanya memperkenalkan unsur-unsur naratif seperti tokoh, latar, dan alur secara mendalam, tetapi juga menghubungkan pengalaman sastra dengan realitas hidup mahasiswa, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih kontekstual, reflektif, dan bermakna, karena mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, empati, dan pemahaman yang lebih luas tentang kondisi manusia, membuat sastra menjadi alat yang relevan untuk mendalami kompleksitas kehidupan modern dan bagaimana individu berjuang untuk menemukan makna dan identitas mereka di dalamnya. mengangkat isu-isu penting seperti keterasingan, identitas, dan perjuangan mencari makna hidup di tengah gemerlap dan kerumitan kota metropolitan, dengan fokus pada bagaimana tema-tema ini relevan dan dapat dihubungkan langsung dengan kehidupan mahasiswa.
Copyrights © 2025