Abstrak Desa Songgon adalah salah satu desa di Kabupaten Banyuwangi yang dikembangkan sebagai desa wisata. Desa ini memiliki kekayaan alam yang melimpah terutama buah manggis sebagai komoditas unggulan. Masyarakat Desa Songgon memanfaatkan buah manggis untuk konsumsi sehari-hari dan dijual. Harga buah manggis di pasaran sangat fluktuatif terutama saat musimnya harganya sangat murah.  Permasalahan lain yang dihadapi adalah dari kulit buah manggis yang kerap kali hanya menjadi limbah rumah tangga. Oleh karena itu perlu adanya program peningkatan pengetahuan dan keterampilan terkait pengolahan kulit buah manggis menjadi berbagai produk berdaya jual serta strategi pemasarannya kepada warga Desa Songgon. Metode yang dilakukan berupa penyuluhan dan praktek pembuatan produk kepada kader PKK dan karang taruna Desa Songgon. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan peserta dilihat dari kenaikan nilai pre-test 54,9 menjadi 83,9 pada post-test. Peserta juga mendapatkan keterampilan dalam pembuatan teh celup dan sabun antibakteri dengan bahan dasar kulit buah manggis.  Hasil uji aktivitas antioksidan dari teh celup mangostana dan mangostana mix yang dibuat menunjukkan bahwa produk teh yang dibuat memiliki aktivitas antioksidan yang baik. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh kader PKK dan Karang Taruna diharapkan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta belajar bagaimana membuat produk inovatif dari buah manggis sehingga dapat diproduksi secara komersial. Dengan demikian, dalam jangka panjang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Songgon. Kata kunci: Desa Songgon; Banyuwangi; buah manggis; inovasi produk. Abstract Songgon Village is one of the villages in Banyuwangi Regency that is developed as a tourist village. This village is rich in natural resources, with mangosteen being one of the most valuable commodities. The people of Songgon Village use mangosteen for daily consumption and for trade. The price of mangosteen on the market is very fluctuating, especially during mangosteen season, it is very cheap. Another issue faced is the mangosteen rind often becomes household waste. The purpose of this community service is to enhance the knowledge and skills of the residents of Songgon Village regarding the processing of mangosteen rind into a variety of innovative health products as well as the marketing strategy of the product. The method used is counseling and practices for PKK cadres and youth organizations of Songgon Village. The results of this program showed that there was an increase in the knowledge of participants according to the pre-test score (54,9) to 83,9 in post-test. Participants also gain the skill in making tea and soap from mangosteen rinds. The antioxidant activity of the tea products, mangostana and mangostana mix, showed good antioxidant activity of the tea infusion. The knowledge and skill gain by participants related innovative products from mangosteen fruit can be implemented, so that they can be produced commercially. Thus, in the long term it is expected to increase the income of the Songgon Village residents. Keywords: Songgon Village; Banyuwangi; mangosteen; innovative products.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025