Penelitian yang dilakukan di Pulau Pasaran, Bandar Lampung, membahas tantangan yang terkait dengan pengelolaan sampah di wilayah tersebut. Kompleksitas pengelolaan sampah ini timbul karena adanya ketergantungan pada berbagai sektor yang berbeda. Studi ini bertujuan untuk melakukan analisis yang terintegrasi, dengan fokus pada aspek timbulan sampah, komposisi sampah, dan pemangku kepentingan yang terlibat. Metode AHP digunakan untuk menilai 21 sub-kriteria yang telah diidentifikasi dalam lima kriteria pengelolaan sampah. Pengumpulan data dilakukan melalui pengambilan sampel yang mengikuti standar SNI-19-3694-1994, wawancara, penggunaan kuesioner, serta metode dokumentasi. Analisis pemangku kepentingan dilakukan terhadap sepuluh responden, dan hasilnya mengungkapkan bahwa aspek lingkungan memiliki tingkat kepentingan yang lebih tinggi dalam pengambilan keputusan terkait aspek pengelolaan, dengan bobot sebesar 0,326. Sub-kriteria yang diidentifikasi sebagai prioritas yang perlu dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan ini meliputi kemudahan pemeliharaan, partisipasi masyarakat, polusi tanah dan air, kerjasama antar pemangku kepentingan, serta peningkatan manfaat bagi masyarakat. Dari berbagai alternatif yang dipertimbangkan, model pengelolaan skala rumah tangga yang melibatkan pemilahan dan pengomposan, serta didukung oleh konsep bank sampah dan pemanfaatan oleh RINDU, muncul sebagai pilihan yang paling sesuai.
Copyrights © 2025