Studi ini mengevaluasi efek berbagai jenis pakan hijauan terhadap konsumsi dan pertambahan bobot badan kelinci Anggora di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Pengembangan kelinci sebagai alternatif sumber daging menghadapi tantangan psikologis dalam konsumsi dagingnya serta tingginya tingkat kematian ternak. Teknologi pengolahan daging kelinci telah diimplementasikan untuk menghasilkan berbagai produk olahan yang meningkatkan nilai ekonomis. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan berbeda: kangkung, rumput sintrong, rumput bayam-bayaman, dan rumput lapang. Hasil penelitian menunjukkan variasi signifikan dalam konsumsi pakan kelinci antar perlakuan, dengan konsumsi tertinggi tercatat pada kelinci yang diberi rumput lapang (282,14 gr/ekor/hari). Selain itu, terdapat perbedaan yang signifikan dalam pertambahan bobot badan antar perlakuan, dimana kelinci yang menerima rumput bayam-bayaman (11,26 g/ekor/hari) dan rumput sintrong (11,01 g/ekor/hari) mengalami pertambahan bobot badan lebih tinggi dibandingkan dengan kelinci pada perlakuan kangkung (10,99 g/ekor/hari) dan rumput lapang (10,66 g/ekor/hari). Rataan pertambahan bobot badan keseluruhan selama penelitian adalah sebesar 10,98 g/ekor/hari. Pentingnya manajemen pakan yang tepat untuk meningkatkan efisiensi nutrisi dan kesehatan kelinci sangat ditekankan dalam penelitian ini. Strategi ini dapat diterapkan untuk mendukung pengembangan peternakan kelinci sebagai usaha komersial yang berorientasi pasar, serta meningkatkan potensi kelinci sebagai sumber daging yang berkualitas dan dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat. Studi lebih lanjut disarankan untuk mengeksplorasi faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi produktivitas kelinci, seperti pengelolaan lingkungan dan genetika, guna mendukung pertumbuhan industri kelinci yang berkelanjutan.
Copyrights © 2024