Penelitian ini mengkaji peran komunikasi dalam memahami konflik politik, dengan fokus pada bagaimana komunikasi dapat membentuk, memperburuk, atau meredakan ketegangan politik. Konflik politik sering kali dipicu oleh miskomunikasi, penyebaran informasi yang salah, dan polarisasi yang semakin tajam di media sosial. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini menggunakan wawancara, observasi media sosial, dan studi literatur untuk menggali dinamika komunikasi dalam konflik politik. Temuan menunjukkan bahwa media sosial, meskipun mempercepat penyebaran informasi, sering kali memperburuk konflik melalui hoaks, ujaran kebencian, dan fenomena ruang gema (echo chamber). Namun, komunikasi yang konstruktif juga dapat menciptakan ruang untuk dialog, rekonsiliasi, dan pemahaman bersama.
Copyrights © 2025