Dengan menggunakan teori kearifan lokal Robert Sibarani, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kearifan lokal yang terkandung dalam simbol-simbol Rumah Adat Karo Si Sepuluh Dua Jabu di Desa Lingga, Kabupaten Karo. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara dengan orang-orang yang memahami nilai-nilai budaya Karo, terutama yang berkaitan dengan Rumah Adat Si Sepuluh Dua Jabu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rumah Adat Si Sepuluh Dua Jabu mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang menciptakan kedamaian dan kemakmuran bagi masyarakat Karo. Sembilan elemen utama kearifan lokal ditemukan: (1) Rasa syukur, yang ditunjukkan oleh ornamen Beraspati ni Taneh sebagai tanda perlindungan spiritual; (2) Kesopansantunan, yang ditunjukkan oleh desain Pintu Jabu yang mengajarkan penghormatan dan kerendahan hati; (3) Kerukunan dan penyelesaian konflik, yang terlihat dalam penggunaan bersama Daliken atau tungku; (4) Kesetiakawanan sosial, yang terlihat dalam gotong royong masyarakat saat mendirikan rumah adat, seperti pemasangan Sendi; (5) Pelestarian dan kreativitas budaya, yang terlihat dalam ornamen Ayou yang mengabadikan cerita rakyat seperti cerita Beru Ginting; (6) Peduli lingkungan, yang terlihat dari penggunaan atap ijuk sebagai bahan alami yang ramah lingkungan. Menurut penelitian ini, simbol-simbol di Rumah Adat Si Sepuluh Dua Jabu memiliki tujuan selain tujuan estetika dan struktural, tetapi juga berisi nilai-nilai filosofis dan moral yang menjadi pedoman bagi masyarakat Karo dalam hidup mereka. Kearifan lokal ini sangat penting untuk membangun masyarakat yang harmonis, bertanggung jawab, dan selaras dengan alam dan sesama manusia. Diharapkan jurnal ini akan membantu dalam pelestarian budaya lokal dan memberikan inspirasi untuk penelitian tentang kearifan lokal di tempat lain.
Copyrights © 2025