Era digital menghadirkan tantangan serius bagi lembaga pendidikan Islam dalam menjaga citra dan kredibilitasnya di tengah derasnya arus informasi. Isu-isu negatif yang beredar di ruang publik digital sering kali membentuk opini yang merugikan, bahkan sebelum klarifikasi resmi diberikan. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji secara konseptual strategi komunikasi Islam yang dapat digunakan untuk merespons isu negatif terhadap lembaga pendidikan keislaman, dengan fokus pada prinsip-prinsip komunikasi Islami dan adaptasi terhadap karakteristik media digital. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka terhadap literatur komunikasi Islam, manajemen krisis, dan dinamika media digital. Hasil kajian menunjukkan bahwa strategi komunikasi Islam ideal mencakup sikap proaktif, penggunaan narasi positif, pemanfaatan media sosial secara etis, serta penguatan komunikasi kelembagaan yang berbasis nilai-nilai Islam seperti kejujuran, kebijaksanaan, dan kesantunan. Tantangan utama meliputi penyebaran hoaks, krisis kepercayaan publik, dan minimnya kapasitas komunikasi digital di lingkungan pesantren. Oleh karena itu, penguatan kapasitas SDM dan transformasi manajemen komunikasi berbasis nilai Islam menjadi kunci menghadapi era keterbukaan informasi. Artikel ini merekomendasikan model komunikasi strategis Islami sebagai pedoman bagi lembaga pendidikan keislaman dalam menjaga reputasi sekaligus menjalankan misi dakwah di era digital.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025