Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap konsep tajsīm (konkretisasi makna) dalam karya al-Taṣwīr al-Fannī fī al-Qur’ān karya Sayyid Qutb, dengan menelaah keterkaitannya secara konseptual dan stilistika dengan dua perangkat utama dalam ilmu balāghah Arab klasik, yaitu tasybīh dan isti‘ārah. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dan metode analisis isi serta stilistika balāghīyah, penelitian ini menemukan bahwa tajsīm dalam tafsir Qutb tidak sekadar metaforis, melainkan menjelmakan makna abstrak menjadi bentuk visual, emosional, dan naratif yang dapat dirasakan oleh pembaca. Hasil analisis memperlihatkan bahwa tasybīh berfungsi sebagai pengantar efek citra, sedangkan isti‘ārah memperdalam kesan emosional dan simbolik yang menjadi landasan utama terbentuknya tajsīm. Studi ini juga menyinggung bagaimana tokoh lain seperti al-Zamakhsyarī dan al-‘Aqqād turut menerapkan bentuk tajsīm dalam pendekatan sastra dan tafsir mereka. Dengan demikian, penelitian ini memperkuat bahwa tajsīm merupakan jembatan antara estetika retoris balāghah dan pengalaman batin pembaca dalam memahami pesan ilahi secara mendalam dan imajinatif.
Copyrights © 2025