Latar belakang kajian ini didasarkan pada pentingnya penguatan nilai-nilai Islam wasathiyah sebagai respon terhadap dinamika keberagaman dan potensi disorientasi beragama di kalangan pelajar. Fokus penelitian diarahkan pada tiga aspek pokok, yaitu: (1) konsep dan kebijakan moderasi beragama dalam konteks kelembagaan, (2) implementasi nilai-nilai moderasi beragama dalam praktik pendidikan, baik secara kurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler, serta (3) implikasi aktualisasi moderasi beragama terhadap perilaku peserta didik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi, yang kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis isi (content analysis). Pendekatan teologis digunakan untuk mengkaji prinsip-prinsip Islam wasathiyah sebagai dasar normatif dari konsep moderasi beragama, sekaligus sebagai pisau analisis terhadap praktik pendidikan di lembaga yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga pendidikan Muhammadiyah di Kota Parepare telah mengintegrasikan nilai-nilai moderasi beragama secara sistematis dalam kebijakan dan praktik pendidikan, meskipun pada tataran implementasi di lapangan masih terdapat beberapa aspek yang belum berjalan secara optimal. Nilai-nilai seperti toleransi, keterbukaan terhadap perbedaan, serta cinta tanah air diinternalisasikan dalam kegiatan pembelajaran dan kehidupan sekolah sehari-hari. Implementasi moderasi beragama berdampak positif terhadap peserta didik dalam tiga ranah utama: kognitif (pemahaman keagamaan yang moderat), afektif (sikap inklusif dan empatik), dan psikomotorik (perilaku sosial yang harmonis dan toleran). Penelitian ini menegaskan pentingnya peran lembaga pendidikan dalam membentuk karakter generasi muda yang religius, moderat, dan berwawasan kebangsaan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025