Stunting merupakan masalah gizi kronis yang memerlukan intervensi pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai golden age tumbuh kembang anak. Indonesia menempati urutan kelima dunia dengan prevalensi stunting 37% atau hampir 9 juta balita. Program intervensi 1000 HPK dilaksanakan di Desa Senoni, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara pada 24 Mei 2025 sebagai upaya pencegahan stunting berbasis masyarakat. Kegiatan ini merupakan kolaborasi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman dengan masyarakat setempat menggunakan pendekatan edukatif dan partisipatif untuk meningkatkan keterlibatan program. Metode pelaksanaan meliputi sesi edukasi oleh dr. Setya Wardana, Sp.OG dengan materi "Risiko Stunting Periode Kehamilan" dan dr. Magdalena Rusady Goey, MRes, Sp.A dengan materi "Deteksi Gangguan Tumbuh Kembang Anak", talkshow interaktif, pelayanan kesehatan komprehensif, dan evaluasi program. Hasil menunjukkan partisipasi masyarakat tinggi dengan kehadiran mencapai target 50 orang. Sesi edukasi berhasil meningkatkan pemahaman tentang pentingnya asupan gizi adekuat selama kehamilan dan deteksi dini gangguan tumbuh kembang, dibuktikan melalui wawancara 12 peserta yang menyatakan paham dan puas dengan jawaban yang diberikan. Tingginya antusiasme terlihat dari banyaknya peserta yang hadir dan mengajukan pertanyaan pada sesi talkshow interaktif. Pelayanan kesehatan komprehensif memberikan manfaat langsung melalui pemeriksaan antropometri, konsultasi medis, dan pelayanan caregiver. Pelaksanaan kegiatan mencapai dua tujuan utama: pencegahan stunting tingkat desa melalui edukasi 1000 HPK dan menciptakan model replikatif untuk wilayah lain. Program ini relevan karena merupakan inisiatif perdana pencegahan stunting yang menargetkan periode 1000 HPK di wilayah tersebut.
Copyrights © 2025