Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya Pemerintah Kota Surabaya dalam membangun city branding berbasis heritage melalui pengembangan kawasan Kota Lama. Di tengah dominasi pendekatan branding modern seperti slogan "Sparkling Surabaya", kawasan bersejarah seperti Kota Lama dinilai memiliki potensi kuat untuk memperkuat identitas kota yang otentik dan berkarakter. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini menggali data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teori utama yang digunakan adalah City Brand Hexagon oleh Simon Anholt, yang menekankan enam dimensi pembentuk citra kota, seperti Presence, Place, Potential, Pulse, People, dan Prerequisite. Hasil penelitian menunjukkan bahwa revitalisasi kawasan Kota Lama telah memberi kontribusi terhadap pembentukan citra kota, terutama dalam menonjolkan aspek sejarah, budaya lokal, dan pelibatan komunitas. Namun, masih ditemukan tantangan seperti kurangnya integrasi narasi heritage dalam strategi branding kota secara keseluruhan. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya sinergi antara pembangunan fisik, pelestarian budaya, serta strategi komunikasi publik yang lebih inklusif dan berorientasi jangka panjang agar Kota Surabaya memiliki city brand yang berakar kuat pada identitas sejarahnya.
Copyrights © 2025