Jendela Kota Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah dan Kota
Vol. 1 No. 2 (2024): Vol. 1 No. 2 (2024)

Perubahan Lahan Pertanian Di Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang

Aulia, Anisa (Unknown)
Mujio, Mujio (Unknown)
Trilusianthy Hidayat, Janthy (Unknown)



Article Info

Publish Date
28 Dec 2024

Abstract

Penelitian ini mengkaji alih fungsi lahan pertanian di Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang, yang terkenal sebagai salah satu lumbung padi nasional. Penelitian dilakukan sejak Maret 2021. Data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, wawancara, dan kuesioner. Analisis data dulakukan dengan analisis deskriptif, overlay, dan analisis kuantitatif. Berdasarkan data tahun 2017 hingga 2021, luas lahan sawah berkurang dari 1.332 hektar menjadi 1.276 hektar, dengan laju alih fungsi rata-rata sebesar -4,32% per tahun. Alih fungsi lahan terbesar terjadi pada tahun 2019, dengan 16 hektar sawah berubah menjadi kawasan perumahan. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa faktor strategis, seperti pembangunan kereta cepat, kawasan industri, dan akses tol, serta meningkatnya jumlah penduduk, menjadi pendorong utama alih fungsi lahan di Kecamatan Kotabaru. Perencanaan tata ruang wilayah di Kecamatan Kotabaru sebagian besar telah sesuai dengan alokasi untuk permukiman, namun terus bertambahnya kebutuhan lahan permukiman menimbulkan konflik penggunaan lahan yang berdampak pada berkurangnya luas lahan pertanian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk perencanaan tata ruang yang lebih berkelanjutan guna melindungi lahan pertanian di wilayah tersebut. Kata Kunci: alih fungsi lahan, lahan pertanian, dan permukiman Kotabaru District, Karawang Regency, which is known as one of the national rice barns. The research was conducted since March 2021. Data were collected through observation, documentation, interviews, and questionnaires. Data analysis was conducted using descriptive analysis, overlay, and quantitative analysis. Based on data from 2017 to 2021, the area of paddy fields decreased from 1,332 hectares to 1,276 hectares, with an average conversion rate of -4.32% per year. The largest land conversion occurred in 2019, with 16 hectares of paddy fields turned into residential areas. This research identifies that strategic factors, such as the development of fast trains, industrial estates, and toll access, as well as the increasing population, are the main drivers of land conversion in Kecamatan Kotabaru. Spatial planning in Kotabaru Sub-district is largely in accordance with the allocation for settlements, but the growing need for residential land has led to land use conflicts that have resulted in a reduction in the area of agricultural land. The results of this study are expected to provide input for more sustainable spatial planning to protect agricultural land in the region. Keywords: land use change, agricultural land, and settlements

Copyrights © 2024






Journal Info

Abbrev

jekota

Publisher

Subject

Environmental Science Social Sciences Transportation

Description

Jurnal Jendela Kota is an academic journal that publishes scientific research in the field of regional and urban planning. The journal follows a peer-reviewed process, meaning that each submitted article undergoes evaluation by independent and qualified experts in the field. Jekota is published ...