Anemia merupakan masalah kesehatan yang banyak dialami remaja putri akibat kehilangan darah saat menstruasi, yang berisiko menurunkan kadar hemoglobin (Hb) dalam tubuh. Kondisi ini penting untuk diteliti karena kadar Hb yang rendah dapat mengganggu fungsi fisiologis, termasuk keteraturan siklus menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara siklus menstruasi, lama menstruasi, dan gangguan menstruasi dengan kadar hemoglobin pada remaja putri SMA di Kota Luwuk tahun 2025. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross- sectional. Populasi penelitian adalah seluruh remaja putri SMA 1, 2, dan 3 di Kota Luwuk, dengan total sampel sebanyak 154 responden yang dipilih menggunakan teknik random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan pengukuran kadar hemoglobin menggunakan alat Easy Touch GCHb. Kategori anemia ditentukan berdasarkan kadar Hb, yaitu dinyatakan anemia apabila kadar Hb < 12 g/dl. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari total responden, sebagian remaja putri mengalami anemia dengan presentase sebesar 9,7%, sedangkan yang tidak anemia sebanyak 90,3%. Analisis data menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara siklus haid (p=0,000) dan lama menstruasi (p=0,000) dengan kadar hemoglobin. Namun, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara gangguan menstruasi dengan kadar hemoglobin (p=0,426). Disimpulkan bahwa keteraturan siklus h dan lama menstruasi berpengaruh terhadap kadar Hb remaja putri. Diharapkan para remaja lebih memperhatikan pola menstruasi dan faktor-faktor atau determinan yang mempengaruhi pola menstruasi, serta mengikuti edukasi kesehatan melalui posyandu remaja untuk mencegah anemia. Anemia is a health problem commonly experienced by adolescent girls due to blood loss during menstruation, which can lower hemoglobin (Hb) levels. This condition is important to study because low Hb levels can disrupt physiological functions, including menstrual cycle regularity. This study aims to determine the relationship between the menstrual cycle, menstrual duration, and menstrual disorders with hemoglobin levels in high school female adolescents in Luwuk City in 2025. This study used an observational analytical design with a cross-sectional approach. The study population was all female adolescents in grades 1, 2, and 3 of high school in Luwuk City, with a total sample of 154 respondents selected using a random sampling technique. Data were collected through questionnaires and hemoglobin level measurements using the Easy Touch GCHb device. The anemia category was determined based on Hb levels, with anemia defined as Hb < 12 g/dl. Data were analyzed using univariate and bivariate methods using the chi-square test. The results of the study showed that of the total respondents, some adolescent girls experienced anemia with a percentage of 9.7%, while those who were not anemic were 90.3%. Data analysis showed a significant relationship between the menstrual cycle (p = 0.000) and the duration of menstruation (p = 0.000) with hemoglobin levels. However, no significant relationship was found between menstrual disorders and hemoglobin levels (p = 0.426). It was concluded that the regularity of the menstrual cycle and the duration of menstruation affect the Hb levels of adolescent girls. It is hoped that adolescents will pay more attention to menstrual patterns and the factors or determinants that influence menstrual patterns, and participate in health education through adolescent posyandu to prevent anemia.
Copyrights © 2025