Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Hubungan Menstruasi dengan Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri SMA di Kota Luwuk Tahun 2025: The Relationship Between Menstrual and Hemoglobin Levels in High School Female Adolescents in Luwuk City in 2025 Handayani, Lisa; Lalusu, Erni Yusnita; Evriwanda, Indah; Ramli, Ramli; Balebu, Dwi Wahyu; Otoluwa, Anang S.; Sudarsa, Caca
Buletin Kesehatan Mahasiswa Vol. 4 No. 1 (2025): Buletin Kesehatan MAHASISWA
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk Banggai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/jpmeo.v4i1.362

Abstract

Anemia merupakan masalah kesehatan yang banyak dialami remaja putri akibat kehilangan darah saat menstruasi, yang berisiko menurunkan kadar hemoglobin (Hb) dalam tubuh. Kondisi ini penting untuk diteliti karena kadar Hb yang rendah dapat mengganggu fungsi fisiologis, termasuk keteraturan siklus menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara siklus menstruasi, lama menstruasi, dan gangguan menstruasi dengan kadar hemoglobin pada remaja putri SMA di Kota Luwuk tahun 2025. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross- sectional. Populasi penelitian adalah seluruh remaja putri SMA 1, 2, dan 3 di Kota Luwuk, dengan total sampel sebanyak 154 responden yang dipilih menggunakan teknik random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan pengukuran kadar hemoglobin menggunakan alat Easy Touch GCHb. Kategori anemia ditentukan berdasarkan kadar Hb, yaitu dinyatakan anemia apabila kadar Hb < 12 g/dl. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari total responden, sebagian remaja putri mengalami anemia dengan presentase sebesar 9,7%, sedangkan yang tidak anemia sebanyak 90,3%. Analisis data menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara siklus haid (p=0,000) dan lama menstruasi (p=0,000) dengan kadar hemoglobin. Namun, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara gangguan menstruasi dengan kadar hemoglobin (p=0,426). Disimpulkan bahwa keteraturan siklus h dan lama menstruasi berpengaruh terhadap kadar Hb remaja putri. Diharapkan para remaja lebih memperhatikan pola menstruasi dan faktor-faktor atau determinan yang mempengaruhi pola menstruasi, serta mengikuti edukasi kesehatan melalui posyandu remaja untuk mencegah anemia. Anemia is a health problem commonly experienced by adolescent girls due to blood loss during menstruation, which can lower hemoglobin (Hb) levels. This condition is important to study because low Hb levels can disrupt physiological functions, including menstrual cycle regularity. This study aims to determine the relationship between the menstrual cycle, menstrual duration, and menstrual disorders with hemoglobin levels in high school female adolescents in Luwuk City in 2025. This study used an observational analytical design with a cross-sectional approach. The study population was all female adolescents in grades 1, 2, and 3 of high school in Luwuk City, with a total sample of 154 respondents selected using a random sampling technique. Data were collected through questionnaires and hemoglobin level measurements using the Easy Touch GCHb device. The anemia category was determined based on Hb levels, with anemia defined as Hb < 12 g/dl. Data were analyzed using univariate and bivariate methods using the chi-square test. The results of the study showed that of the total respondents, some adolescent girls experienced anemia with a percentage of 9.7%, while those who were not anemic were 90.3%. Data analysis showed a significant relationship between the menstrual cycle (p = 0.000) and the duration of menstruation (p = 0.000) with hemoglobin levels. However, no significant relationship was found between menstrual disorders and hemoglobin levels (p = 0.426). It was concluded that the regularity of the menstrual cycle and the duration of menstruation affect the Hb levels of adolescent girls. It is hoped that adolescents will pay more attention to menstrual patterns and the factors or determinants that influence menstrual patterns, and participate in health education through adolescent posyandu to prevent anemia.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kepemilikan Jamban di Kelurahan Bunta II Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai Tahun 2021: Factors influencing latrine ownership in Bunta II Village, Bunta District, Banggai Regency in 2021 Tiak, Agnesria Ningsi; Kanan, Maria; Dwicahya, Bambang; Sudarsa, Caca
Buletin Kesehatan Mahasiswa Vol. 2 No. 2 (2024): Buletin Kesehatan MAHASISWA Volume 2 Nomor 2 Januari 2024
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk Banggai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/jpmeo.v2i2.237

Abstract

Jamban keluarga merupakan sarana sanitasi dasar untuk menjaga kesehatan lingkungan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Masalah penyakit lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas. Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan salah satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetik. Tujuan penelitian untuk mendapatkan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kepemilikan jamban di Kelurahan Bunta II Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasinal Analitik dengan pendekatan Cross-sectional. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Bunta II Kecamatan Bunta. Populasi penelitian adalah semua rumah yang ada di Kelurahan Bunta II Kecamatan Bunta. Pengolahan dan analisis data hasil observasi kemudian diolah secara manual dan dikelompokan berdasarkan variabel penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh antara pendapatan dengan kepemilikan jamban dengan nilai p=0,235 (>0,05), tidak ada pengaruh antara ketersediaan air bersih dengan kepemilikan jamban dengan nilai p=0,223 (>0,05), tidak ada pengaruh antara peran petugas kesehatan dengan kepemilikan jamban dengan nilai p=0,723 (>0,05) dan ada pengaruh antara peran pemerintah kelurahan dengan kepemilikan jamban dengan nilai p=0,029 (<0,05). Diharapkan dapat bergotong-royong dalam membantu masyarakat dengan memberikan bantuan dana dalam pembuatan Jamban dan masyarakat dapat mengusulkan program bantuan jamban kepada pemerintah kelurahan dalam upaya untuk membantu pembuatan jamban. Family latrines are basic sanitation facilities to maintain environmental health in order to improve community health. The problem of disease in the residential environment, especially in the disposal of feces, is one of the various health problems that needs to be prioritized. Disposal of feces needs special attention because it is one of the waste materials that causes many problems in the health sector and acts as a breeding ground for diseases, such as diarrhea, typhus, vomiting, dysentery, worms and itching. Apart from that, it can cause environmental pollution in water sources and cause bad odors and aesthetics. The aim of the research is to get an idea of the factors that influence the low level of latrine ownership in Bunta II Village, Bunta District, Banggai Regency. The type of research used is analytical observational with a cross-sectional approach. The research was carried out in Bunta II Village, Bunta District. The research population was all houses in Bunta II Village, Bunta District. Processing and analysis of observation data is then processed manually and grouped based on research variables. The research results show that there is no influence between income and latrine ownership with a value of p=0.235 (>0.05), there is no influence between the availability of clean water and latrine ownership with a value of p=0.223 (>0.05), there is no influence between the role of health workers with latrine ownership with a value of p=0.723 (>0.05) and there is an influence between the role of sub-district government and latrine ownership with a value of p=0.029 (<0.05). It is hoped that we can work together to help the community by providing financial assistance in building latrines and the community can propose a latrine assistance program to the sub-district government in an effort to help build latrines.
Gambaran Standar Keselamatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk Doloan, Nusriani; Ramli, Ramli; Sudarsa, Caca; Ekaputri, Risky; Otoluwa, Anang Samudera; Syahrir, Muhammad
Buletin Kesehatan Mahasiswa Vol. 2 No. 3 (2024): Buletin Kesehatan MAHASISWA
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk Banggai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/jpmeo.v2i3.251

Abstract

Rumah sakit merupakan tempat kerja yang sarat dengan potensi bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penerapan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit merupakan bentuk upaya mengurangi risiko Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) di rumah sakit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Gambaran Standar K3RS di RSUD Luwuk. Jenis penelitian yaitu observasional deskriptif dengan jumlah sampel 263 responden dengan menggunakan teknik random sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuisioner dan metode analisis data dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa di RSUD Luwuk berdasarkan manajemen risiko K3RS responden yang diteliti menyatakan dilaksanakan sebesar 173 (65.8%) responden. Berdasarkan keamananan dan keselamatan RS yang menyatakan dilaksanakan sebesar 202 (76.8%) responden, berdasarkan pelayanan kesehatan kerja yang menyatakan dilaksanakan sebesar 156 (59.3) responden, berdasarkan pengelolaan B3 dari aspek K3 yang menyatakan dilaksanakan sebesar 201 (76.4%) responden, berdasarkan pencegahan dan penegndalian kebakaran yang menyatakan dilaksanakan sebesar 185 (70.3%) responden, berdasarkan pengelolaan prasarana RS dari aspek K3 yang menyatakan dilaksanakan sebesar 183 (69.6%) reponden, berdasarkan pengelolaan alat medis dari aspek K3 yang menyatatakan di laksanakan sebesar 170 (64.6%) responden, dan berdasarkan kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana yang menyatakan dilaksanakan sebesar 160 (60.8%) responden. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk untuk lebih meningkatkan pengetahuan SDM tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3),Bagi pihak Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk untuk lebih melengkapi sarana dan prasana K3. Hospitals are workplaces that are full of potential Occupational Safety and Health hazards. The implementation of Occupational Safety and Health standards in hospitals is a form of effort to reduce the risk of Occupational Accidents (ACC) and Occupational Diseases (PAK) in hospitals. The purpose of this study was to determine the description of K3RS Standards at Luwuk Hospital. This type of research is descriptive observational with a sample size of 263 respondents using random sampling technique. Data collection instruments used questionnaires and data analysis methods were carried out using the SPSS application. The results showed that at Luwuk Hospital based on K3RS risk management, the respondents studied stated that it was implemented by 173 (65.8%) respondents. Based on hospital security and safety which stated that it was implemented by 202 (76.8%) respondents, based on occupational health services which stated that it was implemented by 156 (59.3) respondents, based on the management of B3 from the K3 aspect which stated that it was implemented by 201 (76.4%) respondents, based on fire prevention and control which stated that it was implemented by 185 (70. 3%) of respondents, based on the management of hospital infrastructure from the K3 aspect which stated that it was carried out by 183 (69.6%) respondents, based on the management of medical devices from the K3 aspect which stated that it was carried out by 170 (64.6%) respondents, and based on preparedness for emergencies or disasters which stated that it was carried out.
Penyuluhan tentang Pentingnya Makanan Pendamping ASI (MPASI) Kesehatan di Desa Dowiwi Kecamatan Simpang Raya, Sulawesi Tengah: Counseling on the Importance of Complementary Foods for Breast Milk (MPASI) for Health in Dowiwi Village, Simpang Raya District, Central Sulawesi sudarsa, Caca; Idham , Moh
Jurnal Pengabdian MALEO Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Pengabdian Maleo
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/maleo.v2i1.215

Abstract

Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2021, sebanyak 52,5% atau hanya setengah dari 2,3 juta bayi berusia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia, atau menurun 12% dari angka di tahun 2019. Angka Inisiasi Menyusui Dini (IMD) juga turun dari 58,2% pada tahun 2019 menjadi 48,6% pada tahun 2021. Dan Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) pada tahun 2022 terdapat 72,04% bayi yang tidak medapatkan Asi eksklusif. Dilihat dari data-data tersebut masih banyak terdapat bayi yang telah mendapatkan MPASI sebelum 6 bulan. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat setempat mengenai MPASI. Penyuluhan ini di lakukan pada 50 responden di Desa Dowiwi pada tanggal 23 juli 2023. Berdasarkan hasil pengukuran pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat Dowiwi mengenai pentingnya MPASI ternyata sudah baik namun masih terdapat yang melakukan MP-ASI. Kegiatan penyuluhan tentang pentingnya MPASI bertujuan Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya MPASI pada balita yang sudah berusia 6 bulan, sasaran pada masyarakat umum, ibu hamil/menyususi, dan pasangan usia subur , target 50 orang, sumber dana mahasiswa, waktu & tempat pelaksanaan 23 juli 2023 09.00-selesai, tempat: rumah warga Desa Dowiwi, rencana penilaian : pre-test, pencapaian 100%. According to 2021 Basic Health Research Data (RISKESDAS), as many as 52.5% or only half of the 2.3 million babies aged less than 6 months are exclusively breastfed in Indonesia, or a decrease of 12% from the figure in 2019. Early Breastfeeding Initiation Rate (IMD) also fell from 58.2% in 2019 to 48.6% in 2021. And based on data from the Indonesian Central Statistics Agency (BPS), in 2022 there were 72.04% of babies who did not receive exclusive breast milk. Looking at the data above, there are still many babies who have received MPASI before 6 months. To improve the level of public health and find out what factors influence the knowledge, attitudes and actions of local communities regarding MPASI. This counseling was carried out on 50 respondents in Dowiwi Village on July 23 2023. Based on the results of measuring Dowiwi's knowledge, attitudes and actions regarding the importance of MPASI, it turned out to be good, but there were still those who did MPASI. The outreach activity about the importance of MPASI aims to increase public knowledge of the importance of MPASI for toddlers who are 6 months old, targeting the general public, pregnant/breastfeeding mothers, and couples of childbearing age, target 50 people, source of student funds, time & place of implementation July 23 2023 09.00-finish, place: house of a resident of Dowiwi Village, assessment plan: pre-test, 100% achievement.
Penyuluhan Tentang Pentingnya Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) di Desa Dowiwi Kecamatan Simpang Raya, Sulawesi Tengah: Counseling on the Importance of Waste Water Disposal Channels (SPAL) in Dowiwi Village, Simpang Raya District, Central Sulawesi Sudarsa, Caca; Cahyani, Rathi Dwi; Kanan, Maria
Jurnal Pengabdian MALEO Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Pengabdian Maleo
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/maleo.v2i1.216

Abstract

Pencemaran udara tanah berarti terjadi penyimpangan dari kondisi udara normal. Ketika limbah cair di buang ke tanah, partikel yang ada di tanah berfungsi sebagai filter untuk mencegah kandungan limbah yang berukuran besar dan meloloskan cairan tercemar meresap ke dalam tanah. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak menurut daerah tempat tinggal pada tahun 2022 sebesar 83,8% untu k daerah perkotaan dan 76,99% di  daerah pedesaan. Dilihat dari data tersebut masih banyak rumah tangga yang belum menggunakan sistem sanitasi dengan baik dan benar. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat setempat mengenai Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL). Maka, kami melakukan penyuluhan tentang Pentingnya Penggunaan Saluran Pembuangaan Air Limbah (SPAL) kepada mayarakat di Desa Dowiwi Kecamatan Simpang Raya. Penyuluhan ini di lakukan pada 50 responden di Desa Dowiwi pada tanggal 22 juli 2023. Berdasarkan hasil pengukuran pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat Dowiwi mengenai pentingnya. Penggunan saluran pembuangan air limbah  (SPAL) sudah baik sebanyak 56%, Kurang 40% dan cukup 4%. Maka dari itu di harapkan dengan adanya penyuluhan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat di Desa Dowiwi Kecamatan Simpang Raya akan pentingnya penggunaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) agar sanitasi lingkungan tetap terjaga dan berdampak baik bagi lingkungan kesehatan masyarakat di Desa Dowiwi Kecamatan Simpang Raya. Kegiatan penyuluhan tentang pentingnya Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) bertujuan Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan Pentingya Penggunaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), sasaran pada masyarakat umum, target 50 orang, sumber dana mahasiswa, waktu & tempat pelaksanaan 22 juli 2023 20.00-selesai, tempat: rumah warga Desa Dowiwi, rencana penilaian : pre-test, pencapaian 100%. Soil air pollution means there is a deviation from normal air conditions. When liquid waste is dumped into the ground, the particles in the soil function as a filter to prevent large waste contents from allowing contaminated liquid to seep into the ground. Based on BPS (Central Statistics Agency) data, the proportion of households that have access to adequate sanitation according to area of ​​residence in 2022 is 83.8% for urban areas and 76.99% in rural areas. Judging from this data, there are still many households that do not use the sanitation system properly and correctly. To improve the level of public health and find out what factors influence the knowledge, attitudes and actions of local communities regarding Waste Water Disposal Channels (SPAL). So, we conducted outreach about the importance of using waste water drainage channels (SPAL) to the community in Dowiwi Village, Simpang Raya District. This counseling was carried out on 50 respondents in Dowiwi Village on July 22 2023. Based on the results of measuring the knowledge, attitudes and actions of the Dowiwi community regarding the importance of. The use of waste water disposal channels (SPAL) is good at 56%, 40% is poor and 4% is sufficient. Therefore, it is hoped that this outreach can increase the knowledge of the community in Dowiwi Village, Simpang Raya District regarding the importance of using Waste Water Disposal Channels (SPAL) so that environmental sanitation is maintained and has a good impact on the public health environment in Dowiwi Village, Simpang Raya District. Outreach activities about the importance of Waste Water Disposal Channels (SPAL) aim to increase public knowledge about the importance of using Waste Water Disposal Channels (SPAL), target the general public, target 50 people, source of student funds, time & place of implementation 22 July 2023 20.00-end, places: house of residents of Dowiwi Village, assessment plan: pre-test, achievement 100%.
Sosialisasi Kesehatan pada Masyarakat di Kelurahan Pagimana Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai: Health Socialization to the Community in Pagimana Village, Pagimana District, Banggai Regency Sudarsa, Caca; Ramli, Ramli; Suhanda, Fitra; Palalo, Asrianti A.; Labodu, Nurafni; Abdullah, Rachcely D.; Aulia, Tita; Rahman, Farina; Rahman, Saskia A.; Putri, Sindi Aulia; Muthalib, Anisa D.; Sindaling, Greiss M; Maida, Midayani N.; Nang, Sukmawati
Jurnal Pengabdian MALEO Vol. 3 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Maleo
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/maleo.v3i2.319

Abstract

Penanganan sampah masih menjadi permasalahan serius di Kelurahan Pagimana, salah satunya adalah masih banyak aktivitas masyarakat yang buang sampah sembarangan. Permasalahan stunting yang masih belum terkontrol dengan baik di Wilayah Kelurahan Pagimana. Penanganan air limbah yang masih belum maksimal karena kurangnya kesadaran masyarakat terkait penggunaan SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah). Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Kebiasaan masyarakat yang masih belum memilah sampah dan mengolah sampah dengan baik. Adapun permasalahan penyakit menular yang masih tinggi. Selain itu, masih kurangnya masyarakat Kelurahan Pagimana yang mengetahui tentang Program KB. Kebiasaan merokok juga masih belum bisa ditinggalkan karena ada kandungan zat nikotin yang bersifat adiktif bagi tubuh. Permasalahan kurangnya masyarakat yang datang ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan tekanan darah dan gula darahnya guna mencegah penyakit seperti Hipertensi dan Diabetes Melitus. Selanjutnya, permasalahan tentang PTM (Penyakit Tidak Menular) di mana penyakit ini termasuk penyebab kematian terbanyak di dunia termasuk Indonesia. Adapun penyakit berbasis lingkungan yang terjadi akibat masalah sanitasi air bersih dan penanganan sampah serta limbah yang tidak memenuhi syarat kebersihan. Permasalahan selanjutnya tentang gizi yang masih belum terpenuhi akibat beberapa faktor, salah satunya kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang. Jenis kegiatan ini menggunakan metode penelitian deskriptif, lalu data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan diolah secara komputerisasi serta disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil pre-test dan post-test program intervensi Stunting, SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah), JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik, Pencegahan Penyakit Menular, Program KB, Bahaya Merokok, Pentingnya Pemeriksaan Tekanan Darah dan Gula Darah, Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Penyakit Berbasis Lingkungan, dan Gizi Seimbang menunjukkan bahwa pengetahuan responden masih dalam kategori cukup, sedangkan sikap masyarakat sudah dalam kategori baik. Petugas kesehatan setempat perlu bekerja sama dengan pemerintah Kelurahan Pagimana untuk melakukan sosialisasi penyuluhan tentang penyakit dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kepada seluruh masyarakat Kelurahan Pagimana untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat terutama dalam bidang kesehatan individu maupun kelompok.  Waste management is still a serious problem in Pagimana Village, one of which is that there are still many community activities that litter. The problem of stunting that is still not well controlled in the Pagimana Village Area. Wastewater management is still not optimal due to the lack of public awareness regarding the use of SPAL (Wastewater Drainage Channels). In addition, many people still do not know about the JKN (National Health Insurance) program. The habit of people who still do not sort and process waste properly. There is also the problem of infectious diseases that are still high. In addition, there are still few people in Pagimana Village who know about the Family Planning Program. The habit of smoking also cannot be abandoned because it contains nicotine which is addictive to the body. The problem of the lack of people coming to health services to check their blood pressure and blood sugar to prevent diseases such as Hypertension and Diabetes Mellitus. Furthermore, the problem of PTM (Non-Communicable Diseases) where this disease is one of the leading causes of death in the world including Indonesia. There are environmental-based diseases that occur due to problems with clean water sanitation and handling of waste and waste that does not meet cleanliness requirements. The next problem is about nutrition that has not been met due to several factors, one of which is the lack of knowledge about balanced nutrition. This type of activity uses a descriptive research method, then the data is collected using a questionnaire and processed computerized and presented in the form of a frequency distribution table. The results of the pre-test and post-test of the Stunting intervention program, SPAL (Wastewater Drainage Channel), JKN (National Health Insurance), Sorting of Organic and Inorganic Waste, Prevention of Infectious Diseases, Family Planning Program, Dangers of Smoking, Importance of Blood Pressure and Blood Sugar Checks, Prevention of Non-Communicable Diseases, Environmentally Based Diseases, and Balanced Nutrition show that the respondents' knowledge is still in the sufficient category, while the community's attitude is already in the good category. Local health workers need to work together with the Pagimana Village government to conduct socialization and counseling about diseases and PHBS (Clean and Healthy Living Behavior) to the entire Pagimana Village community to improve community knowledge and attitudes, especially in the field of individual and group health.
Hubungan Sanitasi Dasar Dengan Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Lipulalongo Kabupaten Banggai Laut Kanan, Maria; Cahya, Bambang Dwi; Lestari, Wiji; Herawati, Herawati; Sudarsa, Caca
Preventif : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 15 No. 2 (2024): Volume 15 No. 2 (2024)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/preventif.v15i2.1346

Abstract

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak, dimana panjang atau tinggi badannya pendek atau sangat pendek yang didasarkan pada tinggi menurut umur dengan parameter Z-score < -2 SD. Sanitasi lingkungan berperan penting dalam mencegah penyakit infeksi berbasis lingkungan seperti diare dan cacingan yang dapat memengaruhi pertumbuhan linier dan jika terjadi secara berulang akan mengurangi asupan zat gizi sehingga dapat menyebabkan stunting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan ketersediaan air bersih, jamban, Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dan tempat sampah dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Lipulalongo. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah Populasi dalam penelitian ini yaitu 480 rumah keluarga balita, terdiri atas 365 balita tidak stunting dan 115 balita stunting. Sampel pada penelitian ini menggunakan Teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara ketersediaan SPAL dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Lipulalongo dengan nilai signifikan chi square p = 0,038 yang mana p < 0,05 namun tidak ada hubungan antara ketersediaan air bersih (p=0,1), ketersediaan jamban (p=0,18), ketersediaan tempat sampah (p=1,0) dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Lipulalongo. Semua pihak sebaiknya bahu membahu untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya ketersediaan sanitasi dasar untuk mencegah kejadian stunting.