Kebakaran merupakan ancaman serius di lingkungan pondok pesantren akibat padatnya hunian santri dan keterbatasan fasilitas keselamatan. Pondok Pesantren Jabal Noer di Sidoarjo, Jawa Timur, pernah mengalami kebakaran pada tahun 2019 akibat korsleting listrik, yang menunjukkan tingginya kerentanan terhadap bahaya tersebut. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan menilai efektivitas intervensi terstruktur dengan pendekatan APAR (Awareness, Preparedness, Action, Response) dalam meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kebakaran. Kegiatan dilaksanakan pada Juli–Agustus 2025 dengan melibatkan 27 peserta, sebagian besar santri (96,3%), berusia di atas 15 tahun (51,8%), dan mayoritas perempuan (63%). Intervensi meliputi koordinasi dan asesmen kebutuhan, pembentukan tim tanggap darurat kebakaran, penyediaan fasilitas keselamatan (alat pemadam api ringan, detektor asap, jalur evakuasi, dan alarm), serta pelatihan manajemen kebakaran, penggunaan APAR, dan simulasi evakuasi. Nilai rata-rata pre-test sebesar 62,22 ± 32,26 meningkat signifikan menjadi 90,37 ± 14,00 pada post-test (p = 0,003). Sebanyak 26 santri dan 1 petugas keamanan dilatih serta ditetapkan sebagai tim tanggap darurat kebakaran. Peningkatan ini sejalan dengan teori perubahan perilaku yang menekankan persepsi risiko dan efikasi diri. Program ini terbukti efektif meningkatkan kesiapsiagaan bencana dan direkomendasikan sebagai model replikasi bagi pesantren lain untuk memperkuat budaya keselamatan dan ketangguhan menghadapi kebakaran
Copyrights © 2025