Ungkapan filosofis Sunda “Alam Jeung Zaman Kawulaan Saur Elingkeun” merepresentasikan kesadaran reflektif masyarakat Kampung Naga dalam merespon perubahan sosial dan teknologi. Penelitian ini bertujuan menafsirkan makna ungkapan tersebut sebagai landasan adaptasi budaya masyarakat adat pada era modern. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif-filosofis, data diperoleh melalui kajian literatur, observasi lapangan terbatas, serta studi naratif terhadap seorang warga Kampung Naga yang menggunakan internet untuk mempromosikan budaya lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa falsafah tersebut menjadi mekanisme seleksi nilai dalam menghadapi modernisasi. Penerimaan internet dipandang sebagai kebutuhan pendidikan dan media pelestarian budaya, sedangkan penolakan listrik dimaknai sebagai upaya menjaga ritme ekologis, kesederhanaan hidup, dan ketertiban sosial yang menopang nilai adat. Pengalaman individu memperlihatkan bahwa teknologi dapat dimanfaatkan tanpa meninggalkan identitas budaya, selama diletakkan dalam batas etis leluhur. Dengan demikian, pola adaptasi Kampung Naga tidak bersifat resistif terhadap kemajuan, melainkan berbasis pemilahan reflektif yang menempatkan nilai adat sebagai pengendali perubahan.
Copyrights © 2025