Budidaya ikan lele merupakan salah satu sektor perikanan air tawar yang berpotensi besar dalam mendukung ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Namun, berbagai tantangan teknis dan manajerial sering kali menghambat optimalisasi produktivitas dan pengelolaan lingkungan yang belum optimal. Artikel ini akan membahas mengenai penguatan kapasitas Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) melalui pendekatan partisipatoris yang dipadukan dengan Metode M6 dalam budidaya ikan lele. Permasalahan utama yang diidentifikasi meliputi rendahnya produktivitas, tingginya tingkat mortalitas ikan, keterbatasan akses pasar, serta tantangan dalam pengelolaan lingkungan. Kegiatan awal dilakukan melalui sosialisasi, serta dilanjutkan melalui pendampingan, serta monitoring selama delapan minggu terhadap 10 orang pembudidaya lele di Nagari Singguling, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Hasil monitoring menunjukkan tingkat kelangsungan hidup (survival rate) ikan lele berkisar antara 57,1% hingga 74,2%, dengan rata-rata 65,11%. Faktor utama yang memengaruhi adalah penyesuaian pakan, fluktuasi kualitas air, dan kepadatan tebar. Selain itu, pendekatan partisipatoris mendorong keterlibatan aktif pembudidaya dalam pengambilan keputusan, sementara Metode M6 memberikan panduan teknis yang sistematis. Kombinasi kedua pendekatan ini terbukti meningkatkan literasi teknis, menumbuhkan tanggung jawab kolektif, serta memperkuat keberlanjutan budidaya lele. Dengan demikian, strategi integratif ini dapat menjadi model efektif untuk meningkatkan produktivitas, kemandirian pembudidaya, serta keberlanjutan lingkungan dalam budidaya ikan lele.
Copyrights © 2025