Masa transisi kurikulum, seperti pergeseran dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka, menuntut adaptasi signifikan dari semua komponen pendidikan, termasuk pengawas sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mendeskripsikan secara mendalam strategi adaptif pengawas sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik dan manajerial pada kluster sekolah dasar di SDN 014 Teluk Piyai Pesisir, Kabupaten Rokan Hilir, selama masa transisi kurikulum. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif, penelitian ini berupaya menangkap pengalaman hidup *(lived experience) dan strategi riil yang diterapkan pengawas. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan dua pengawas kluster, empat kepala sekolah binaan, dan analisis dokumen pendukung (rencana pengawasan dan laporan hasil supervisi). Hasil penelitian mengidentifikasi tiga kategori utama strategi adaptif: (1) Transformasi Peran dari Inspektor menjadi Coach dan Fasilitator Perubahan, (2) Adaptasi Instrumen dan Fokus Supervisi, dan (3) Pemanfaatan Komunitas Belajar Profesional (KGP) sebagai Leverage Pembinaan. Pengawas beralih dari pemeriksaan kepatuhan administratif K-13 menjadi pendampingan filosofi dan konsep dasar Kurikulum Merdeka (seperti P5 dan Asesmen Diagnostik). Strategi ini menciptakan iklim coaching yang kolaboratif dan mempercepat diseminasi informasi dan implementasi kurikulum di tingkat sekolah. Temuan ini menegaskan bahwa keberhasilan transisi kurikulum sangat bergantung pada fleksibilitas, kesiapan mental, dan kompetensi coaching pengawas sekolah.
Copyrights © 2025