Program Penguatan karakter anak melalui kolaborasi pentahelix ini (akademisi, pemerintah, bisnis, komunitas, media) dilaksanakan di Selumit Pantai, Tarakan, untuk mengatasi fenomena putus sekolah akibat kerentanan ekonomi keluarga nelayan, bullying, dan lemahnya dukungan sosial. Program bertujuan membangun resilience character anak melalui tiga intervensi utama, yaitu 1) pendidikan karakter berbasis kearifan lokal pesisir; 2) pendampingan anti-bullying; dan 3) penguatan jejaring dukungan sosial bagi anak yatim/rentan. Metode pelaksanaan dilakukan secara bertahap dan berdiferensiasi berdasarkan kelompok usia (6-9 tahun, 9-12 tahun, 12-17 tahun). Aktivitas meliputi ice breaking interaktif untuk fondasi toleransi, tanggung jawab, dan disiplin; pendampingan terfokus menggunakan permainan tradisional modifikasi (kelompok bawah) dan edukasi self-grooming (kelompok tengah/atas); serta pendampingan berbasis Ramadan (mengaji, hafalan, kisah keteladanan Nabi) untuk penguatan karakter religius dan moral. Hasil menunjukkan efektivitas pendekatan bertahap dan sesuai perkembangan. Peserta menunjukkan peningkatan keterlibatan, perilaku kooperatif, kejujuran dalam permainan, percaya diri remaja, serta kesadaran tanggung jawab personal dan lingkungan. Internaliasi nilai karakter (termasuk 18 nilai Kemendikbud) terjadi melalui pembelajaran eksperiensial dan observasional. Program ini berhasil menciptakan lingkungan belajar adaptif dan kontekstual, menjadi model kolaboratif untuk penguatan karakter anak di wilayah pesisir perbatasan guna mendukung SDGs 4. Keberlanjutan program melalui pengembangan modul lanjutan disarankan.
Copyrights © 2025