Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Pemanfaatan Teknologi Oksitomom Untuk Memperlancar Produksi Asi Di Ngampilan, Yogykarta Mufdlilah Mufdlilah; Ermiatun; Medi Tri Laksono D.; Sri Ratnaningsih; Reza Bintangdari Johan
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2019: 2. Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.829 KB) | DOI: 10.18196/ppm.22.507

Abstract

Permasalahan gagalnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) karena persepsi ibu tentang produksi ASI yangkurang dan timbulnya rasa khawatir ASI yang keluar sedikit tidak mencukupi kebutuhan bayi. Tujuanpengabdian masyarakat untuk membantu memecahkan permasalahan yang terjadi pada masyarakatdengan memanfaatkan teknologi OKSITOMOM atau kursi ibu menyusui untuk mempelancarpengeluaran ASI. Metode yang digunakan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, penerapan teknologiOKSITOMOM, dan evaluasi. Hasil dari pengabdian masyarakat yaitu ibu merasakan kenyamanan danrileks pada saat menyusui sambil mendengarkan music, ibu dapat menerapkan posisi menyusui yang baik,dan penerapan OKSITOMOM yang dilakukan pada 6 orang ibu menyusui dengan hasil sebanyak 3orang ibu menyusui merasakan manfaat dari penerapan OKSITOMOM untuk mempelancar ASI sertaibu merasakan adanya pijatan pada daerah punggung yang membuat rasa nyaman dan 3 orangmerasakan tidak ada perubahan apapun serta kurang terasa pijatan pada daerah punggung. PenerapanOKSITOMOM cukup membantu ibu menyusui serta perlu adanya pengembangan terhadap kursi ibumenyusui.
Persepsi Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif Mufdlilah Mufdlilah; Reza Bintangdari Johan; Tutik Fitriani
Jurnal Riset Kebidanan Indonesia Vol 2, No 2 (2018): Desember
Publisher : AIPKEMA (Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Muhammadiyah-'Aisyiyah Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.789 KB) | DOI: 10.32536/jrki.v2i1.23

Abstract

Latar belakang: ASI eksklusif merupakan suatu upaya untuk meningkatkan status kesehatan bayi dan mencegah terjadinya kematian pada bayi. Cakupan ASI eksklusif di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 73.61% belum mencapai target nasional 80%. Hal ini, dapat disebabkan karena persepsi ibu dalam pemberian ASI eksklsuif yang masih salah. Tujuan penelitian: Mengetahui faktor yang mempengaruhi persepsi ibu terhadap pemberian ASI ekkslusif. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan total sampling, data didapatkan dari Puksesmas Lendah 1. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pada 47 ibu yang memiliki bayi usia lebih dari 6 bulan sampai 12 bulan yang memenuhi kriteria inklusi. Data selanjutnya dianalisis dengan menggunakan regresi logistik. Hasil: Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara pengalaman, pengetahuan, kepentingan serta minat, harapan, dan budaya pada pemberian ASI eksklusif (p-value 0.05), namun dari kelima hal faktor tersebut hanya ada dua yang paling berpengaruh secara statistik yaitu pengalaman (p-value 0.020; OR = 0.007; 95% CI = 0.000 –   0.456) dan pengetahuan (p-value 0.024; OR = 0.032; 95% CI = 0.002 – 0.631). Simpulan: Pengalaman, pengetahuan, kepentingan serta minat, harapan, dan budaya secara keseluruhan mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, namun yang paling berpengaruh adalah pengalaman dan pengetahuan.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penilaian Afektif Mata Kuliah Komunikasi dalam Praktik Kebidanan: Validity and Reliability of the Affective Assessment Instrument for the Communication Course in Midwifery Practice Teresia Suminta Rotua Situmorang; Annisa Eka Permatasari; Reza Bintangdari Johan; Nur Aisyah Laily; Idha Farahdiba; Nurrahmi Umami
Jurnal Midwifery Vol 5 No 1 (2023): FEBRUARY
Publisher : Prodi Kebidanan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jmw.v5i1.35189

Abstract

Introduction: The affective domain is important for assessing student attitudes and behavior in the learning process, but the implementation is still lacking. So far, affective assessment is still implied in the assessment of the cognitive domain, so that the assessment of the affective domain is still carried out with cursory observations. Affective domain assessment needs to be supported using tests that match the characteristics of learning objectives. Attitude assessment can be subjective so we need an instrument that is able to measure objectively. This research aims to evaluate the feasibility of an affective ability assessment instrument in the Communications in Midwifery course at the Faculty of Health Sciences, University of Borneo Tarakan. Methods: This type of research is descriptive. The research sample was 30 midwifery students who were taken randomly. Data collection used an affective assessment questionnaire in the communication course in midwifery practice. Results: The results of the validity test research carried out, 22 items were declared valid out of 25 statement items (rcount > 0.361) and the instrument reliability test was 0.858 (alpha > 0.7). Conclusion: affective assessment instruments can be declared feasible and reliable so that they can be used to measure students' affective abilities
Daun Sirih Merah Sebagai Perawatan Tradisional Dalam Penyembuhan Luka Perineum Reza Bintangdari Johan; Nur Indah Noviyanti; Kustiningsih Kustiningsih; Gusriani Gusriani
JURNAL KESEHATAN DELIMA PELAMONIA Vol 7 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37337/jkdp.v7i1.346

Abstract

Perineal tears can occur during labor. This tear causes an injury. This situation can be an entry point for microorganisms that can cause infection if not treated properly. The wound-healing process varies from person to person. However, there are several ways to treat perineal wounds are traditional and non-traditional. This study aimed to determine the perineal wound healing period with red betel leaves. Quasi-experimental research with a posttest-only design approach with non-equivalent groups. In this study, 22 postpartum mothers, the experimental group using red betel leaves, and the control group using clean-dry dressing treatment, which would assess the wound healing process with the REEDA scale. The sampling technique uses accidental sampling. The data analysis used is an independent-Sample T-test. The results, perineal wounds using red betel leaves (5.45 days) were two days faster than dry clean treatment (7.55 days). The REEDA sign was no longer visible in the red betel leaf group on the eighth day. It was still possible to see the control group on the ninth day. Moreover, proper wound care, a healthy diet, and good hygiene contribute to wound healing. Mothers should be confident in their abilities and think positively.
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan Deteksi Dini Kanker Serviks dengan IVA di Wilayah Kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan Nur Indah Noviyanti Rahman; Nur Aisyah Laily; Reza Bintangdari Johan
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2023): Volume 4 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i3.17873

Abstract

Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi merupakan hal yang fundamental bagi perempuan. Menurut WHO kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi dan prosesnya. Kesehatan reproduksi ini menyiratkan bahwa orang dapat memiliki kehidupan seks yang memuaskan dan aman dan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk memutuskan apakah, kapan dan seberapa sering melakukannya Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan reproduksi serta upaya dalam deteksi dini kanker serviks. Peserta penyuluhan dan pemeriksaan adalah wanita usia subur yang telah menikah di di wilayah Kelurahan Pantai Amal. Kegiatan terdiri dari penyuluhan kesehatan menjaga kesehatan reproduksi dan deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan IVA. Hasil menunjukkan dari 20 peserta penyuluhan terdapat 12 orang (60%) yang bersedia melakukan pemeriksaan IVA. Pengabdian masyarakat dengan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dan deteksi dini kanker serviks dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran sehingga memotivasi WUS untuk melakukan pemeriksaan IVA.
Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kejadian Amenorea Di Praktek Dokter Mandiri Dr Wita Marlina Malinau Kota Paulus, Martiana; Octamelia, Mega; Johan, Reza Bintangdari
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 12 (2024): Volume 11 Nomor 12
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i12.18892

Abstract

Laju pertumbuhan penduduk terus meningkat, dan dengan permasalahan tersebut, pemerintah membuat program Keluarga Berencana untuk mengendalikan kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi suntik 3 bulan sering digunakan di praktek mandiri dr Wita Marlina, khususnya alat kontrasepsi suntik 3 bulan yang mengandung Depo-Provera. Alat kontrasepsi ini memiliki efektivitas yang baik dengan beberapa efek samping, seperti gangguan menstruasi yang disebut amenore. Dampak lainnya menjadi alasan paling signifikan mengapa akseptor berhenti menggunakan KB suntik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan penggunaan alat kontrasepsi 3 bulan dengan gangguan menstruasi di praktek dokter mandiri Dr Wita Marlina tahun 2024. Metode penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross-sectional. Metode pengumpulan data menggunakan checklist, dan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor KB 3 bulan yang mendapat suntikan di tempat praktek mandiri dr Wita Marlina yang berjumlah 81 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan analisis komputasi. Hasil uji statistik dengan uji Chi-Sguare menunjukkan p = 0,000 < 0,005, terdapat hubungan antara lama penggunaan alat kontrasepsi suntik selama tiga bulan dengan kejadian amenore. Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa hipotesis penelitian Ha diterima dan Ho ditolak, dengan demikian hipotesis penelitian telah teruji kebenarannya. Penelitian ini menyimpulkan ada hubungan frekuensi penggunaan KB suntik 3 bulan dengan kejadian amenore pada akseptor KB suntik 3 bulan di Praktek Mandiri dr Wita Marlina tahun 2024. Disarankan untuk memberikan peningkatan pelayanan kepada WUS bagi akseptor KB suntik 3 bulan bagi tenaga kesehatan. Selain itu dapat memberikan KIE kepada pengguna kontrasepsi suntik.
The Effect of Menstrual Cycle and Body Mass Index on The Risk of Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) in Adolescent Females in Tarakan City Noviyanti, Nur Indah; Johan, Reza bintangdari; Ruqaiyah, Ruqaiyah
Pancasakti Journal Of Public Health Science And Research Vol 4 No 3 (2024): PJPHSR
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Pancasakti, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/pjphsr.v4i3.1727

Abstract

Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) is the most common gynecological issue among women of reproductive age, affecting ovarian function due to hormonal imbalances. The purpose of this study was to determine the effect of menstrual cycles and body mass index (BMI) on the risk of Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) in adolescent girls in Tarakan City. This research employed a quantitative approach with an observational analytic method and a cross-sectional study design. The sample consisted of 95 adolescent girls from SMA 2 Tarakan and was analyzed using univariate and bivariate analyses. The chi-square test revealed a p-value of 0.000, indicating a significant relationship between BMI, menstrual cycle, and the risk of PCOS in adolescent girls at SMA 2 Tarakan. Hormonal imbalances in adolescent girls can lead to the development of hirsutism due to increased hyperandrogenism. This condition is often accompanied by menstrual cycle irregularities and increased BMI, characterized by weight gain.
Knowledge of Exclusive Breastfeeding Among Adolescent Mothers in Primary Health Tarakan, Nort Kalimantan, Indonesia Johan, Reza Bintangdari; Noviyanti, Nur Indah; Situmorang, Teresia Suminta Rotua; Mufdlilah, Mufdlilah
Pancasakti Journal Of Public Health Science And Research Vol 4 No 3 (2024): PJPHSR
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Pancasakti, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/pjphsr.v4i3.1728

Abstract

Breast milk is the primary source of nutrition for infants. However, not all babies receive exclusive breastfeeding. Among adolescent mothers, barriers and challenges in breastfeeding play a significant role in achieving breastfeeding success. This is closely related to the mother's knowledge in overcoming these challenges. The aim of this study was to assess the knowledge of adolescent mothers about exclusive breastfeeding. The study employed an analytical observational method with a cross-sectional study design. A total of 96 adolescent mothers participated in the study, selected using accidental sampling. The research instrument was a questionnaire, and the data were analyzed using the chi-square test. The results showed that the majority of mothers provided exclusive breastfeeding to their babies (55.2%) and had a high level of knowledge (73.6%). There was a significant relationship between mothers' knowledge and exclusive breastfeeding (p = 0.001 < 0.05), with the odds ratio indicating a 0.235 times lower likelihood of not providing exclusive breastfeeding among mothers with higher knowledge. High knowledge among adolescent mothers about exclusive breastfeeding positively influenced the provision of exclusive breastfeeding to their infants. Health education and breastfeeding counseling are essential for adolescent mothers to support and encourage them to continue breastfeeding their babies until the age of 6 months without cessation.
Pencegahan Stunting dengan Pendekatan Kemandirian Keluarga Kartikasari, Ratih Indah; Mauliyah, Ihda; Johan, Reza Bintangdari
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 8 No 2 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v8i2.76480

Abstract

Stunting masih menjadi isu global. Stunting dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Keluarga menjadi fondasi utama dalam menjaga kesehatan sehingga perlunya pemahaman bagi keluarga dalam upaya pencegahan berbagai permasalahan kesehatan termasuk stunting. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dalam pencegahan stunting melalui pendekatan kemandirian keluarga. Penelitian Pre Experimental dengan One Group Pretest Posttest Design. Sampel 32 keluarga yang memiliki ibu hamil atau bayi atau balita di Qoryah Desa Thoyyibah, Kebalan Kulon. Instrumen menggunakan kuesioner tingkat kemandirian keluarga dan pengetahuan yang diberikan sebelum dan sesudah. Intervensi yang dilakukan berupa pemberian pendidikan kesehatan. Data dianalisis dengan Wilcoxon Signed Ranks Test. Ada peningkatan yang signifikan setelah diberikan intervensi melalui pendidikan kesehatan tentang pencegahan stunting melalui pendekatan keluarga (p-value = 0.034). Terjadi peningkatan yang signifikan pada tingkat kemandirian sebelum dan sesudah intervensi pencegahan stunting (p-value = 0,002). Simpulan, ada peningkatan tingkat kemandirian keluarga setelah diberikan intervensi pendidikan kesehatan. Intervensi Pendidikan Kesehatan dengan pendekatan keluarga merupakan kunci keberhasilan pencegahan stunting. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan dimulai sejak kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Stunting is still a global issue. Stunting can affect children's growth and development. The family is the main foundation for maintaining health, so there is a need for understanding for families in efforts to prevent various health problems, including stunting. The aim of the study was to determine the effect of health education on preventing stunting through a family self-sufficiency approach. Pre-experimental research with a one-group pretest posttest design Sample 32 families with pregnant women, babies, or toddlers in Qoryah Thoyyibah Village, Kebalan Kulon The instrument uses a questionnaire to measure the level of family self-sufficiency and knowledge. The intervention was health education. Data analysis is the Wilcoxon Signed Ranks Test. There was a significant increase after being given an intervention through health education about stunting prevention through a family approach (p-value = 0.034). There was a significant increase in the level of self-sufficiency before and after the stunting prevention intervention (p-value = 0.002). Conclusion, there is an increase in the level of family self-sufficiency after being given health education interventions. Health education interventions with a family approach are the key to successful stunting prevention. Therefore, health education starts from pregnancy until the child is two years old.
Menstrual Cycle and Length of Menstruation in Early Adolescent Girls on the Incidence of Anemia Rahman, Nur Indah Noviyanti; Johan, Reza Bintangdari; Aspar, Hukmiyah; Ernawati, Ernawati; Ruqaiyah, Ruqaiyah
Jurnal Bidan Cerdas Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jbc.v7i1.3511

Abstract

Introduction: Anemia is a prevalent health issue among adolescent girls, particularly in developing countries. This study aimed to investigate the relationship between menstrual cycle and length of menstruation on the incidence of anemia in early adolescent girls. Methods: A cross-sectional analytical survey was conducted involving 38 girls aged 12-15 years, selected using purposive sampling. Questionnaires were used to collect data on menstrual cycle and length of menstruation, while hemoglobin levels were measured to determine anemia status. Results: The results showed that 73.7% of respondents had normal menstrual cycles (21-35 days), 76.3% had normal menstrual periods (2-7 days), and 68.4% were not anemic. A significant relationship was found between menstrual cycle and anemia incidence, with 6 girls experiencing anemia despite normal cycles and 6 girls with abnormal cycles being anemic. However, no significant association was observed between length of menstruation and anemia. Conclusion: Early adolescence is a critical transition period during which health behaviors begin to develop. Adolescent girls are vulnerable to anemia due to increased iron requirements during menstruation. Efforts to prevent anemia in this population include iron and folic acid supplementation programs, minimizing risk factors, and addressing the etiology of anemia. Multisectoral support, including collaboration between health services, schools, and parents, is crucial in preventing anemia among adolescent girls. Further research with a larger, more representative sample is needed to better understand the factors contributing to anemia in this population.