cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
ISSN : 14116618     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI adalah wadah menghimpun dan mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian dan konsep-konsep ilmiah serta pengetahuan dalam bidang arsitektur dan lingkungan buatan berwujud artikel yang ditulis berdasarkan penelitian: artikel hasil penelitian, artikel tentang ide-ide (gagasan konseptual), tinjauan tentang proses penelitian, tinjauan buku-buku baru, paparan tokoh arsitek dan pemikirannya, serta karya ilmiah lain yang berhubungan dengan fenomena arsitektur.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 1 (2019)" : 8 Documents clear
PEMANFAATAN RUANG PADA RUMAH TINGGAL BURUH SEBAGAI USAHA BATIK TULIS DI DESA WISATA BATIK TULIS LASEM Wijaya, Arief Satya
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 13, No 1 (2019): Jurnal Arsitektur Komposisi
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (997.489 KB) | DOI: 10.24002/jars.v13i1.2778

Abstract

Abstrak: Buruh batik di Desa Babagan mengerjakan batik tulis di ruangan yang digunakan bersama dengan kegiatan rumah tangga. Mengerjakan batik tulis tidak membutuhkan ruang khusus dan dapat memanfaatkan ruang manapun. Pemanfaatan ruang tersebut dianalisa dengan teori wujud dasar ruang, sifat ruang, tipe ruang dan rumah produktif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Ada 9 buruh batik yang menjadi unit amatan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Ada beberapa ruang yang dimanfaatkan untuk membatik yaitu dapur, halaman, teras, ruang makan, dan ruang tamu, jadi membatik bisa dilakukan di ruang publik, semi publik, dan ruang servis tetapi tidak dilakukan pada ruang privat karena menimbulkan polusi, pencahayaan dan penghawaannya masih kurang. Penentuan pemanfaatan ruang berdasarkan letaknya yang dekat dengan dapur, toilet, dan ruang penyimpanan alat/bahan, tidak menimbulkan polusi, tidak tampias ketika hujan, ada ruang yang bisa gunakan sambil mengasuh anak, memiliki luas ruangan yang cukup untuk membatik. Tidak ada ruang membatik pada rumah buruh batik, yang ada yaitu tempat untuk membatik. Ruang yang digunakan telah memenuhi luasan ruang yang dibutuhkan untuk proses membatik (nyanting). Sedangkan tipe ruang usaha adalah kombinasi dari tipe campuran dan tipe terpisah.Kata kunci: pemanfatan ruang; buruh batik; batik tulis; tourist village.Title: Space Utilization at Worker House as a Batik Business in Batik Tourist Village LasemAbstract: Batik workers in Babagan Village work in the room used in together with household activities. Working on batik does not require special space and can use any space. The utilization of space is analyzed by theory of the basic form of space, the nature of space, type of space and productive house. The method used in this research is qualitative method. There are 9 batik workers who become observation units to obtain information needed in the research. There is some space that is used for batik these are kitchen, yard, terrace, dining room, and living room, so batik can be done in public space, semi public and service room but not done in private space because pollution, lighting and natural air still less. Determination of space utilization based on its location close to kitchen, toilet, and tool or materials storage room, no pollution, no exposed to rain splashes, there is space that can use while taking care of children, has enough room. There is no batik space at batik workers' house, which is a place to make batik. Space has sufficient the extent of space required for the process of batik (nyanting). While the type of business space is a combination of mixed types and separate types.Keywords: space utilization; batik workers; batik tulis; desa wisata.
PREFERENSI MAHASISWA DALAM MEMILIH TEMPAT MENGERJAKAN TUGAS KULIAH INDIVIDU Muhammad, Fadhil; Kusuma, Hanson E; Kurniati, Feni
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 13, No 1 (2019): Jurnal Arsitektur Komposisi
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.639 KB) | DOI: 10.24002/jars.v13i1.2779

Abstract

Abstrak: Dalam kehidupannya sehari-hari, mahasiswa tidak pernah lepas dari tugas kuliah individual yang merupakan bagian dari kegiatan belajar mahasiswa. Mahasiswa membutuhkan tempat yang dapat mendukungnya dalam mengerjakan tugas kuliah individual. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari tahu faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi mahasiswa dalam memilih tempat mengerjakan tugas kuliah individu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dalam peneltian ini menggunakan kuesioner dan disebarkan secara daring. Data yang telah didapatkan dianalisis dengan cara open coding, axial coding, dan selective coding. Hasil dari penelitian ini berupa faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih tempat mengerjakan tugas kuliah individu yaitu privasi, interaksi & referensi, dan suasana & jaringan internet.Kata kunci: tugas kuliah individu; tempat; preferensi; tugas; produktivitas.Title: Student Preferences in Choosing Places for Working Individual Assignment PlaceAbstract: In their daily lives, students are never separated from individual college assignments which are part of student learning activities. Students need a place that can support them in doing individual assignments. The purpose of this study is to find out some factors that influence the preferences of students in choosing a place where they do their individual assignments. This study uses a qualitative method. Data collection in this research uses questionnaires and is distributed online. The data that has been obtained is analyzed by means of open coding, axial coding, and selective coding. The results of this study are in the form of factors that influence students in choosing a place to work on individual assignments, namely privacy, interaction & reference, and the atmosphere & internet network.Keywords: individual assignments; place; preference; work; productivity.
OPTIMALISASI PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG Adi, Alifiano Rezka
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 13, No 1 (2019): Jurnal Arsitektur Komposisi
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.849 KB) | DOI: 10.24002/jars.v13i1.2780

Abstract

Abstract: Pencahayaan alami menjadi aspek penting yang harus diperhatikan dalam proses perancangan arsitektur saat ini. Selain untuk menunjang kenyamanan visual, pencahayaan alami yang baik dapat meminimalisir penggunaan pencahayaan buatan pada siang hari. Ruang perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang menjadi objek penelitian dengan berfokus pada evaluasi dan optimalisasi pencahayaan alami dalam ruangan. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan strategi penelitian pemodelan dan simulasi pada software Dialux Evo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas cahaya alami ruang perpustakaan saat ini masih kurang dari standar. Optimalisasi pada beberapa elemen ruang menjadi strategi yang digunakan untuk memaksimalkan pencahayaan alami dalam ruangan. Penambahan area bukaan dan penataan furniture interior dapat meningkatkan intensitas cahaya alami hingga mencapai standar pada SNI dan greenship GBCI. Penggunaan elemen shading horizontal dapat meminimalisir efek silau dalam ruangan meskipun intensitas cahaya alami dalam ruangan menjadi lebih kecil. Dari seluruh tahap simulasi yang dilakukan, optimalisasi pencahayaan alami tidak selalu menghasilkan intensitas cahaya ruangan yang paling tinggi. Standar-standar yang mengatur tentang pencahayaan alami dalam ruangan dapat menjadi acuan dalam proses optimalisasi ruangan. Meskipun begitu, optimalisasi dilakukan tanpa mengorbankan aspek kenyamanan yang lain seperti efek silau.Kata kunci: pencahayaan alami; kenyamanan visual; dialux evo; optimalisasi ruangan.Title: Optimization of Daylighting In The Library of Islamic State University of Walisongo SemarangAbstract: Daylighting is an important aspect that must be considered in the current architectural design process. In addition to support visual comfort, good Daylighting can minimize the use of artificial lighting during the day. The library of the Faculty of Ushuluddin and Humanities UIN Walisongo Semarang becomes the research object by focusing on evaluating and optimizing Daylighting in the room. This research uses quantitative methods with modeling and simulation strategies on Dialux Evo. The results showed that light intensity in the room was less than the specified standard. Optimization of several space elements becomes a strategy used to maximize the daylighting in the room. The addition of the windows and arrangement of interior furniture can increase the intensity of daylighting until it reaches the standards on SNI and greenship GBCI. The use of horizontal shading elements can minimize the glare effect in the room although the intensity of daylighting in the room becomes smaller. From all simulation phases carried out, optimizing the daylighting does not always produce the highest light intensity. The standards of daylighting can be a reference in the process of optimizing a room. Even though, the optimization is done without sacrificing other aspects of comfort such as glare effects.Keywords: daylighting;, visual comfort; dialux evo; room optimization.
GENERASI LANJUT USIA MANDIRI DAN FENOMENA PERGESERAN ASPEK EKO-MORFOLOGI KAWASAN HUNIAN Rudwiarti, Lucia Asdra
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 13, No 1 (2019): Jurnal Arsitektur Komposisi
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.148 KB) | DOI: 10.24002/jars.v13i1.2781

Abstract

Abstraksi: Gaya hidup fase penuaan didominasi oleh nilai-nilai kenyamanan sosial dan simbol, etika budaya, identitas, dan sumber daya budaya lainnya. Masalah budaya pada tahapan lansia menampilkan kontennya dalam batas perspektif kehidupan. Dengan demikian, ruang hidup dan lingkungan hidup untuk lansia yang mandiri harus memperhatikan transformasi nilai-nilai sosial-budaya untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi lansia dari keseluruhan sistem lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan preferensi lansia dalam proses modifikasi elemen desain lingkungan menjadi lingkungan hidup yang ramah lansia. Investigasi menggunakan metode observasi dan wawancara untuk lebih dalam mendapatkan preferensi lansia. Studi ini juga menggunakan prediksi lingkungan untuk meninjau fenomena eko-morfologi. Hasilnya menunjukkan bahwa kebutuhan hidup sehari-hari lansia berubah karena proses penuaan. Sementara itu, paradigma menyesuaikan tuntutan kehidupan secara signifikan mempengaruhi perubahan eko-morfologis spasial lingkungan mereka.Katakunci: manula mandiri; lingkungan untuk kaum manula; perubahan eko-morfologis.Title: Independent Elderly Generations and Aspects of Eco-Morphological Changes of Residential AreasAbstract: The life style of ageing phase is dominated by the values of social comfort and symbols, cultural ethics, identity, and other cultural resources. Cultural issues of the elderly’s stage perform their content within the perspective boundary of life. Accordingly, living space and eco-environment for the independent elderly should regard the transformation of socio-cultural values in order to meet the elderly’s need and preferences of the whole environmental system. This study aims to obtain elderly’s preferences in the modification process of environmental design elements to become elderly-friendly living environment. The investigation used observation and interviews methods to deeper gain the elderly’s preferences. The study also utilised environmental prediction to review the phenomenon of its eco-morphology. The results show that the needs of elderly daily lives changed due to the ageing process. Whilst, the paradigm of adjusting demands of life significantly affected the eco-morphological changes of their spatial environment.Keywords: independent elderly; environment for the elderly; eco-morphological changes.
PENGARUH KONDISI LANSKAP PERTANIAN TERHADAP ASPEK MIKRO RUMAH DAN ASPEK MAKRO PADA PERMUKIMAN SUKU JAWA DI DESA PUHTI, NGAWI, JAWA TIMUR Santoso, Dian Kartika
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.784 KB) | DOI: 10.24002/jars.v13i1.2776

Abstract

Abstrak: Indonesia merupakan negara agraris yang hidup dari sektor pertanian terutama komoditi padi. Salah satu daerah penghasil padi adalah Ngawi. Kabupaten ini sebagai salah satu penghasil padi terbesar dan mendapat predikat lumbung padi di Provinsi Jawa Timur. Dengan kondisi yang demikian, sedikit banyak mempengaruhi pola pemukiman secara makro maupun mikro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lahan pertanian terhadap permukiman di Desa Puhti, Ngawi Jawa Timur serta hubungannya dengan nilai-nilai lokalitas masyarakat setempat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil kajian menunjukkan kondisi lahan pertanian secara makro saling berhubungan dengan pola permukimannya, akibat kondisi sosial dan kekerabatannya. Sementara itu, hubungan antara lahan pertanian dengan pemukiman secara mikro dapat diketahui dari pembagian ruang pada hunian dengan adanya ruang penjemuran dan penyimpanan hasil panen, penggunaan material bangunan yang didapatkan dari hasil pertanian yang ditanam pada lahan pertanian masyarakat setempat, serta penggunaan ornamen pada hunian masyarakat.Kata kunci: lansekap pertanian; aspek mikro rumah; aspek makro; pola permukiman. Title: The Influence of Agricultural Landscape Condition on House Micro Aspects and Macro Aspects on The Settlement of Javanese Villages in Puhti Village, Ngawi, East JavaAbstract. Indonesia is an agricultural country that lives in the agricultural sector, especially rice commodities. One of the rice-producing areas is Ngawi. This regency is one of the largest rice producers and has the title of rice barn in East Java Province. With these conditions, it affects the settlement patterns in a macro and micro manner. This study aims to determine the effect of agricultural land on settlements in Puhti Village, Ngawi East Java as well as its relationship with local community values. The method used in this research is descriptive qualitative. The results of the study show that the condition of agricultural land in a macro interrelated with the pattern of settlement, due to social conditions and kinship. Meanwhile, the relationship between agricultural land and micro-settlements can be seen from the division of space in the dwelling with the existence of drying and storing crops, the use of building materials obtained from agricultural products planted on the local community's agricultural land, and the use of ornaments in community dwellings.Keywords: agricultural landscape; house micro aspects; macro aspect; settlement pattern.
Template Artikel Purbadi, Yohanes Djarot
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.232 KB) | DOI: 10.24002/jars.v13i1.2784

Abstract

DINAMIKA PERUBAHAN ARSITEKTUR RUMAH SABU (AMMU HAWU) DAN PROSPEKNYA DALAM RANCANG BANGUN KIWARI Jeraman, Pilipus
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 13, No 1 (2019): Jurnal Arsitektur Komposisi
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1485.311 KB) | DOI: 10.24002/jars.v13i1.2782

Abstract

Abstrak: Arsitektur rumah Sabu (Ammu Hawu) merupakan salah arsitektur vernakular yang masih hidup dan berkembang di Nusa Tenggara Timur. Dalam pengamatan terhadap arsitektur rumah Sabu (Ammu Hawu) menujukkan bahwa rumah Sabu perlahan namun pasti memperlihatkan adanya dinamika perubahan, baik bentuk, teknologi konstruksi maupun material bangunannya. Di sisi lain, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni arsitektur rumah Sabu (Ammu Hawu) telah pula ditransformasikan pada perancangan arsitektur masa kini. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana perubahan dan transformasi arsitektur rumah Sabu (Ammu Hawu) dalam desain arsitektur masa kini. Guna menjawab permasalahan tersebut, maka survey dan pengamatan lapangan serta studi pustaka merupakan suatu keharusan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arsitektur rumah Sabu (Ammu Hawu) telah mengalami perubahan, terutama bentuk, teknologi konstruksi bangunan dan material bangunannya. Arsitektur rumah Sabu (Ammu Hawu) sudah ditransformasikan pada desain arsitektur gedung perkantoran di Sabu Raijua, namun sifatnya pragmatis dan belum didukung pengetahuan transformasi yang memadai.Kata kunci: dinamika perubahan; arsitektur vernakular; rumah Sabu (Ammu Hawu); transformasi arsitekturTitle: Dynamic Changes of Sabu House Architecture (Ammu Hawu) and Its Prospect in The PresentAbstract: The architecture of the house of Sabu (Ammu Hawu) is a vernacular architecture that is still alive and developing in East Nusa Tenggara. In observing the architecture of the house of Sabu (Ammu Hawu) shows that the house of Sabu slowly but surely shows the dynamics of change, both the shape, construction technology, and building materials. On the other hand, in line with the development of science, technology, and architecture of the house of Sabu (Ammu Hawu) it has also been transformed into the architectural design of today. The problem of this research is how to change and transform the architecture of the house of Sabu (Ammu Hawu) in contemporary architectural design. To answer these problems, the survey and field observations and literature study are a must in this research. The results showed that the architecture of the house of Sabu (Ammu Hawu) has changed, especially the shape, building construction technology, and building materials. The architecture of the Sabu house (Ammu Hawu) has been transformed into the architectural design of an office building in Sabu Raijua, but it is pragmatic and has not been supported by adequate transformation knowledge.Keywords: the dynamics of change; vernacular architecture; house of Sabu (Ammu Hawu); architectural transformation
"SENSE OF PLACE" PUSAT KULINER DI TEPIAN SUNGAI ELO KOTA MAGELANG DENGAN PENDEKATAN SIMBIOSIS ARSITEKTUR Nurseto, Adha Bangkit; Mulyandari, Hestin
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 13, No 1 (2019): Jurnal Arsitektur Komposisi
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1009.087 KB) | DOI: 10.24002/jars.v13i1.2777

Abstract

Abstract: Kota Magelang memiliki beragam destinasi wisata yang tersebar dengan berbagai daya tarik wisatanya yang cukup tinggi, namun perlu adanya destinasi wisata baru yang atraktif dan secara umum potensi dan peluang pengembangan wisata di Kota Magelang sangat besar guna mendorong Pendapatan Asli Daerah (PAD). Inventarisasi dan penggalian berbagai potensi, dengan memiliki berbagai keunikan dan daya tarik, meningkatnya promosi, informasi dan pemasaran pariwisata, menyelenggarakan berbagai event yang dapat menarik wisatawan serta mengembangkan berbagai fasilitas kepariwisataan menjadi daya tarik obyek. Perancangan wisata kuliner yang berlokasi di kawasan Soekarno Hatta Kota Magelang dipadukan oleh berbagai fungsi kegiatan rekreasi lain saling memberikan kontribusi positif bagi aktivitas didalamnya. Tahap perancangan melalui tahapan survey lapangan untuk mengetahui kondisi, potensi, dan lingkungan sekitarnya untuk mendapatkan bahan acuan dalam proses merancang, serta melalui komparasi studi pustaka dan studi banding guna memberikan rancangan yang optimal. Perancangan wisata kuliner di kawasan Soekarno Hatta Kota Magelang ini menggunakan pendekatan simbiosis arsitektur, simbiosis dalam arsitektur sebagai tema perancangan digunakan untuk menggabungkan dua tempat yang berbeda fungsi dan kegiatan yang berbeda menjadi sesuatu yang baru dan memiliki dampak simbiosis positif bagi kedua belah pihak dan mencapai prospek dan fisibilitas yang diharapkan.Kata kunci: daya tarik obyek; simbiosis arsitektur; tepian air; wisata kuliner. Title: Sense of Place in The Culinary Center of River Elo Riverfront Magelang City With The Architecture Symbiosis Approach.Abstract: The City of Magelang has a variety of tourist destinations, spread with a variety of quite-high tourist attractions. However, a new attractive tourist destination and common potential and opportunities for tourism development in this very large city of Magelang, to encourage the Regional Original Income (PAD) in the tourism sector. Inventory and development of various potentials, that have uniqueness and sense of place, improving promotion, tourism information and marketing, organizing various events that can attract tourists to come, and by developing various supporting facilities for tourism, it is expected to be an attraction for tourists to visit Magelang. Therefore, the culinary tourism design located in the Soekarno Hatta Area of Magelang City, combined with various other recreational activities that contribute positively to the activities inside. The design was used through the stages of a field survey that was useful for knowing the conditions, potential, and the surrounding environment, which later served to obtain analysis and reference materials in the design process, as well as through comparative literature studies and comparative studies to provide optimal and appropriate designs later. The design of the culinary tour planned in the Soekarno Hatta Area of Magelang City used the architectural symbiosis approach, that is the symbiosis in architecture as a design theme used to combine two different places of different functions and activities into something new, and have the impact of a positive symbiosis that is good for both parties, and can reach the prospect and expected feasibility later. Keywords: sense of place; architectural symbiosis; waterfront; culinary tourism. 

Page 1 of 1 | Total Record : 8