cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota lhokseumawe,
Aceh
INDONESIA
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal
ISSN : 24069825     EISSN : 26143178     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal is a scientific open access journal in the field of aquatic sciences, published periodically (April and October) by the Institute of Research and Community Service (LPPM) Universitas Malikussaleh (Malikussaleh University) in cooperation with Marine Center Universitas Malikussaleh, Department of Aquaculture Universitas Malikussaleh and Department of Marine Science Universitas Malikussaleh. Acta aquatica are publish original research, overviews and reviews relating to aquatic environments (wetlands, freshwater and marine waters) and the border limits of these environmental systems and the impacts of human activities on the environmental systems. Acta Aquatica has a related studies in aquatic bioecology, aquaculture, hydrology, biodiversity of aquatic biosphere, oceanology, exploitation and exploration technology of aquatic resources, fisheries product technology, aquatic microbiology, aquatic modeling, aquatic geographic information systems, and socio-economic of aquatic resources.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 3: No. 1 (April, 2016)" : 7 Documents clear
Efektivitas serbuk daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap bakteri Edwardsiella tarda Fajri, Nurul; Ayuzar, Eva; Ezraneti, Riri
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 3: No. 1 (April, 2016)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v3i1.334

Abstract

Penyakit adalah salah satu penghambat dalam mengembangkan produksi ikan nila. Satu dari bakteri yang berbahaya dalam budidaya ikan nila adalah Edwardsiella tarda. Penelitian ini dilakukan pada januari 2016 di laboratorium hatchery dan teknologi akuakultur, Prodi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas serbuk Phaleria macrocarpa untuk mencegah infeksi bakteri Edwardsiella tarda. Penelitian menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan 5 perlakuan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serbuk P. macrocarpa dapat menghambat pertumbuhan Edwardsiella tarda karena mengandung bahan antimikroba dengan diameter zona hambat 9,5 - 14,5 mm.Disease is one of the obstacles in achieving tilapia production targets. One of harmful bacteria types in tilapia fish farming is Edwardsiella tarda. This research was conducted on January 2016 held at the Laboratory of Hatchery and Aquaculture Technology, Aquaculture departement Agriculture Faculty Malikussaleh University. The purpose of this study was to determine the effectivenes Phaleria macrocarpa powder to prevent infection of bacteria Edwardsiella tarda. This research used experimental method, namely a completely randomized design (CRD) non factorial with five treatments within three replications. The results showed that the P. macrocarpa powder could inhibiting the growth of Edwardsiella tarda because it contained antimicrobial compounds with a clear zone formed 9.5-14, 5 mm.
Analisis variasi konsentrasi unsur hara nitrogen, fosfat dan silikat (N, P dan Si) di Perairan Teluk Meulaboh Aceh Barat Marlian, Neneng
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 3: No. 1 (April, 2016)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v3i1.329

Abstract

Penelitian analisis variasi konsentrasi unsur hara (N, P dan Si) di perairan Teluk Meulaboh dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2014 di perairan Teluk Meulaboh. Lokasi pengambilan sampel di setiap titik sampling pengamatan dilakukan secara purposing sampling yang dibagi atas 10 stasiun penelitian yang terdiri dari perairan sungai, muara sungai, perairan tengah teluk sampai ke perairan terluar dari teluk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variasi dari konsentrasi unsur hara (N, P dan Si) di perairan Teluk Meulaboh. Hasil yang diperoleh selama  penelitian  untuk nilai konsentrasi unsur hara (N, P dan Si) pada setiap stasiun pengamatan berturut-turut diantaranya adalah, amonia  (stasiun A-E = 0,074-0,276 mg.L-1  dan  stasiun F-J  0,045-0,199 mg.L-1 )  nitrit (stasiun A-E = 0,002-0,127 mg.L-1  dan  stasiun F-J  0,001-0,021 mg.L-1 ),  nitrat (stasiun A-E = 0,014-0,646 mg.L-1  dan  stasiun F-J  0,020-0,193 mg.L-1 ), ortofosfat (stasiun A-E = 0,001-0,693 mg.L-1  dan  stasiun F-J  0,001-0,013 mg.L-1 ), dan silikat  (stasiun A-E = 0,604-4,520 mg.L-1  dan  stasiun F-J  0,803-4,132 mg.L-1 ). Adapun variasi konsentrasi unsur hara (N, P dan Si) menunjukkan nilai semakin menurun ke arah perairan terluar dari teluk yang jauh dari pantai dan semakin tinggi ke arah perairan sungai yang dekat dengan daratan. Hal ini disebabkan karena adanya masukan air tawar dari daratan melalui sungai yang membawa unsur hara tinggi ke perairan teluk.The reaserch on variation analysis of the nutrients (N, P and Si) consentration in waters of Meulaboh Bay was conducted on Mei-July 2014 in Meulaboh Bay. Sampling Location on each observation sampling points as purposing sampling at 10 sites, wich consist of river, mouth river, bay waters, middle of bay to outer of bay. The purpose in this research was to analysis variation of the nutrients (N, P and Si) consentration in waters of Meulaboh Bay. The result in this research to nutrients (N,  P and Si) consentration values at the observation sites consecutive among them were, ammonia (sites A-E = 0,074-0,276 mg.L-1  and sites F-J  0,045-0,199 mg.L-1 )  nitrite (sites A-E = 0,002-0,127 mg.L-1  dan  sites F-J  0,001-0,021 mg.L-1 ),  nitrate  (sites A-E = 0,014-0,646 mg.L-1  dan  sites  F-J  0,020-0,193 mg.L-1 ), ortophosphate  (sites A-E = 0,001-0,693 mg.L-1  dan  sites F-J  0,001-0,013 mg.L-1), dan silicate  (stasiun A-E = 0,604-4,520 mg.L-1  dan  stasiun F-J  0,803-4,132 mg.L-1 ). As for variation of the nutrients (N, P and Si) consentration showed that the values deacreased toward the outer of Bay which far from coastal and increased toward the river waters wich near from tersterial land. This matter was caused presence fresh water input from teresterial land trough river that carried hight nutrients to the waters
Kelembagaan pengelolaan ekowisata mangrove di Pantai Bali Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara Muhtadi, Ahmad; Sitohang, Pesta Saulina
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 3: No. 1 (April, 2016)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v3i1.335

Abstract

Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan ekowisata mangrove dapat dilakukan dalam bentuk kelembagaan yang dibangun berbasis masyarakat. Kelembagaan dapat berupa  organisasi atau wadah (players of the game) dan aturan main (rules of the game) yang mengatur kelangsungan organisasi maupun kerjasama antara anggotanya untuk mencapai tujuan bersama. kajian ini diperlukan untuk membuat suatu model atau pola pengelolaan ekowisata mangrove berbasis masyarakat. Kajian ini dilakukan di ekowisata mangrove di Pantai Bali, Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara. Data yang dikumpulkan adalah kondisi sosial-ekonomi  dan kelembagaan masayarakat sekitar serta karakteristik pengunjung. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif terrhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat. Analisis kelembagan mengacu pada konsep kelembagaan dari Taryono (2009) dan Ruddle (1998). Hasil yang diperoleh adalah karakteristik usia masyarakat yang banyak memanfaatkan Pantai Bali tertinggi pada usia 20-29 tahun yaitu sebanyak 54%. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan ekowisata  mangrove, diperoleh 80%. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dilapangan diperoleh hasil karakteristik usia pengunjung yang paling banyak pada kisaran 20-29 tahun dengan latar belakangg pendidikan SLTA sebesar 65%. Saat ini terjadi dualisme pengelolaan mangrove antara masyarakat sekitar dengan PT. Obor. Perbaikan dalam struktur organisasi pengelolaan minawana menjadi langkah pertama dalam perbaikan pengelolaan. Oleh karena itu, pemerintah tentunya perlu memberikan kewewenangan terhadap Kelompok Tani Hutan sebagai organisasi resmi yang mengatur pengelolaan dilapangan. Langkah selanjutnya adalah perbaikan pengelolaan minawana adalah perbaikan dalam aturan main dalam pengelolaan. Aturan main ini terkait dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan terhadap pengelolaan minawana. Selain itu, tentunya sanksi atau imbalan apa yang diperoleh jika melanggar aturan yang ditetapkan.Community involvement in the management of mangrove ecotourism can be done in the form of community-based institutions are built. Institutions may be in an organization or container (players of the game) and rules (rules of the game), which regulates the survival of the organization as well as the cooperation between members to achieve a common goal. This study is required to make a model or pattern of mangrove community-based ecotourism management. The study was conducted in the mangrove eco-tourism in Bali Beach, District Talawi Coal County. The data collected is the socio-economic and institutional surrounding communities as well as the characteristics of the visitors. Data was analyzed using descriptive analysis terrhadap socio-economic conditions of society. Institutional analysis refers to the institutional concept of Taryono (2009) and Ruddle (1998). The results obtained are characteristic of the age of the people who are making use of the highest Bali Beach at the age of 20-29 years is 54%. Community involvement in ecotourism activities mangrove, gained 80%. Based on interviews conducted in the field result age characteristics of the visitors most in the range of 20-29 years old with a high school education background belakangg by 65%. When this happens the dualism between the surrounding community mangrove management with PT. Torch. Improvements in management organizational structure minawana be the first step in improving the management. Therefore, the government would need to give the authority to the Forest Farmers Group as an official organization governing the management field. The next step is to improve management of minawana is an improvement in the management rules. This rule is related to what can and can not do against minawana management. In addition, of course, sanctions or rewards what is gained if it violates the rules set.
Identifikasi dan sebaran ukuran Ikan Bunga Air (Clupeichthys goniognathus, Bleeker 1855) di inlet Waduk Koto Panjang Kabupaten Kampar Provinsi Riau Desrita, Desrita; Affandi, Ridwan; Kamal, Muhammad Mukhlis
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 3: No. 1 (April, 2016)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v3i1.330

Abstract

Waduk Koto Panjang dibangun dengan membendung Sungai Batang Mahat dan Sungai Kampar Kanan. Waduk ini selesai dibangun pada tahun 1996 dan terdapat di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Banyak biodiversitas jenis nekton ditemui baik di perairan mengalir yang menjadi inlet maupun waduknya sendiri. Salah satu nekton yang ditemui di Perairan Inlet Waduk Koto Panjang adalah Ikan Bunga Air. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetaui sebaran ukuran Ikan Bunga Air. Pengambilan sampel ikan dilakukan selama empat bulan yaitu dari April - Juli 2010 dengan mengambil 5 lokasi penelitian. Stasiun I Muara Takus, Stasiun II Gunung Bungsu I, Stasiun III Gunung Bungsu II, Stasiun IV Tanjung I dan Stasiun V Tanjung II. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Ikan Bunga Air kedalam Kelas Actinopterygii Ordo Clupeiformes Famili Clupeidae Genus Clupeichtyhs dan Spesies Clupeichthys goniognathus Bleeker, 1855. Sedangkan distribusi ukuran yang dominan secara keseluruhan, ikan jantan dan betina adalah 30 - 47 mm dan 30 - 48 mm.Koto Panjang reservoir built with dam of Batang Mahat and Kampar Kanan river. This reservoir finishing built at 1996 and location in Kampar regency province Riau. Many biodiversity species of necton that finded in this aquatic, in river stream and in reservoir. One of necton that finded in Inlet Koto Panjang reservoir is Sumatran River Sprat. This research aims are for identified and to know distributed size of Bunga Air fish. Take the fish sample during 4 months, from April until July 2010 with five location research, namely Muara Takus, Gunung Bungsu I, Gunung Bungsu II, Tanjung I and the Tanjung II. The result research show Bunga Air fish include Class Actinopterigii Order Clupeiformes Family Clupeidae Genus Clupeichthys and Species Clupeichthys goniognathus Bleeker, 1855. While for the size distributed that dominant for all of it, male fish and female fish are 30 - 47 mm and 30 - 48 mm.
Pengaruh penggunaan beberapa jenis filter alami terhadap pertumbuhan, sintasan dan kualitas air dalam pemeliharaan ikan mas (Cyprinus carpio) Nasir, Muhammad; Khalil, Munawar
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 3: No. 1 (April, 2016)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v3i1.336

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan beberapa jenis filter alami zeolit, arang dan sabut kelapa dalam menetralisir pH dan Amoniak untuk memperbaiki kualitas air pada wadah pemeliharaan ikan mas dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan sintasan serta mengetahui media filter mana yang terbaik untuk pertumbuhan ikan mas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November - Desember 2015 yang bertempat di Laboratorium Hatchery dan Teknologi Budidaya Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh, rancangan penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan 3 ulangan, dimana A: kontrol (tanpa filter), B: filter zeolit, C: filter arang, D: filter sabut kelapa dan E: kombinasi. Hasil penelitian menunjukkan Zeolit, Arang, Sabut kelapa dan Kombinasi dapat memperbaiki kualitas air untuk menetralisir pH dan amoniak. Pertumbuhan dan konversi pakan terbaik ditemukan pada perlakuan E (kombinasi) sedangkan untuk tingkat kelangsungan hidup terbaik ditemukan pada perlakuan D (sabut kelapa).This study aimed to determine the effectiveness of the use of several types of natural zeolite filter, charcoal and coconut fiber in neutralizing the pH and ammonia to improve the quality of water in the goldfish maintenance container and the effect on growth and survival rate and determine the best filter media for the growth of gold fish. This study was conducted on November to December 2015 at Laboratory of Aquaculture Hatchery and Technology Studies Program Aquaculture Faculty of Agriculture, University of Malikussaleh. The research design uses a completely randomized design (CRD) with 5 treatments 3 replications, that is A: control (without filter), B: zeolite filter, C: charcoal filters, D: coconut fiber filter and E: combination. The results showed zeolite, charcoal, coconut fiber and combination can improve water quality neutralize pH and ammonia. The best growth and feed conversion ratio are found in treatment E (combination) while for the best survival rate is found in treatment D (coconut fiber).
Potensi rumput laut: Kajian komponen bioaktif dan pemanfaatannya sebagai pangan fungsional Erniati, Erniati; Zakaria, Fransiska Rungkat; Prangdimurti, Endang; Adawiyah, Dede Robiatul
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 3: No. 1 (April, 2016)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v3i1.332

Abstract

Rumput laut merupakan sumber daya hayati yang sangat berlimpah di perairan Indonesia. Namun demikian pemanfaatannya untuk pengolahan produk pangan sangat terbatas, terutama untuk produk pangan fungsional. Rumput laut berpotensi dikembangkan sebagai produk pangan fungsional karena mengandung zat gizi dan komponen bioaktif yang berkhasiat untuk kesehatan. Rumput laut mengandung sejumlah komponen bioaktif seperti senyawa fenolik, pigmen alami, polisakarida sulfat, serat dan komponen bioaktif lainnya yang telah diteliti berkhasiat untuk kesehatan. Untuk dapat dikembangkan sebagai produk pangan fungsional, rumput laut yang digunakan harus bebas dari cemaran logam berat dan bahan pencemar lainnya, harus mengandung komponen bioaktif dan zat gizi yang tinggi sehingga harus ada penerapan standar penanaman dan penanganan pasca panen yang baik di tingkat petani rumput laut. Selain itu Proses pengolahan pangan yang diterapkan tidak merusak komponen bioaktif yang terkandung dalam rumput laut. Optimalisasi pengolahan rumput laut sebagai produk pangan fungsional merupakan alternative pemanfaatan potensi rumput laut Indonesia yang dapat meningkatkan nilai ekonomi rumput laut dan yang lebih penting dapat menyediaakan akses pangan sehat bagi masyarakat luas.Seaweed is a living resource that is abundantly available in Indonesian water. However, its utilization in food processing is very limited, especially as functional food products. Seaweed has the potential to be developed as functional food products because it has nutrient and bioactive components that are beneficial for health. Seaweed has a number of bioactive components such as phenolic compound, natural pigment, polysaccharide sulphate, fiber and other bioactive components that has been studied to be advantageous for health. For a seaweed to be developed into functional food product, it must be free from heavy metal and other pollutant contamination, and must contain bioactive components and high nutrients, thus, a good cultivation and postharvest handling standard have to be applied in seaweed farmer level. Moreover, the food processing applied should not damage the bioactive component within the seaweed. Optimization of seaweed processing into functional food product is an alternative for seaweed potential utilization in Indonesia, which could improve the economic value of the seaweed, and more importantly it could provide access for healthy food for community.
Pengaruh merkuri nitrat [Hg (NO3)2] dengan konsentrasi berbeda terhadap benih ikan kakap putih (Lates calcarifer Bloch): histologi insang Ezraneti, Riri
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 3: No. 1 (April, 2016)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v3i1.333

Abstract

Banyaknya industri yang berkembang dewasa menyebabkan meningkatnya kadar logam berat seperti merkuri dalam perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh [Hg (NO3)2] dengan konsentrasi yang berbeda terhadap benih ikan kakap putih (L. calcarifer): histologi insang. Dalam penelitian ini, ikan dipaparkan dengan konsentrasi 3,16 x 10-2 ppm, 9,99 x 10-2 ppm, 3,16 x 10-1 ppm dan 9,97 x 10-1 ppm. Total ikan yang digunakan untuk histologi adalah 15 ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi [Hg (NO3)2] maka kerusakan pada jaringan insang ikan juga akan meningkat dan mempercepat waktu kematian ikan. Kerusakan yang terjadi yaitu hipertropi dan hiperplasia pada sel epitel insang, fuse pada lamela sekunder dan haemorhage di insang pada konsentrasi [Hg (NO3)2] yang lebih tinggi.Many industries today lead to increased levels of heavy metals such as mercury in water. This research aims to determine the effect of different concentrations of [Hg (NO3) 2] to Asean Sea Bass (L. calcarifer): Gill Histology. In this study, this fishes was treated with 3,16 x 10-2 ppm, 9,99 x 10-2 ppm, 3,16 x 10-1 ppm, and 9,97 x 10-1 ppm. Total fishes used for histological study was 15 fishes. Results of this research showed that increasing the consentrations of the [Hg(NO3)2] will also increase the damage on the stomach structure and fasten the mortality time of the fish. Damage that occurs is hypertrophy and hyperplacia on epitel cells, fuse of secundary lamellae and haemorhage on gill that were exposed to high consentration of [Hg(NO3)2].

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Acta Aquatica, Vol. 12: No. 2 (August, 2025) Acta Aquatica, Vol. 12: No. 1 (April, 2025) Acta Aquatica, Vol. 11: No. 3 (December, 2024) Acta Aquatica, Vol. 11: No. 2 (August, 2024) Acta Aquatica, Vol. 11: No. 1 (April, 2024) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 10: No. 3 (December, 2023) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 10: No. 2 (August, 2023) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 10: No. 1 (April, 2023) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 9: No. 3 (December, 2022) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 9: No. 2 (August, 2022) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 9: No. 1 (April, 2022) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 8: No. 3 (December, 2021) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 8: No. 2 (August, 2021) Acta Aquatica: Jurnal Ilmu Perairan, Vol. 8: No. 1 (April 2021) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 7: No. 2 (October, 2020) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 7: No. 1 (April, 2020) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 6: No. 2 (October, 2019) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 6: No. 1 (April, 2019) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 5: No. 2 (October, 2018) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 5: No. 1 (April, 2018) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 4: No. 2 (October, 2017) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 4: No. 1 (April, 2017) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 3: No. 2 (October, 2016) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 3: No. 1 (April, 2016) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 2: No. 2 (October, 2015) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 2: No. 1 (April, 2015) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 1: No. 1 (October, 2014) More Issue